52. DANIA EDAN [REVISI]

1.2K 167 13
                                    

Happy Reading ✨

Cinta itu hanya memiliki dua alasan, yaitu kenyamanan dan kepercayaan.

—Farel S.R—

====================================

"Woi, balik lo pada, mau tutup." ujar Dania.

"Lo kerja di sini?" tanya Nathan. Dania mengangguk mengiyakan. "Kenapa?" tanya Dania balik.

Farel berdiri, menarik tangan Dania keluar. Dia membawa Dania ke parkiran cafe. Dania mendongak, menatap ke arah Farel yang di balas tatapan datar olehnya. "Kenapa?"

"Lo tadi bilang mager, nggak mau keluar. Tapi ini? lo jadi penyanyi cafe."

"Apa salahnya sih, halal kok," sahut Dania santai.

"Lo butuh duit? Nyokap lo bangkrut?" tanya Farel menjengkelkan.

Dania melotot kecil, menggeplak lengan atas Farel. "Enak aja. Emang kalo gue butuh duit lo mau ngasih?"

Farel menggeleng, "Nggak."

Dania mendengus, "Gada akhlak emang."

"Kenapa lo nyanyi di sini?"

"Pengin aja, gabut sumpah. Bukan buat apa-apa sih duitnya. Paling buat ngemall sama Oliv." Bohong, lagi-lagi ucapan Dania tidak sinkron dengan hatinya.

Farel mengangguk, "Oke. Gue pulang dulu."

Dania melongo, punya pacar kok kaya gitu. Gak nawarin pulang bareng kek, atau gimana gitu. "Bareng, Rel," pintanya.

"Nggak."

"Orang pelit, mulutnya sempit," desis Dania.

Farel menghela nafas, mengisyaratkan Dania untuk naik ke motornya, dengan senang hati Dania pun menurutinya.

🍦🍦🍦

Dania sedang menonton televisi di ruang tamu, rebahan di sofa dengan kakinya naik di pinggiran sofa. "Filmnya kaya gitu terus, bosen. Apa sutradaranya orang yang sama?" monolognya.

Ting!

Terdengar notifikasi dari ponselnya. Dia mengubah posisinya menjadi duduk, meraihnya ponsel itu dan membukanya. Ternyata pesan dari Alan.

SiAlan:
Dann, ke panti nggak?

"Hari apa sih? Minggu ya?" gumamnya pada diri sendiri. Lalu jarinya jemarinya mengetik balasan kepada Alan.

Anda:
Habis duhur kayanya

SiAlan:
Sekarang nggak bisa?
Ada yang mau gue omongin sama lo

Anda:
Ok deh

Keluar dari room chat Alan, lalu menekan nomor ponsel Farel. Panggilan pertama tidak terjawab, lalu di menelponnya lagi. Dan terhubung saat dering ke tiga.

"Lama banget, baru bangun nih pasti," tebak Dania.

"Enak aja. Kenapa telpon? Kangen?" sahut Farel dari seberang sana.

"Kangen kok sama celengan ayam, nggak banget. Anter gue yuk."

"Kemana?"

"Panti, udah lama nggak ke sana," jelas Dania. Farel hanya membalas dengan gumaman, dan panggilan telepon terputus oleh Farel.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang