Sesuai dengan yang Freya katakan di rumah Bintang, mereka sholat berjama'ah di rumah Freya dengan keluarga kecilnya.
Bintang diperintahkan untuk menjadi imam sholat Maghrib hari ini di rumah Freya.
Setelah selesai sholat mama Freya menyuruh mereka berdua untuk menunggu di ruang tamu.
Tak lama kemudian datang mama dan papa Freya bergabung dengan kedua remaja tersebut. Dari yang awalnya duduk santai berubah menjadi duduk tegak lurus.
"Tadi habis dari mana Freya?" Tanya mamanya lembut.
"Ehm, dari rumah Bintang ma" jawab Freya jujur.
"Kok sampai Maghrib gini? Ngapain aja sih, mama pengen tau". Walaupun nada nya sangat lembut namun tetap saja tidak mengurangi deg-degan di kedua jantung remaja yang sedang di introgasi tersebut.
"hm, enggak ngapa-ngapain sih ma, cuman ngobrol biasa sama tadi bikin makanan" jawab Freya sejujur mungkin. Ia tidak mau berbohong kepada orang tuanya
"Nah, kan cuman ngobrol saja kenapa enggak di sini aja. Bukannya kenapa-kenapa, biar ada yang ngawasin aja, di sana kalian cuman berdua kan?" Lanjut mama Freya.
Ketegangan dalam diri Freya makin bertambah.
"Iya ma cuman berdua"
Mamanya tersenyum mendengar jawaban jujur dari putrinya.
"Tadi habis bazar kan? Terus habis itu kemana? Jalan jalan dulu?"
Freya baru ingat kalau habis bazar mereka kerumah sakit dahulu untuk Bintang berobat.
Ia melihat ke arah Bintang untuk mengkode ia akan memberitau kebenarannya saja.
"Kita tadi kerumah sakit dulu tan" jawab Bintang.
"Siapa yang sakit?" Kali ini papanya yang bertanya. Kedua orang tua Freya cukup kaget mendengarnya.
Sekali lagi Freya melihat ke arah Bintang untuk mengkode bahwa ia akan memberitaunya. Dari pada di sembunyikan.
"Hm.. itu Bintang yang mau berobat"
"Sakit apa nak?"
"Waktu bazar dia ngeluh pusing gitu, trus pas mau pulang katanya dadanya sakit. Yaudah Freya bawa ke dokter" Freya sengaja menggantungkan ceritanya.
"Trus kata dokter kenapa?"
"Anemia" jawab Freya pelan namun masih bisa terdengar oleh orang tua Freya.
"Nah, tuh tau Bintangnya lagi sakit, kenapa gak disuruh istirahat sama Freya, malah diajak main" oke, kali ini akan sampai tahap menasehati.
Freya bukannya menjawab malah menampakkan giginya.
"Trus, jangan keseringan pulang malem ya Frey, anak cewek lo enggak baik. Bintang anterin Freya pulang sebelum jam 5 sore ya. Kalo mau jalan jalan malem boleh, sampe jam 8 malem" Mama Freya mulai mengeluarkan aturan-aturannya.
"Iya tante siap" balas Bintang mantap.
"Trus juga kalian kan masih kelas 11, jangan terlalu nempel banget. Bukan nya enggak ngebolehin, cuman kalian belom muhrim. Kalo mau nempel ya.. halalin dulu" sempet sempetnya mama Freya menggoda anaknya dengan temannya.
"Bener tuh kata mama kamu. Papa juga setuju kok, tadi udah papa test pas sholat berjama'ah, udah bisa jadi imam kamu" . Fix muka Freya langsung merah seketika menahan malu didepan Bintang. Ia pun sama, merah mukanya namun masih bisa ia kontrol, tidak seperti Freya.
"Ihh mama, aku kan masih kelas 11" protes Freya juga untuk menetralkan rasa malunya.
"Loh.. enggak ada yang bilang harus sekarang kan? Hayoo kamu ngebet yaa".
KAMU SEDANG MEMBACA
J a r a k (END)
Teen FictionLebih baik follow dulu sebelum membaca okeey! [SEDANG REVISI BERJALAN] Yang aku kasih emot ☁️ berarti udah revisi okey. Bakal unpublish dalam waktu dekat, tapi bakal di publis lagi tenang aja. Tentang dua insan yang semula tidak saling mengenal, dan...