Happy Reading ✨
Jangan terlalu berharap! Karena pada dasarnya, yang bikin sakit itu tidak sepenuhnya karena kenyataan, tetapi karena harapan kita yang terlalu tinggi.
—Olivia A.J—
====================================
Bel masuk sudah berbunyi, tetapi Dania saat ini sedang berada di tangga, menuju lantai dua. "Hadehhh, sekolah lantai dua aja luas banget," ujarnya pada diri sendiri.
"Dua belas ipa satu ... euumm dua belas ipa dua ... nah, ini nih kelasnya," gumamnya sambil menunjuk ke atas tulisan nama kelas.
Dania berdiri di pintu kelas, "Permisi Kak. Kak Rizki nya ada?" ujarnya kepada murid perempuan yang berada di bangku dekat pintu.
"Ada, bentar yah," balas siswi tersebut, lalu berjalan ke arah belakang kelas. "Ki, ada yang nyariin tuh."
"Siapa?" tanya cowok yang sedang bermain game di belakang kelas.
"Nggak tau, samperin sendiri sono." Cowok itu berdiri dan berjalan ke arah pintu menghampiri Dania. Cewek kemarin, batinnya.
"Kak Rizki bukan?" tanya Dania, ketika cowok itu hanya melihatnya tanpa niat berbicara.
"Iya, kenapa?" sahut cowok itu.
"Gue disuruh PakTis ketemu lo, buat minta formulir pendaftaran ekskul basket," jelas Dania.
"Murid baru?" tanyanya lagi. "Iya ih. Cepet, udah bel masuk juga," kesal Dania.
"Bentar, gue ambil dulu." Rizki berjalan kearah tempat duduknya, mengambil selembar kertas, dan menyerahkan ke Dania. "Nih, pulang sekolah atau besok, kasih ke gue lagi," ucapnya.
Dania hanya menganggukkan kepalanya. "Kalo berangkat ekskulnya hari apa?"
"Setiap hari Selasa, sepulang sekolah sampai jam lima sore. Kalau ada acara tertentu, entah itu latihan tanding atau buat lomba, pulangnya bisa sampai jam tujuh malam," jelas Rizki.
Dania mengangguk kepalanya. "Oke, entar pulang sekolah gue anter formulirnya ke kelas lo," balasnya.
"Di depan gerbang aja gimana?" tawar Rizki.
"Oke, depan gerbang, gue duluan. Makasih," final Dania.
Setelah Dania pergi, Rizki baru teringat sesuatu. "Astogeehh, gue lupa kenalan," gumamnya sambil menepuk dahinya.
🍦🍦🍦
Saat ini Dania sedang menunggu Rizki di depan gerbang setelah pulang sekolah. Oliv sudah pulang dari lima menit yang lalu.
"Lama banget sih," cibir Dania, saat Rizki sudah ada di depannya. "Sorry, tadi ke toilet dulu," ujar Rizki sambil menggaruk kepalanya.
"Nih, formulirnya udah gue isi." Dania memberikan formulirnya kepada Rizki.
Rizki mengambil nya, "Oke, selamat bergabung di ekskul basket," ujarnya sambil tersenyum manis.
"Kita belum kenalan kan, kenalin gue Rizki Pratama Ansena, dua belas IPA dua," lanjutnya sambil menjulurkan tangan, dan disambut oleh Dania.
"Dania Rahma Calista, sebelas IPA satu," balas Dania.
"Serius kelas sebelah IPA satu?" tanya Rizki terkejut.
"Iya, emang napa sih?" heran Dania.
"Banyak murid baru yang pengin masuk ke kelas itu, tapi nggak ada yang masuk," jawab Rizki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Teen Fiction[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...