Happy Reading ✨
Ku rengkuh semu, yang awalnya ku kira kamu.
—Farel S.R—
====================================
Dania POV
Pulang sekolah hari ini, gue nungguin si kampret lagi Futsal. Iya siapa lagi kalau bukan bos kw gue. Tapi yang bikin gue nggak nyangka tuh, dia kaptennya. Soalnya di tangan kiri ada BAN kapten nya.
(Bener gak sih namanya, liat di google namanya kaya gitu, haha. Yang kaya gini nih 👇)
Bukan cuma Farel aja sih yang ikut Futsal, tapi sama sahabat-sahabatnya juga. Heran gue sama dia, udah jadi ketua Osis, jadi kapten Futsal juga. Nggak capek apa?
Dari tadi gue duduk di tribun tuh, telinga gue berdengung parah. Banyak anak alay yang teriak-teriak nyemangatin anggota tim Futsal. Nggak berhenti-henti teriaknya, dari jam setengah empat sore sampe ini udah mau jam lima sore. Heran gue, tenggorokannya kuat, hadehhh.
Mungkin mereka sengaja nggak pulang langsung karena mau nonton tim futsal kesayangan sekolah latihan. Apalagi liat tadi Nathan ngelap ingus, ralat ngelap keringet di dahinya pake ujung kaos. Otomatis kan perut kotaknya keliatan tuh, mana banyak minyaknya lagi, eh keringat maksudnya. Astaghfirullah, aurat akhi!! Ini nih, nambangin tribun jadi makin rame, teriak histeris sana sini. Ck, anak alay mulai beraksi yah, bund:v
Dania POV end
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.04 WIB, tim Futsal sudah selesai latihan. Farel melirik ke arah tribun. Dia melihat Dania yang duduk sambil main ponsel, kayanya sih bosan. Lalu Farel lalu menghampirinya.
Tapi malah cewek-cewek alay yang dari tadi teriak-teriak malah mengira Farel mau nyamperin mereka. Malah ada yang udah kasih air mineral. Tapi tidak di respon, kasihan.
"Nggak kasih gue minum?" tanya Farel saat sudah di depan Dania.
Dania mendongak, "Lha, emang lo nyuruh buat beli air?" Kebiasaan, ditanya malah balik nanya.
Farel berdecak kemudian berlalu membawa tasnya yang tadi di samping Dania. Gadis pun bergegas menyusulnya.
"Kampret emang lo. Udah gue tungguin juga," gerutu Dania.
"Gue nggak nyuruh lo nunggu," balas Farel acuh.
Dania mencibir, "Ishh, kan tadi Lo bilang sendiri 'pulang bareng gue, gue latihan dulu' kaya gitu. Dasar pikun, dah tuaaa."
"Gak ada kata-kata 'nungguin' kan?" tanya Farel sambil tersenyum mengejek melihat ekspresi wajah kesal Dania.
Bener juga, eh kampret nih orang ngerjain gue, batin Dania.
"Dahlah, ngomong sama titisan micin emang susah," ujar Dania frustasi.
🍦🍦🍦
"Besok gue jemput," ujar Farel ketika mereka berdua sudah sampai di depan gerbang rumah Dania.
"Mau kemana emang?"
"Suatu tempat yang sepi," jawab Farel ngasal.
"Sepi? Kuburan? Kuburan aja sekarang rame," Dania ikut ngasal. Dasar couple ngasal.
Eh couple?
Couple?
Sejak kapan, hyung?
Farel berdecak pelan, "Jam sembilan pagi," ucapnya.
Ehh, besok gue udah janji sama Pelangi, buat ke panti, batin Dania.
"Gue nggak bisa. Ada urusan," tolak Dania. Farel hanya mengangguk lalu motornya melaju meninggalkan Dania yang masih di tempatnya.
🍦🍦🍦
"Masak, masak sendiri, asek!! Makan, makan sendiri, jomblo!!" nyanyi sambil memasak memanglah epic.
"Goreng dulu kentangnya, guys. Habis itu kita masukin bumbu yang tadi sudah dihaluskan pake ulekan. Oseng-oseng sampai baunya harum," monolog seorang gadis.
"Etdah. Nggak kalah gue sama chef-chef tutor di YouTube," ujarnya lagi kepada diri sendiri.
Siapa lagi yang suka bicara sendiri selain Dania. Emang dasar anak kesepian. Gimana tidak sepi, rumah lantai dua cuma dihuni oleh dirinya saja. Mamahnya jarang dirumah. Dania juga tidak mau mengerjakan pembantu di rumah ini, karena dirinya juga bisa. Walaupun kadang penyakit magernya kumat.
Ting!
Ponselnya berbunyi, dia bergegas mengambil benda tersebut yang terletak tak jauh dari dapur.
Mamah:
Dania, Mamah udh transfer kaya biasa"Aku nggak butuh, Mah. Aku cuma butuh Mamah ada buat aku, biar aku nggak kesepian," lirihnya setelah membaca pesan Mamahnya.
🍦🍦🍦
"Kalian pernah bayangin nggak sih. Kalian udah sekolah dari TK sampe SMA, tiba-tiba kejedot pintu terus hilang ingatan," kata Nathan.
Saat ini mereka berlima sedang kumpul di rumah bekas punya Angga. Biasa gabut-gabutan gak jelas.
"Rasanya ... ahh mantabbb," jawab Putra.
"Tapi masalahnya, pintunya pintu plastik," ujar Nathan dengan watadosnya. Ini nih, orang yang mengundang hujatan.
"Ke tukang urut sana," perintah Farel
"Ngapain, gue nggak encok," sahut Nathan bingung.
"Ngurut otak lo." Yang lain tertawa karena ucapan Farel yang menistakan Nathan.
"Bro, kenapa gue selalu di tolak Ana ya?" celetuk Aldy tiba-tiba.
Chika Anastasya namanya. Gadis yang di sukai Aldy sejak kelas delapan SMP. Tapi selalu Ana tolak dengan alasan Aldy playboy.
Mana ada sih cewek yang mau sama cowok playboy. Yang ada sakit hati.
"Ana mungkin takut kali sama muka lo," yang lain terbahak lagi karena sahutan Putra.
Tapi Aldy malah kelihatan murung. "Padahal kata Mamah gue, gue ganteng kaya Spiderman," ujarnya.
"Mama lo ngomong gitu karena biar anaknya nggak stress," kata Angga dengan wajah datarnya.
"Lo emang ya. Jarang ngomong sekali ngomong ngejleb banget," kesal Aldy sambil melempar kulit kacang kepada Angga.
"Dahlah, daripada ngurusi Aldy yang nggak jelas, mending kita mabar," ajak Putra diangguki yang lain.
Bersambung...
To Be Continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Baperan [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Dania merupakan siswi pindahan dari Malang, yang kini bersekolah di SMA ATMADJA. Salah satu sekolah yang terletak di daerah ibu kota. Perempuan unik dengan sejuta pesona ini tidak mudah terbawa perasaan dengan lawan jenis, karena sebuah...