Bintang masih dalam keadaan menangis dalam diam. Membiarkan air matanya jatuh terus menerus ke pipinya. Membayangkan setiap moment yang sudah mereka lewati bersama.
Benar benar semuanya melekat dalam otak Bintang. Semua tentang Freya, seemuaanya dari senyumnya, ketawanya, suaranya, cantiknya, pipinya yang gembul minta di cium, matanya yang indah banget, wanginya, aah semuanya deh pokoknya.
Apalagi tangisan yang kemarin, membuat hati Bintang sakit setiap membayangkannya.
Dalam bayangannya pun ia bisa melihat sosok Freya yang tersenyum manis kepadanya. Tiada bosan membayangkan wajahnya yang begitu sempurna menurutnya.
Bruuukk..
"HUAAAAA BINTAANG"
Kaget. Itu lah yang pertama kali Bintang rasakan. Dua detik kemudian barulah ia sadar bahwa yang memeluknya tiba tiba adalah Freya. Dari wangi tubuhnya saja sudah jelas sekali.
Bintang membalas pelukannya tak kalah erat. Ia tidak ingin berpisah dengan gadisnya ini. Namun seakan semesta tidak mengizinkan mereka tetap bersatu untuk saat ini, mungkin nanti.
"Jangan kayak tadi lagi ya.. hiks.. gue sedih banget ngeliat lo kacau gini.. hiks.." ucap Freya sesegukan, masih dalam pelukan Bintang.
"Gue gak sanggup Frey, gue takut kehilangan lo, gue ga mau kehilangan lo Frey, gue sayang banget sama lo" ucap Bintang lirih, masih dengan sisa sisa tangisannya tadi.
Tangis Freya semakin kejer mendengarnya. Jujur sejujur jujurnya di juga takut kehilangan Bintang, tidak mau kehilangan Bintang, dan Freya juga sayang sekali sama Bintang.
Pelukan mereka semakin erat. Bahkan sekarang dalam kondisi Bintang memangku Freya agar bisa lebih leluasa memeluknya, untuk malam terakhir mereka bertemu ini, sebelum Freya pergi ke Kalimantan.
8 orang lainnya melihat dari dalam rumah dan tidak ada yang mau mengganggu kedua insan tersebut. Mereka memberi dua insan tersebut ruang untuk berbincang-bincang berdua saja.
"Kalian kok bisa ikut juga? Perasaan tadi gue ngirimnya ke Freya doang?" Tanya Daniel heran.
"Lagi barengan loh tadi"
"Iya trus pas liat video itu Freya langsung minta anterin kesini"
"Yaudahlah kita juga ikutan,"Jelas ketiga cewe tersebut satu persatu.
Yang cowo hanya mengangguk saja.
"Udah gausah diliatin, biarin mereke berdua, kasian," ujar Raden pengertian. Lalu mereka semua duduk kembali ke tempat asal tadi.
Oke, back to Bintang and Freya.
Mereka masih dalam keadaan memeluk satu sama lain dan menangis berbarengan. Namun Freya lah yang paling kejer, Bintang hanya menintikan air mata sedikit sedikit.
"Udah Frey, lo udah nangis seharian ini" ucap Bintang lembut. Ia menarik kepala Freya dan dibawa kehadapannya.
"Udah yaa, mata lo udah sembab banget, nanti sakit matanya" Bintang menghapus air mata di pipi Freya yang masih terus mengalir.
"Lo tau dari mana kalo gue disini" tanya Bintang memulai pembicaraan agar tidak menangis terus.
Freya menunjukan chatannya dengan Daniel.
"Dasar Daniel" Bintang terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
J a r a k (END)
Teen FictionLebih baik follow dulu sebelum membaca okeey! [SEDANG REVISI BERJALAN] Yang aku kasih emot ☁️ berarti udah revisi okey. Bakal unpublish dalam waktu dekat, tapi bakal di publis lagi tenang aja. Tentang dua insan yang semula tidak saling mengenal, dan...