37. Tante Vivi

60 3 0
                                    

Tok tok tok

Suara pintu rumah Freya sangat nyaring sekali.
Bintang dan Freya yang sedang menonton tv dengan posisi pw (posisi wenak) pun terganggu.

"Gue aja, lo lanjut nonton" Bintang mencegah Freya yang hendak berdiri. Freya menagguk membiarkan Bintang membuka pintu rumahnya.

"Weis lama amat bro, lagi ngapain niih" Emil datang datang langsung suudzon aja.

"Masih pagi lo udah suudzon bae dah" sewot Bintang.

"Masuk" Bintang membuka lebar pintu rumah Freya.

"Haii.. yaampun Frey.. gue khawatir banget kemaren" Airin, Qai, dan Qiren segera mengerbu Freya yang sedang asik menonton tv.

"Uu makasiih.. gue kemaren lagi uji nyali aja sih" jawab Freya asal. Langsung dapet toyoran gratis oleh Qai di jidat mulusnya.

"Ngaco! Uji nyali apa simulasi cabut nyawa" ini lagi Qai ngomongnya tambah ngawur.

"Ish ngomongnya di jaga napa woi" Qiren geram dengan Qai. Ia melempar wajah gadis tersebut dengan bantal sofa di dekatnya.

"Astaga, untuk empuk" Qai  langsung melempar balik bantalnya ke Qiren. Sebelum Qiren membalasnya, Airin sudah lebih dulu mengambil bantalnya dan membuangnya jauh jauh.

"Astaga itu bantal sofa, buka bantal lantai" Freya melihat bantal yang seharusnya ada di sofa malah tergeletak mengenaskan di lantai.

"Gapapa sekali-kali ada bantal lantai" Airin membalasnya.

"Ke kamar lo yuk Frey, kepo gue" Qai sudah celingak-celinguk dari tadi.

"Oke deh" Freya lalu bangkit dari duduknya diikuti oleh ketiga temannya.

"Mau kemana Frey?" Tanya Bintang melihat Freya hendak pergi.

"Ke kamar" jawabnya singkat. Lalu melanjutkan jalannya.

Sebelum ia naik tangga menunu lantai dua, ia teringat sesuatu kemudian membalikan badannya.

"Woi kalo mau pada main PS ada di sono, jangan lupa di beresin lagi" Freya teriak agar cowo cowo mendengar suaranya sambil menunjuk ke arah ruang bermainnya.

"Yuhuu, asik main PS"

"Minjem ya Frey"

"Hayu lah by one"

Semua anggota Strakver rusuh menuju ruang barmain. Lalu Freya melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang ternyata sudah duluan disinggahi oleh ketiga temannya.

"Asli kamar lo enak banget" Qiren mengelus-ngelus kasur Freya.

"Adem lagi, lo gak kedinginan apa pagi pagi"

"Dingin lah gila, Bandung woi. Beda banget sama Jakarta" Freya memberi komentar.

Lalu mereka berempat bercengkrama, saling membagi kisah satu sama lain.

"Frey lo harus tau sesuatu" Qai merubah suasana jadi agak sedikit serius.

"Apa tuh?" Freya penasaran.

"Jadi tuh kemaren ya.." Qai memulai ceritanya.

"Trus gue liat si Bintang lagi di mushollanya kan, ya gue yaudah gitu, gue sambil ngaca benerin rambut sama cuci muka. Trus dia doa, doanya tuh enggak dalem hati gitu loh, gak tau ya dia sadar apa enggak, dia nyebutin doa doanya. Kan gue kepo ya.. gue lama lamain tuh ngacanya. Dan lo tau gak dia doa apa" Qai menggantungkan ceritanya.

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang