"Anak anda positif corona" ucap dokter yang menangani Freya saat ini.
"S-serius dok?" Tanya Farah tak percaya. Ia sedih sekali mendengarnya. Mengapa anaknya bisa terjangkit penyakit yang belum banyak menyebar di indonesia.
"Iya bu, pak. Oleh karena itu kami harap pasien segera di isolasi agar tidak terjadi penyebaran lebih luas. Oh iya dan mohon untuk orang orang yang dari kemarin bersentuhan dengan pasien harap segera melakukan swab test termasuk bapak ibu" jels dokter tersebut panjang lebar.
"Oke dok. Mulai hari ini diisolasinya dok?"
"Iya betul sekali pak, nanti saya dan rekan saya akan menyuruh anak anda pulang dahulu dan membereskan keperluannya selama isolasi berlangsung, lalu langsung kami bawa ke tempat isolasi" jelas dokter tersebut.
"Oke dok terimakasih"
"Iya sama sama. Oh iya satu lagi, mohon untuk bapak ibu diharapkan tidak berdekatan dahulu dengan pasien agar mencegah terjadinya penyebaran virus lebih luas"
"Kira kira berapa lama ya dok di isolasinya?" Tanya Farah.
"Insya allah jika imun tubuh pasien bagus tidak sampai 2 bulan sembuh, maka dari itu diharapkan pasien menjaga pola makannya dengan sangat teratur"
"Bagaimana dengan sekolahnya dok? Dia lagi ujian sekarang"
"Kalo untuk sekolahnya, kami akan membuatkan surat keterangan untuk dikirimkan ke sekolahan pasien lalu pasien bisa mengikuti belajar mengajar atau ujian via online dengan gurunya" jelas dokternya lengkap.
"Oke dok, terimakasih sekali lagi"
"Baik, sama sama. Mari, kami akan membawa pasien menuju rumahnya dan mengambil barang-barangnya"
"Oke dok"
Dokternya menuju ruang lain untuk memanggil rekan rekannya yang lain. Sedangkan kedua orang tua Freya menuju ruangan Freya namun tidak mendekat kepada Freya.
"Ma, aku sakit apa emg jadinya?" Tanya Freya polos.
"Kamu kena virus corona nak" jawab mamanya tak rela.
"Hah? Penyakit yang dari china itu ma? Yang katanya penyakit zombie? Aku jadi zombie dong ma?" Cerocos Freya panjang.
Pliss ini lagi mode sedih tapi denger ocehan Freya, mamanya jadi pingin ketawa.
"Bukan nak, bukan penyakit zombie. Kamu kebanyakan denger berita hoax ah" koreksi mamanya.
"Jadi aku gimana ma? Boleh pulang kan?" Tanya Freya lagi.
"Kamu bakal di isolasi di gedung sebelah sana nak, kamu pulang buat ambil barang-barang kamu untuk di isolasi. Ambil barang-barang yang perlu aja ya Freya" jelas mamanya.
"Hah? Di isolasi? Aku sendiri gitu di satu ruangan? Takuut ma" rengek Freya. Duh Farah dan David semakin tidak tega meninggalkan anaknya sendiri. Namun ini demi kesembuhan Freya juga.
"Enggak serem nak, kalo takut kamu boleh telpon mama sama papa kapan aja ya, atau telpon temen temen kamu"
"Oh iya, kemarin kamu pergi sama siapa aja? Trus ada nyentuh orang gak?" Tanya David.
"Aku kemarin pergi sama Airin doang, trus di sana aku cuman ngobrol sama Bintang trus udah, sama yang lainnya enggak ngomong samsek" jawab Freya jujur.
"Nanti Airin pulang sekolah mama suruh dateng kerumah ya biar di swab test, biar ketauan dia kena atau enggak" jelas Farah.
"Trus Bintang?"
"Nanti mama sama papa omongin lagi sama dokternya oke. Kamu pikirin diri kamu dulu ya Freya" ucap Farah lembut.
"Baik, pasien akan segera dipulangkan dahulu kerumahnya" ucap salah satu tim medis yang muncul di ambang pintu menggunakan APD.
KAMU SEDANG MEMBACA
J a r a k (END)
Teen FictionLebih baik follow dulu sebelum membaca okeey! [SEDANG REVISI BERJALAN] Yang aku kasih emot ☁️ berarti udah revisi okey. Bakal unpublish dalam waktu dekat, tapi bakal di publis lagi tenang aja. Tentang dua insan yang semula tidak saling mengenal, dan...