49. TERBONGKAR [REVISI]

1.4K 167 2
                                    

Happy Reading ✨

Lo boleh main-main sama drama, tapi tidak sama karma. Karena Tuhan memang adil, siapapun yang melakukan kesalahan, pasti dibalas dengan yang lebih dari kesalahan yang ia perbuat.

—Dania R.C—

====================================

Seperti yang sudah di bicarakan sebelumnya, Dania, Inna, dan Rizki kini tengah berada di pos satpam.

"Permisi, Pak," sapa Rizki kepada pak Didit—satpam sekolah.

"Iya kenapa, Den?"

"Pak, kita mau lihat rekaman cctv kemarin, tepatnya jam istirahat pertama," jawab Dania to the point.

"Dimana, Neng?" tanya pak Didit.

Dania menepuk dahinya, "Di belakang sekolah, Pak, sampe lupa saya, hehe."

"Sebentar ya." Pak Didit mengotak-atik laptop yang menghubungkan dengan kamera cctv sekolah. Selang beberapa menit, pak Didit memperlihatkan rekaman cctv yang mereka maksud.

"Gue juga merasa janggal dari awal sih, kenapa yang kesayat tuh tangan kiri, kaya dia sayat tangannya sendiri. Ternyata bener," komentar Inna, saat mereka sudah selesai melihat rekaman cctv tersebut.

"Ini teh, neng Dania sama neng Nadilla kan?" tanya pak Didit.

"Iya, Pak. Boleh kita minta rekamannya nggak, Pak?" kata Rizki. Pak Didit mengangguk, dan mengirim rekaman cctv itu pada ponsel Rizki.

"Terimakasih kasih, Pak. Kami permisi," pamit Inna. Mereka pun keluar dari sekolah, sekarang berada di depan gerbang sekolah.

"Terus gimana lagi nih? Gue nggak tau apa-apa. Kalian yang punya ide, otak gue udah panas banget," gerutu Dania.

"Bilang aja males mikir," cibir Rizki.

Dania terkikik, "Betul sekali tebakan Anda wahai pengikutku," ucapnya.

"Kita tanyangin di aula aja gimana? Nanti buat pengumuman dulu, biar semua murid dateng kesitu. Terus baru deh kita tampilkan tuh rekaman," ide Inna.

"Orang pinter mah beda, gue ngikut aja deh," ucap Dania pasrah. Dia males mikir berat, karena sedang lapar.

🍦🍦🍦

Keesokan harinya Dania berangkat sekolah dengan wajah yang ceria, seperti biasa. Karena kebenaran sebentar lagi terbongkar.

Setelah menaruh tasnya di bangku, dia bergegas ke ke aula. Untuk meminta izin memakai aula sebentar. Disana ternyata sudah ada Rizki dan Inna.

"Haii, guys. Sorry gue telat, huehehe," sapanya.

"Mukanya ceria banget, habis dapet lotre?" tebak Rizki asal.

"Enak aja lotre, gue tuh abis mancing berudu tau." Dania pun ikut ngasal. Inna hanya menatap mereka berdua jengah.

"Ayo, ke dalem, izin pake aula. Keburu masuk," ucap Inna. Mereka pun masuk ke dalam aula, meminta izin kepada guru yang berada disana, menceritakan apa yang ingin mereka lakukan. Dan menceritakan tentang masalah Nadilla.

Setelah mendapat izin dari guru tersebut, kini mereka bagi tugas. Dania menyiapkan layar proyektor, Inna menyiapkan laptop berserta rekaman cctv kemarin, dan Rizki bertugas untuk mengumumkan agar seluruh murid datang ke aula.

"DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH MURID ADMADJA, UNTUK SEGERA KE AULA. TERUTAMA NADILLA, LYA, DAN MITHA KELAS SEBELAS IPS EMPAT."

"SEKALI LAGI, DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH MURID ADMADJA UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI AULA, SEKIAN TERIMA KASIH."

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang