76. Wisuda

63 2 0
                                    

"Haii Freyaa"

"Omg lo beneran dateng dong"

"Aaww cantik banget lo"

"Iihh Freyaa ya itu"

"Aaaa kangeen deeh udah lama ga ketemu"

Pekikan dari teman teman Freya yang bersekolah disini mulai terdengar. Dari 3 sahabatnya sampai teman teman sekelasnya dulu saat kelas sebelas menyambut kedatangan Freya dengan baik.

Walaupun hanya bersekolah selama satu tahun di sekolah ini, Freya sudah dikenal baik oleh hampir seluruh murid di Brawijaya. Sikap ramahnya pun membuat orang orang suka terhapad Freya.

"Haiii kaliaan.. happy graduation yaa" ucap Freya ramah.

"Makasiih Freya"

"Aaa thank you"

"Kesana yuuk duduk cape disini berdiri mulu"

"Ayo ayo" Qiren mengajak Freya dan ketiga sahabatnya duduk di kursi yang sudah disediakan. Sebenernya itu kursinya tempat para wisudawan dan wisudawati namun di acuhkan oleh ketiga temannya. Biarlah nanti saat acara sudah dimulai Freya akan pindah ke kursi penonton.

"Gue kesana dulu ya bareng temen temen" pamit Freya kepada Bintang. Ya tadi mereka dateng berdua lebih tepatnya bertiga bersama ibu Bintang, namun beliau sudah bergabung dengan orang tua siswa lainnya. Bintang menjemput Freya kerumahnya pagi pagi sekali agar tidak terlambat sampai ke gedung tempat ia wisuda.

"Iyaa boleh, hati hati jaga diri ya" pesan Bintang.

"Disekolah ini, tapi oke deh gue bakal jaga diri" Freya mengacungkan jempolnya. Serasa cukup pamit pamitan Freya dan Bintang, Qiren menarik Freya untuk segera duduk.

"Sabar atuuh" keluh Freya yang dirinya ditarik pelan oleh Qiren dan kedua temannya.

"Lo duduk sini aja gapapa ga bakal ada yang nyadar guru guru juga" ucap Qai sambil duduk di samping Freya. Qiren dan Airin duduk di depan mereka agar gampang mengobrolnya.

Sebelum acaranya dimulai Qiren dan Airin membalikan kursinya sebentar menghadap ke arah Qai dan Freya.

"Manis banget ih lo outfit nya" puji Airin melihat secara keseluruhan outfit yang di pakai oleh Freya. Cewe tersebut tidak pernah gagal dalam soal berpakaian. Freya kali ini memakai atasan hitam yang tidak terlalu ketat dan kain lilit dengan motif batik yang sangat cantik menjadi bawahannya. Rambutnya ia gerai dan di curly sedikit bawahnya. Dilengkapi dengan sepatu heels satu centi saja yang membuat penampilannya makin terlihat manis.

"Coba gue yang make, pasti aneh" Qiren merendahkan dirinya.

"Enggak ih, cocok pasti kalian make kain lilit kayak gini, tar kapan kapan cobain" saran Freya.

"Eh foto yuk foto" heboh Qai tiba tiba. Namun yang lainnya tampak setuju dengan usulan Qai.

"Dimana nih dimana?"

"Di situ aja yuk bagus juga backroundnya" tunjuk Airin pada tempat yang dihiasi dengan semak semak pendek. Latarnya juga tidak aneh aneh hanya ada jendela panjang yang terbuat dari kayu.

"Nis, titip kursinya 4 yak bilang udah ada orangnya gitu" pesan Qai pasa Nisa orang yang ada disebelahnya. Nisa pun mengangguk setuju.

"Ayoo sok siapa dulu nih yang mau foto" tanya Qiren.

"Gue gue" Airin maju duluan untuk berfoto. Qiren yang menjadi fotografer kali ini. Saat Qiren di foto yang menjadi fotografer adalah Freya.

"Berempat yuk"

"Hayuu boleh"

"Minta tolong siapa ya?"

"Eh eeh Rez tolong potoin dong" pinta Qai pada orang yang kebetulan lewat di dekat mereka yaitu Reza.

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang