42. Makaroni

52 3 0
                                    

"Fyuh.. gila cape juga ngebungkusin makaroni 500 biji" Freya mengelap peluhnya yang mengalir di pelipisnya.

"Lo kemaren gini sendirian banget?" Tanya Freya sambil menatap Bintang yang sedang memasukan bungkusan-bungkusan makaroninya kedalam sebuah tas besar yang nantinya akan dititipkan ke bu Berto.

"Iyalah, kan gak ada siapa siapa dirumah gua" jawab Bintang. Freya menggaguk.

"Gue mandi dulu ya, keringetan banget. Jangan balik dulu loh" pesan Freya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke Bintang.

"Iya iya, sono mandi. Gue tunggu di depan" ucap Bintang. Lalu Freya bangkit dan menuju kamarnya untuk segera mandi.

20 menit berlalu..

Freya turun dari lantai 2 sudah terlihat segar kembali dengan baju santainya.

"Mandi apa sauna lo, lama amat" komentar Bintang saat melihat Freya turun tangga.

"Harus bersih lah, makanya lama. Emang lo mandi bebek" balas Freya sembari menirukan gerakan bebek.

"Lucu banget lo kayak gitu" Bintang tertawa lepas ketika melihat gaya Freya menirukan bebek.

"Gausha ketawa" sewot Freya.

Ceklek..

Pintu rumah terbuka, menampilkan kedua orang tua Freya yang baru saja pulang kerja.

"Eh, ada nak Bintang. Dikira tadi udah pulang soalnya didepan enggak ada kendaraannya" ucap Farah, mama Freya.

"Iya tante, tadi kesini enggak pake motor" jawab Bintang sopan

"Loh terus?"

"Tadi make taksi tante, soalnya motornya lagi rusak" jawab Bintang lagi.

"Oalah.."

"Motor kamu sedang rusak, Mau saya pinjamkan motor?" Tawar David, papa Freya.

"Eh, enggak usah om paling nanti aku benerin bentar udah selesai kok" Bintang menolak dengan halus. Ia tidak mau terus terusan merepotkan keluarga Freya.

"Mana ada, motor lo ancur lebur gituu. Emang bisa benerin nya?" Freya mengangkat suara. Bintang hanya meringis mendengar pengakuan dari Freya tentang motornya.

"Nah kata Freya aja hancur. Mau tidak saya pinjamkan motor? Bagus kok, motor saya awal nikah itu" David menghampiri Bintang dan Freya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Mm.. boleh deh om" akhirnya Bintang menerima tawarannya. Sejujurnya ia sangat membutuhkan motor untuk ia pergi pergi.

Bintang dibawa David ke garasi rumahnya untuk melihat motornya. Sedangkan Farah duduk disambing Freya.

"Udah selesai tadi masaknya?" Tanya Farah

"Udah dong ma. Tadi kita buat 500 bungkus buat besok dititipin ke kantin" cerita Freya tentang makaroni tersebut.

"Wah banyak banget, satu bungkusnya harganya berapa emang?"

"6 ribu ma. Tapi isinya banyak kok. Nih segini.. banyak kan" Freya menunjukan salah satu bungkus makaroni yang tadi udah mereka buat.

"Termasuk murah untuk porsi segini" komentar Farah.

"Iya kan. Biar temen temen disekolah enggak protes kemahalan" balas Freya.

"Bagus, mama suka kamu belajar berjualan kayak gini, jadi kamu mengerti bagaimana cara mencari uang. Kayaknya Bintang bawa pengaruh positif ya ke kamu" goda Farah.

"Ih mama maah.. mama mau nyoba gak?" Freya mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan makaroni buatannya dan Bintang kepada mamanya

"Boleh deh, mama beli satu"

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang