59. Hari Pertama

41 4 0
                                    

Typo bertebaran!!

"Freya udah siap?"

Yap, pagi pagi sekali Freya akan keluar untuk menemani Bintang ke kantor kakeknya. Ini murni kemauan Freya tanpa ada paksaan Bintang sedikit pun.

"Udaah dong, lo dimana?"
"Di depan komplek lo, bentar lagi sampe"
"Okey, gue ke bawah dulu"

Tuut.. telpon dimatikan oleh Freya, seperti biasa.

Kemudian Freya turun ke bawah dan duduk di ruang tamu agar jika Bintang sudah datang, Bintang tidak menunggu lama.

Tak lama suara motor terdengar dari arah depan. Freya mengintip dari balik jendela, dan benar itu Bintang dengan pakaian agak Formalnya.

"Mama lo ada dirumah?" Tanya Bintang saat Freya keluar pintu rumah.

"Adanya papa tuh lagi ngurusin ikan di sono" Tunjuk Freya ke taman samping rumahnya.

"Gue pamit dulu bentar, masa anaknya dibawa gak pamit ke ortunya" ucap Bintang. Idaman bukan.

"Om, permisi saya mau bawa Freya keluar ya om" izin Bintang sambil menyalimi tangan David

"Loh pagi pagi gini mau kemana?" Tanya David bingung.

"Mau nganterin Bintang ke kantor kakek om, hehe Freya yang mau nemenin" jelas Freya.

"Oh yaudah, hati hati kalian berdua. Udah sarapan belum Bintang?" Tanya David.

"Belum om, nanti sekalian jalan aja" jawab Bintang jujur.

"Yaudah hati hati, pulangnya jangan sore sore ya, kalau bisa langsung pulang sesudah dari kantor kakek" pesan David.

"Siap om"

"Bawa handsanitizer udah belum?" Tanya David mengecek perlengkapan kesehatannya.

"Udah pa"

"Make masker nya jangan dibuka buka kecuali makan, udah bawa cadangannya belum?"

"Udah pa"

"Bawa alat makan sendiri biar higenis"

"Udah pa, Freya udah bawa"

"Yasudah boleh pergi" akhirnya.

"pergi dulu ya om"
"Pergi dulu pa" Freya dan Bintang sama sama menyalimi David.

"Hehe, anak muda. Persis seperti aku sama Farah dulu" monolog David melihat kedua remaja tersebut pergi dari hadapannya setelah pamit.

••

"Lo belum sarapan kan? Makan dulu ayo" Ajak Freya dari arah belakang.

"Lo belum sarapan juga?" Tanya Bintang

"Udah, cuman kan lo belum sarapan jadi sarapan dulu ayoo, ga boleh ke kantor kakek kalo belum sarapan". Yaa Freya akan sangat ketat dalam persoalan asumsi perut.

"Iyaa, mau apa?" Bintang balik bertanya
"Ih kan lo yang mau makan, lo lah yang nentuin, gimana sih" Freya mendumel sendiri di belakang.

"Bisi lo laper lagi, kan"
"Enggak udah, sok lo yang nentuin aja"

Akhirnya Bintang memutuskan untuk berhenti di salah satu tempat Bubur yang cukup terkenal.

"Disini gpp kan?" Tanya Bintang lagi untuk meminta persetujuan Freya.

"Hah?" Freya tak paham

"Lo enggak papa kan nungguin gue makan disini?"Bintang memperjelas pertanyaannya.

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang