51. TAK TAHU [REVISI]

1.3K 159 10
                                    

Happy Reading ✨

Mencapai sesuatu yang membuatmu bahagia, perlu usaha yang tidak kenal lelah.

—Dania R.C—

====================================

"Minggu depan kalian akan melaksanakan ulangan kenaikan kelas. Ibu harap kalian belajar bersungguh-sungguh, agar mendapatkan nilai yang memuaskan," pesan Bu Indri—wali kelas XI IPA 1.

"BAIK, BU,"

"Nanti tempat duduk kalian dengan kelas sepuluh. Jadi di kelas ini nanti cuma sepuluh anak, dan nanti sepuluh lainnya beda ruangan." jelas Bu Indri.

"Kelas sepuluh apa, Bu?" tanya Alang.

"Sepuluh IPA satu," jawab Bu Indri.

"Woaahhh, Degem di kelas itu banyak," pekik Oliv histeris. Lalu Angga berdehem, membuatnya cengengesan tidak jelas.

"Ibu akhirnya perjumpaan kita kali ini. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh," jawab semua murid. Dan bu Indri pun keluar dari kelas.

"Azka bukannya di kelas sepuluh IPA satu ya," ucap Oliv. Dania hanya mengedikan bahunya acuh, selagi bukan urusan perkejaan, dia tidak perduli.

🍦🍦🍦

"Yok, pulang," ajak Farel seraya menarik tangan Dania. Dania berfikir sejenak, lalu melepas tangan Farel. Mereka berada di parkiran.

"Lo duluan deh, Rel. Gue masih ada urusan," ucap Dania, membuat Farel berbalik dan menatapnya.

"Kemana?" tanya Farel

"Euumm ... itu g-gue mau belajar bareng sama Oliv, i-iya itu," jawab Dania terbata. Dengan mudah Farel percaya, lalu mengangguk.

"Oke." Farel menjalankan motornya meninggalkan Dania, "Dadahhhhh pacarrrr," teriak Dania ketika motor Farel sudah menjauh.

Dania pun bernafas lega. "Hufttt ...." Lalu sebuah motor datang, tepat di depannya. "Ayo, Dann," ajak orang itu.

Dania pun naik ke motor tersebut, dia adalah Aji. Hari ini Dania aja jadwal cuci darah, itu sebabnya dia tidak mau pulang dengan Farel. Dan Aji yang mengantar nya ke rumah sakit.

Meski Farel sudah menjadi pacarnya, tetapi Dania tidak cerita tentang penyakitnya, dan tidak cerita tentang dia kerja di cafe. Dia punya alasan tersendiri untuk hal itu.

Di perjalanan tak ada yang membuka suara, Dania sibuk memikirkan apa yang akan terjadi jika Farel tau penyakitnya. Apa dia bakal memutuskannya? Dania buru-buru menggeleng kepalanya.

Sedangkan Aji juga masih bergelayut dengan pikirannya, entah apa yang sedang cowok tampan itu pikirkan.

🍦🍦🍦

"Kondisi kamu semakin hari semakin baik," ucap dokter Kiranthi. "Harus rajin minum obat ya, jangan lupa konsultasi kalau ada apa-apa," lanjutnya.

Dania pun tersenyum manis, "Oke. Makasih ya, Tante Dokter. Baik dehhh," sahutnya sembari menunjukkan cengirannya.

Aji hanya geleng-geleng kepala, "Udah kan? Yok balik," katanya. Dania menoleh ke arah cowok itu, lalu mengangguk.

"Kalo gitu kami pulang dulu ya, Tante Dokter, babayy," pamit Dania. Aji menyalimi tangan sang Bunda, diikuti oleh Dania.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang