54. Kondisi yang Sama

84 3 0
                                    

Flashback

Bintang kali ini sedang meneduh di dalam borma. Suasanya lumayan sepi, karena mungkin hampir semua orang memilih berdiam diri dirumah dengan kondisi indonesia yang sedang seperti ini. Hanya beberapa orang yang keluar rumah untuk membeli keperluannya.

Bintang menutup mata sejenak untuk mengurangi kekhawatiran dan kepanikannya terhadap kondisi Freya tadi.

"Ketemu disini kita ya" suara itu mengagetkan Bintang yang sedang menutup matanya sejenak.

"Pak Damar.."
BUGH..

Belum sempat apa apa, salah satu antek antek pak Damar memukul pelipis Bintang sehingga Bintang langsung tak sadarkan diri. Dan di daerah situ, borma sudah sangat sangat sepi. Orang orang yang tadi juga meneduh bersamanya sudah pulang semua. Pak satpam yang biasanya keliling pun sedang tidak ada. Aneh sekali.

Langsung cepat cepat Pak Damar dan antek antek nya membawa Bintang ke dalam mobilnya dan membawanya ketempat jauh sana.

"Euggh.." Bintang sudah sadar. Ia melihat sekelilingnya. Pengap, banyak debu, dan tidak terurus. Ruangan ini sangat buruk.

Ia terduduk di sebuah bangku kayu yang sudah rapuh. Tangan nya diikat di belakang kursi tersebut.

"Haii ketua Strakver. Ketua Strakver ternyata miskin yaa, gimana anggotanya" George sudah berada di depannya dengan muka songongnya.

Bintang masih bisa mengontrol emosinya saat George mengatakan itu.

"Ternyata gak harus manggil orang banyak, lo dengan mudahnya ketangkep. Ga buang buang duit deh gue" masih dengan nada angkuhnya

Lalu datang satu orang lagi dari arah belakang. Dimas.

"Gimana si Freya lo itu? Udah mati belum dia kena corona?"

"ANJIING LO!!" Dengan sekuat tenaga Bintang menendang perut Dimas dengan kakinya yang tidak diikat. Dengan sekali tendangan Dimas jatuh tersungkur.

"BERANI LO!" George menjatuhkan kursi yang Bintang dengan sekuat tenaga juga.

Huh, bodoh apa bodoh dia. Sudah tau kurisnya kayu, rapuh lagi. Di jatuhkan dengan kuat ya hancur kayunya. Apalagi kayu murahan bukan kayu jati.

"Thanks" Bintang akhirnya terlepas dari ikatan di kursi itu.

"SIALAN LO ANJIING"

BUGH
BUGH
TRAAK
PRAANG

Mereka berdua beradu jotos. Dimas yang sudah mulai sadar ikut membantu George melawan Bintang. 2 lawan 1. Sebenarnya Bintang masih bisa mengatasi 2 orang di depannya ini. Namun entah kenapa ia tidak fokus sama sekali.

BUGHH..

Terakhir, George menendang dada Bintang cukup keras. Membuat sang empu nya jatuh tersungkur.

"Cuih.. mati aja lo disini anjing" setelah itu Dimas dan George pergi meninggalkan Bintang yang sudah tersungkur di tanah.

Dada nya sesak sekali ketika mendapatkan tendangan yang cukup kuat dari George. Badannya terasa remuk semua, sakit sana sini.

Kemudian ia teringat Freya. Yaps gadisnya yang sedang terkurung di ruangan untuk menyembuhkan penyakitnya itu.

"Jangan, lo jangan mati dulu Bin, lo harus bahagiain Freya dulu, lo masih pingin ketemu sama Freya, plis kuat kuat.. jangan nyerah"

Ia menguatkan diri sendiri untuk tidak pingsan saat itu juga. Lalu ia mencari hp nya, siapa tau Freya menelfonnya.

Dan benar saja, Freya menelfonnya. Langsung saja ia menekan tombol hijau tersebut, namu ia tidak arahkan kameranya ke dirinya, ia arahkan ke atap.

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang