Hari ini kelas 11-B ada mata pelajaran biologi, dan mengharuskan mereka pergi ke laboratorium biologi. Mereka akan meneliti beberapa bahan di sana. Beberapa dari mereka ada yang serius, ada juga yang bermain-main, seperti Jeongin yang malah asyik bermain stetoskop dengan Ryujin. Ada juga Minju yang memainkan lup bersama Somi.
Sementara itu, Chaeryeong sedang asyik mengamati sel melalui mikroskop. Sepertinya di antara semua siswa, hanya dia yang paling serius. Setelah puas bermain dengan sel, Chaeryeong mengeluarkan alat pendeteksi sidik jari yang baru kemarin dibelinya. Saat Chaeryeong ingin mencobanya, Bu Victoria memberitahukan kalau jam pelajaran sudah habis dan mereka harus kembali ke kelas.
Di luar laboratorium, seorang anak laki-laki ternyata dari tadi mengamati para siswa 11-B, khususnya Chaeryeong dan Minju yang mendapat perhatian lebih darinya. Ketika para siswa itu akan kembali ke kelas, anak laki-laki itu juga pergi dari sana.
**
"Hari ini kita harus motret bangunan baru sekolah yang belum selesai dibangun itu", ucap Eunsoo kepada Yujin
Yujin memeriksa sebentar kameranya. "Habis itu kita langsung setor ke Kak Minju?"
"Nggak, katanya ke Kak Ryujin aja nyetornya. Nanti biar dikumpulin sama Kak Ryu sekalian punya dia"
"Oh okey..."
Kedua anak itu lalu berjalan menuju bangunan baru sekolah yang hampir 90% selesai.
Yujin memeriksa lagi kameranya sebelum mulai memotret. "Katanya dulu ada yang bunuh diri lho di bangunan lama ini"
Eunsoo ikutan memotret. "Oh ya?"
"Iya. Katanya dia stres gara-gara gagal dapetin beasiswa. Nilainya kurang dari standar, makanya gagal. Dan tau gak?"
"Enggak..."
"Ck kau ini... Kukasih tau ya? Ternyata nilainya dimanipulasi!!! Harusnya nilainya lebih dari standar, dan dia dapet beasiswa. Hal itu baru diketahui setelah kejadian itu udah berlalu. Telat? Ya telat lah!!! Katanya sih, kepsek waktu itu emang agak gak beres, makanya diganti Pak Jinyoung"
Oke, katakanlah Yujin biang gosip.
Eunsoo mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku tau sih soal kasus pembunuhan yang sebelumnya terjadi. Tapi aku nggak tau soal latar belakangnya sampe segitunya. Kok kamu bisa tau sih?"
Yujin menepuk dadanya bangga. "Ahn Yujin gitu lho. Sumber informasiku banyak. Salah 1 nya Kak Ryujin itu. Eh tapi kamu kan bisa 'liat' masa lalu gitu. Kamu nggak ngeliatin emang?"
"Bisa, aku bisa. Tapi akunya yang males, Jin. Aku cuma 'liat' sampe Kak Lee Chaeyoung rencanain pembunuhan aja. Nggak sampe ke alasan dendamnya. Jiheon tuh yang pernah nyoba 'liat'"
"Kalian hebat ya bisa gituan"
"Ah, nggak juga. Kami harus tetap siaga. Karena bahaya juga bisa datang mengancam"
"Tapi kalian bisa jagain diri sendiri kan? Kayak, apasih? Pelindung? Kamu juga yang jagain aku kan?"
"Ada hal yang nggak kamu tau, Jin"
"Eh? Apaan tuh?"
"Nanti aja aku ceritain. Yang pasti, kamu harus tau kalo kemampuanku dan Jiheon nggak seenak yang kamu bayangkan. Btw, potretannya udah selesai kan? Ngantin yuk? Haus nih"
"Yuk. Aku juga haus. Traktirin aku es teh di Mbak Sana ya?"
"Iya iya..."
Eunsoo lalu mendorong Yujin pergi. Ada alasan lain Eunsoo mengajak Yujin segera pergi. Sekilas tadi dia melihat sesosok bayangan di balik tembok bangunan baru itu. Karena Eunsoo sedang memakai kacamata, dia tidak tahu siapa sosok itu. Ketika Eunsoo melepas kacamatanya, sosok itu sudah pergi.
**
"Nanti sore kita jadi ke rumah Somi kan?", tanya Minju
Chaeryeong mengangguk. "Jangan lupa bawa recorder nya. Kita harus wawancarain Kakaknya Somi"
"Always kubawa itu. Sekarang aja kubawa nih. Nanti jadi jemput kan?"
"Iya dong. Mumpung Kak Chaeyeon mau minjemin motornya nanti"
"Syukur deh. Sampai jumpa nanti sore, Chaer"
"Yoi"
Sorenya, Chaeryeong jadi menjemput Minju, menggunakan motor Scoopy kesayangan Chaeyeon.
"Semua siap?", tanya Chaeryeong
"Udah siap semua. Tinggal berangkat. Eh bensinnya gimana?", jawab Minju
"Aman kok. Udah kuisi tadi"
"Oh syukur deh. Kan nggak lucu nanti di tengah jalan kehabisan bensin. Nanti orang-orang bisa ngetawain kita. Cecan kok kehabisan bensin. Belum lagi kalo nanti kita harus dorong motornya"
"Hahaha... Tenang aja. Aman semua. Yuk berangkat"
Kedua anak gadis itu lalu berangkat ke rumah Somi. Awalnya lancar, sampai tiba-tiba Chaeryeong merasa motornya ada yang tidak beres. Dia lalu menghentikan motornya di tepi jalan.
"Ada apa, Chaer?", tanya Minju
"Gatau nih. Kayaknya ada yang gak beres. Coba aku lihat dulu", jawab Chaeryeong
Chaeryeong lalu memeriksa motornya. Minju pun ikut membantu. Sampai akhirnya Minju menemukan sebuah paku menancap di ban depan motor Chaeryeong.
"Ada paku, Chaer", ucap Minju sambil menunjukkan paku yang berhasil dia cabut.
Chaeryeong menghela nafas. "Bocor nih jadinya. Hmm setau aku, nggak jauh dari sini ada tukang tambal ban deh. Kita dorong ke sana ya?"
Minju mengangkat kedua bahunya. "Okey, kita tetap jadi harus mendorong motor. Bukan gara-gara kehabisan bensin, tapi ban bocor!!!"
Chaeryeong tertawa kecil. "Udah ah jangan ngeluh. Kamu tetap cantik walau harus dorong motor"
Untungnya tukang tambal ban tidak terlalu jauh dari sana. Dan tak butuh waktu lama untuk menambal ban motor Chaeryeong. Setelahnya, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke rumah Somi dengan selamat.
Seorang anak laki-laki yang cukup tinggi dan bersembunyi di balik pohon, mengepalkan tangannya kesal.
"Harusnya mereka bisa nabrak pohon tadi. Kenapa bisa selamat sih?", gumam anak itu.
#####
Kira-kira begitu model kacamata Eunsoo pemberian Jiheon ~
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY One: New Case
FanfictionICY One mengira tidak akan ada lagi kasus setelah Lee Chaeyoung dkk tertangkap. Tapi ternyata mereka salah. SMA Asiansoul seolah tidak mengizinkan mereka beristirahat dengan tenang. Kasus baru terjadi, seiring datangnya para murid baru di tahun ajar...