Happy Reading ✨
Umumnya fungsi mulut manusia untuk makan, minum, dan berbicara. Tapi jika fungsinya berubah menjadi untuk menggonggong dan asal hujat, mungkin itu bukan mulut manusia tapi mulut binatang.
—Dania R.C—
====================================
Pagi yang cerah, secerah wajah gadis cantik yang sedang berjalan mencari angkot untuk menuju ke sekolahnya. "Gue ke minimarket dulu aja deh beli es krim, males balik ke rumah lagi," gumamnya, setelah itu langsung menuju ke minimarket.
Hari ini kedua baginya berada di sekolah baru. Yap, cewek tersebut adalah Dania. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Dua puluh lima menit lagi bel masuk berbunyi.
Tetapi dirinya masih saja memikirkan es krim, karena sudah di depan komplek perumahannya dan malas balik ke rumah, akhirnya dia membeli es krim di minimarket terdekat saja.
Saat tangan nya ingin mengambil salah satu es krim, ada tangan kekar yang mendahului mengambilnya. "Eh, itu es krim gue, woi," ucapnya kepada orang tersebut.
"Eh, maaf, yaudah nih," sahut seseorang itu, dia memakai seragam putih abu-abu sambil menyerahkan es krim itu ke Dania.
"Oke, thanks yah." Dania mengambil es krim itu dan langsung berjalan menuju kasir.
Cantik, gumam seseorang tadi.
Dania berangkat menuju ke sekolah naik angkutan umum, karena katanya lagi malas menyetir motor. Di dalam angkot dia memakan es krim rasa green tea tadi, sementara telinganya memakai handset. Butuh tiga puluh menit untuk sampai ke sekolah ketika pakai angkutan umum.
🍦🍦🍦
"Buka dong elah, telat lima menit doang kok," ujar Dania sambil menggoyang-goyangkan gerbang yang sudah ditutup.
Karena hari ini hari Selasa, maka dari itu anggota Osis sedang berjaga di gerbang. Mencatat yang tidak memakai atribut lengkap, dan yang seperti Dania sekarang, telat. Ada banyak sih yang telat, sekitar lima belas orang.
Saat anggota Osis yang lain sedang sibuk mengurusi dan mencatat siswa-siswi yang telat, Dania menyeringai, bodo ah, gue mau lewat gerbang belakang aja, siapa tau ada, batinnya. Dan langsung menuju ke area belakang sekolah.
Saat Dania pergi dari gerbang depan, ada seseorang yang dari tadi mengamati gerak-gerik nya. Dan dia tau apa yang ada di pikiran Dania.
"Nahkan, ada juga gerbangnya," ujar Dania ketika sudah berada di gerbang belakang. Ia memanjat pagar dengan lincah, ketika ingin turun...
"Ngapain?" tanya seseorang dengan wajah datar. Dania menundukkan kepalanya menatap kearah orang tersebut "Lo liat gue ngapain? Nguli?" sahut Dania sinis.
Tidak tau aja yang di ajak ngomong siapa. "Turun!" perintah orang tersebut.
"Iya, ini juga gue mau turun, lo awas dong. Gue juga tau lo pasti mau bolos kan, makanya ke gerbang belakang?"
"Eh, tapi kayanya lo sekelas sama gue deh. Nama lo siapa ... Farel Stevano R." lanjutnya sambil melihat name tag orang tersebut.
Kebiasaan, kenalan lewat name tag. Tapi wajib di acungi jempol, bisa baca name tag orang dengan jarak yang lumayan jauh. Dania masih berada di atas pagar dan Farel berada di bawah.
"R? R siapa? Reyna? Reyhan? Revan? Rere? Rempong? Ribet? Au ah bodo. Pegel nih, lo awas dong. Gue mau turun nggak jadi-jadi." Nyerocos terus, padahal orang yang di ajak bicara saja menyuekinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...