17. PAPAH [REVISI]

2K 217 9
                                    

Happy Reading ✨

Ketika berharap terlalu tinggi, kecewa sering menjadi teman.

—Dania R.C—

====================================

Saat ini Dania tengah berada di danau kecil sebelah taman komplek perumahannya. Dia duduk di batu yang ada di danau tersebut.

Mengayunkan setengah kakinya yang ada di dalam air. Matanya lurus ke depan dengan pandangan kosong. Sampai seorang pria paruh baya menghampirinya.

"Dania, kenapa sedih? Papah disini, sayang," ujar orang tersebut yang duduk di samping Dania.

Dania tersentak kaget, dan melihat ke samping. Tapi sialnya, wajah orang tersebut buram di matanya.

"Papah," lirih Dania.

"Iya, Papah disini, Nak. Kamu nggak kangen sama Papah?" tanya orang tersebut sambil merentangkan tangannya mengisyaratkan Dania agar memeluknya.

Dania pun memeluk pria tersebut, sambil menangis, bukan menangis sedih tapi menangis bahagia. Saat yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, bisa bertemu sang Papah dan memeluknya erat.

"Papah kemana aja. Dania baru ketemu sama Papah," rengeknya.

Pria itu melepaskan pelukannya. "Papah ada di sekitar kamu sayang," sahut pria itu.

"Dania nggak peduli. Yang penting Papah disini, dan nggak pergi lagi. Ayo, Pah, ketemu Mamah," ajak Dania.

"Maafin Papah, Nak. Papah nggak bisa sekarang. Papah harus menyiapkan diri untuk ketemu Mamah kamu. Papah harus minta maaf sama dia."

"Yaudah, ayo, Pah, pulang, Mamah masih ada di luar kota, tapi bentar lagi pulang kok. Mamah emang gitu, Pah, sibuk. Tapi gak papa. Sekarang Dania ada Papah."

"Papah pamit dulu, Nak. Salam buat Mamah kamu. Papah yakin, suatu saat nanti Papah bisa ketemu kamu sama Mamah kamu. Dan menebus semuanya."

"Papah mau pergi lagi?" tanya Dania sedih, pria itu mengangguk.

"Papah pergi dulu, sayang. Ingat, Papah ada di dekat kamu," sahut pria tersebut sambil tersenyum, lalu berdiri dan mencium puncak kepala Dania.

"Papah pergi, sayang," sambungnya sambil melambaikan tangan dan berjalan menjauh dari Dania.

"PAPAH! KENAPA PERGI LAGI! DANIA BARU KETEMU SAMA PAPAH!!" teriak Dania sambil menangis.

"PAPAH!!" teriak Dania lalu terbangun dari tidurnya. Dania mengelap keringat yang ada di dahinya.

Dia mimpi bertemu dengan sang ayah, di danau dekat taman. "Gue cuma mimpi? Tapi kenapa rasanya nyata banget," gumamnya.

"Gue harus ke danau. Siapa tau ada Papah." Dirinya langsung turun dari kasurnya, berjalan ke luar rumah. Tujuannya sekarang adalah danau dekat taman.

Tidak perduli sudah pukul berapa saat ini. Dania membuka gerbang rumahnya dan berlari kecil menuju danau.

Sesampainya di sana, Dania duduk di batu yang tadi ada di dalam mimpinya. "Papah ... aku pengen ketemu Papah," ujarnya sambil menunduk.

Dania menatap ke depan "Gue nggak boleh nangis. Nggak boleh cengeng. Lo kuat, Dann," ujarnya menyemangati diri sendiri.

Sedang asik-asiknya melamun, pundaknya di tepuk oleh seseorang.

🍦🍦🍦

"ABANG KENAPA COKLAT GUE YANG DI KULKAS ABIS. PASTI LO KAN YANG MAKAN," teriak seorang gadis yang marah pada abangnya.

Not Baperan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang