54. HUJAN [REVISI]

1.2K 164 4
                                    

Happy Reading ✨

Jatuh cinta itu menyenangkan, tergantung siapa yang memerankan.

—Dania & Farel—

====================================

Dania pun berjalan ke arah toilet. Namun di belakang ada yang memanggilnya, dan itu adalah Aldy.

"Kenapa, Dy?"

"Lo kenapa deket banget sama Aji?" tanya Aldy to the point.

"Ouh, itu. Gue nolongin dia waktu dia di jalan di keroyok preman kemarin. Jadinya ya gitu deh, dia nggak dendam sama gue lagi. Enggak tau sama yang lain," balas Dania berusaha tenang.

Padahal dalam hatinya was-was. Apa Aldy melihatnya dengan Aji tadi? Pasti iya.

"Lo ... nggak duain sahabat gue kan?" Aldy memincingkan matanya kepada Dania.

Dania melotot, "Enak aja, walaupun sahabat lo itu ngeselinnya minta ampun. Gue nggak akan duain dia lah, kan cintah." Dania pun tertawa geli karena ucapannya sendiri.

Aldy menghembuskan nafas lega, "Syukur deh."

🍦🍦🍦

Ujian sekolah kelas XII dilaksanakan hari ini. Sedangkan kelas X dan XI di liburkan, karena beberapa kelas di pakai untuk ujian.

Rizki sejak tadi sudah nangkring manis di motornya, di depan ruang sang pacar. Iya Inna.

"Maaf ya lama, Ki," ujar Inna yang baru keluar dari rumahnya.

Rizki menggeleng, "Nggak papa buat pacar mah," sahutnya dengan jail. Matanya sengaja di kedipkan sebelah.

Inna tersenyum manis, "Enggak usah di paksa, Ki, aku tau kamu nggak cinta sama aku. Ini keinginan Dann—"

Rizki menempelkan telunjuknya di bibir gadis itu. "Stts ... aku udah mulai suka sama kamu. Tinggal proses menuju cinta, kamu bantu ya?"

Inna bersipu malu, "I-ya," jawabnya gugup. Rizki gemas sendiri, akhirnya mengacak rambut Inna pelan.

"Ayo berangkat, nanti telat lagi ujian pertama," ucap Rizki. Inna pun naik ke motor Rizki, mereka beranjak ke sekolah untuk melaksanakan ujian sekolah di hari pertama.

🍦🍦🍦

"Rel, jalan-jalan yuk. Refreshing, seminggu UKK otak gue bekerja ekstra," ujar Dania hiperbola. Ya, mereka sekarang sedang telponan.

"Hmm."

"Serius ya, gue tunggu sepuluh menit lagi harus udah sampe di rumah gue. Bye." Dania mengakhiri telponnya secara sepihak, sebelum Farel menjawab.

Karena cowok itu pasti hanya menjawab dengan gumaman saja. Seperti kehabisan kata-kata saja!

Sambil menunggu Farel, Dania membuka toko online shop, yaitu mbak sopi. Cuma memilih dan memasukkannya ke dalam keranjang, belum ada uang untuk membeli.

Tin tin

"Cepet banget, kaya biasa," gumamnya, suara klakson itu pasti motor Farel.

Dania membukakan pintu rumahnya, menyuruh Farel untuk masuk. "Tunggu dulu, gue ke kamar bentar," ucap Dania, dan berlalu menaiki tangga.

Farel mendudukkan dirinya di sofa, matanya mengelilingi seluruh penjuru rumah Dania. Walau bukan kali pertama dia ke sini, tetapi masih juga kagum sama interior rumah Dania yang sederhana. Hanya ada beberapa perabotan saja

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang