"Ada menu apa aja disini?" tanya Freya setelah mereka sampai di kantin.
"Banyaak, ada siomay, batagor, nasi goreng, mie, ayam, ikan, ih semua ada kayaknya," Qai tidak bisa menyebutkan semua menu yang ada di sana karena memang sangat banyak.
"Lumayan rame nih, cari tempat duduk dulu aja gimana?" Usul Qiren. Semuanya mengangguk setuju. Mereka menemukan tempat duduk yang muat untuk 8 orang, namun hanya diisi oleh empat orang saja. Setelah duduk dengan nyaman, mereka baru memilih makanan apa yang ingin dipesan.
"Aku sama Freya pesenin nih, sekalian biar Freya liat-liat juga," Airin menawarkan diri.
"Kalian berdua mau pesen apa?"
"Aku batagor sama es teh."
"Aku siomay sama es teh juga."
"Okey, kalem yaa, rame banget ini. Jagain loh tempat duduknya." Qiren dan Qai mengangkat jempolnya. Sedangkan Airin dan Freya sudah berlalu, memasuki kerumunan murid yang sedang kelaparan juga.
Lumayan lama, sekitar tujuh menit Freya dan Airin kembali dengan membawa empat makanan dan empat minuman.
"Ini punya Qai, yang ini punya Qiren."
"Makasih banyak Freya sama Airin." Mereka berdua mengangguk bersamaan. Kemudian empat sekawan itu memakan makanannya sembari mengobrol. Freya sudah tidak merasakan kecanggungan dengan mereka saat ini. Karena memang mereka bertiga sangat welcome dengan Freya, dan Freya juga mudah bergaul orangnya.
"Bintang ga ada tandingannya sih"
"Keenan oh my god, makin cetar aja sih gile"
"Raden ya ampuun tambah ganteng aja
"Daniel gakuat pliss manis banget, kopi aja kalah"
Kantin seketika ribut sekali. Keadaan menjadi tambah panas karena banyaknya polusi suara yang keluar. Hampir seisi kantin melihat ke arah satu titik yang sama.
Karena Freya ingin tau apa yang sedang terjadi, ia ikut melihat ke satu titik tersebut dimana terdapat enam orang yang sedang berjalan memasuki kantin. Sebenarnya hanya berjalan biasa saja, bukan catwalk atau semacamnya, tetapi mengapa bisa seheboh ini. Freya melihat ke arah teman-temannya, dan ternyata mereka biasa aja.
Melihat kebingungan di wajah Freya, Airin berinisiatif untuk memberitaunya.
"Biasalah, anak-anak cowok famous, kalo lewat di mana aja pasti selalu pada ribut."
"Heran emang ih, kayak enggak pernah liat orang ganteng aja," cibir Qai
"Padahal mah tiap hari juga liat, sampe bosen gue," sambung Qiren.
"Itu anak kelas bukan deh?" tanya Freya yang merasa familiar dengan salah satu dari mereka berenam. Lebih tepatnya cowok yang berjalan di paling depan.
"Iya, mereka sekelas sama kita, yang duduknya di pojok kiri belakang. Lo perhatiin aja kalo ada yang ribut, pasti mereka." Qai menunjuk-nunjuk enam orang tadi dengan garpu siomaynya.
"Yang make dasi di leher tuh, itu pacarnya Airin," beritahu Qai pada Airin.
"Wiihh, udah punya pacar ternyata Airin"
"Gausah ngomongin gue yaa," Airin jelas mendengar karena mereka berbicara terang-terangan di depan Airin.
Cowok famous yang beranggotakan enam orang tersebut sangatlah dikenal oleh satu sekolah ini, dari mulai adik kelas, kakak kelas, hingga guru pun tau wajah-wajahnya.
Yang pertama ada Bintang Mahawira, sering dipanggil bos oleh teman-teman yang lainnya padahal mereka tidak pernah melakukan pemilihan ketua. Namun, mungkin karena kebijaksanaannya, ketegasannya, dan ilmu bela dirinya yang sudah level tinggi, teman-teman yang lainnya menganggap dia sebagai bos. Rahang tegas dan otot yang terbentuk di lengan dan kakinya membuat Bintang dipuja-puja oleh banyak murid cewek. Meskipun begitu, kabarnya ia belum pernah menjalin hubungan spesial dengan siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
J a r a k (END)
Genç KurguLebih baik follow dulu sebelum membaca okeey! [SEDANG REVISI BERJALAN] Yang aku kasih emot ☁️ berarti udah revisi okey. Bakal unpublish dalam waktu dekat, tapi bakal di publis lagi tenang aja. Tentang dua insan yang semula tidak saling mengenal, dan...