8. Dimas ☁️

183 6 0
                                    

"Pelajaran apa sekarang?" Tanya Qai kepada ketiga temannya.

"Fisika kayaknya, tadi gue liat Bu Sindy lagi jalan ke kelas kita," jawab Airin yang habis dari luar kelas untuk membuang sampah.

"Ah, Fisika lagi, enggak pernah paham gue," keluh Qai.

"Ih, sama banget. Gue juga enggak pernah paham."

"Gue jugaa."

"Apalagi gue lah, bahas apa gue juga enggak tau." Diantara mereka berempat memang tidak ada yang bisa dalam pelajaran Fisika. Jadi, kalau ulangan, satu dibawah KKM, semua dibawah KKM.

"Assalamualaikum anak-anak. Persiapkan dahulu alat tulis serta buku catatannya. Kita akan latihan soal untuk ulangan minggu depan," perintah Bu Sindy ketika masuk kelas XI-1.

"Apaan deh, kok udah ulangan lagi?" protes Qiren pelan.

"Enggak tau gue juga, capek gue sama Fisika," pasrah Freya.

Pembelajaran Fisika dilakukan 60 menit lamanya atau setara dengan dua jam pelajaran.

"Ibu kasih latihan soal juga. Dikerjakan, dan dikumpulkan sebelum ulangan berlangsung. Jadi, yang tidak mengumpulkan tidak boleh mengikuti ulangan. Mengerti?"

"Mengertii Ibuu," jawab seisi kelas dengan serempak.

"Yasudah, pelajaran Fisika pada hari ini ibu cukupkan sampai disini saja." Setelah membaca doa selesai belajar dan mengucapkan salam, Bu Sindy meninggalkan kelas XI-1.

Anak-anak kelas bernafas lega, akhirnya terlepas juga dari pelajaran Fisika yang tidak dimengerti ini.

Bel istirahat berbunyi. Pintu kelas terbuka berbarengan dan mengeluarkan anak-anak yang ingin menuju kantin untuk mengisi perut yang sudah kosong melompong minta diisi.

"Cari tempat duduk dulu, mumpung masih sepi," usul Airin. Mereka memilih tempat duduk dirasa nyaman.

"Pada mau pesen apa?" Tanya Freya.

"Gue mau pesen nasgor, laper banget belum sarapan tadi," tukas Qai cepat.

"Sok kalian duluan aja, gue belum tau mau pesen apa. Gue jagain dulu mejanya," ujar Airin mempersilahkan teman-temannya untuk memesan duluan.

"Okey, kita pesen dulu ya Ai," pamit ketiga orang tersebut. Airin mengangguk mengiyakan.

Qai berjalan ke stand yang menjual nasi goreng, Freya berjalan ke stand yang menjual jus, sedangkan Qiren berjalan ke stand yang menjual cimol.

Ketika mereka bertiga sudah selesau dan berjalan beriringan menuju meja mereka tadi, ternyata sudah ada sekumpulan cowok famous yang bergabung.

"Hey!" Sapa Freya kepada Bintang yang duduk di sebelah kursinya.

"Hai, beli apa lo?" tanya Bintang basa-basi.

"Jus alpukat doang. Lo enggak pesen apa-apa?" tanya Freya balik.

"Enggak, lagi enggak laper." Freya mengangguk-angguk mendengar jawaban Bintang.

Ia kembali asik dengan jus alpukatnya, juga sesekali menanggapi obrolan receh teman-temannya.

Melihat Airin yang beranjak dari duduknya, Freya bertanya cepat kepada temannya itu.

"Mau pesen, Ai?"

"Iya, kenapa? Mau ikut?"

"Iyaa, yuk! Gue mau beli sesuatu lagi," Freya beranjak dari duduknya, kemudian mengikuti Airin.

Tidak lama, mereka berdua kembali dengan membawa tentengan di tangannya.

"Nih!"

"Eh apaan nih?" Bintang kaget melihat sebungkus nasi goreng yang tiba-tiba ada di depannya.

J a r a k (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang