25

181 47 8
                                    

Author bertanya: Jadi, author berencana mau bikin sequel book ini. Tapi angkatan 00L udah lulus. Trus anak-anak baru (sisa 03L, 04L, 05L) masuk. Wdyt?






"Sumpah Kak, bukan aku pelakunya!!!"

Eunsang berlutut di hadapan Jisung. Di sebelahnya, ada Eunsoo dan Yujin yang juga berdiri mematung seperti Jisung. Sementara siswa lain mengerubungi mereka. Sebagian mengurus Chaeryeong dan menelepon ambulans.

"Tapi kamu yang ada di tempat ini, Sang... Kamu juga yang pegang tongkatnya...", desis Jisung

"Kak, aku baru datang beberapa saat sebelum kalian datang!!!"

"Bohong itu bohong!!!", teriak Felix yang baru datang

Eunsang kembali berlutut, kali ini sambil memeluk kaki Jisung. "Kak, sumpah aku nggak bohong..."

"Alah, bohong... Dia adiknya pembunuh, gampang kali ah ngelukain orang"

Seperti biasa, Chaewon mencubit lengan Felix. "Cukup, Lix. Jangan ngomporin lagi!!!"

Ambulans datang, bersamaan dengan mobil polisi. Petugas medis segera menggotong tubuh Chaeryeong untuk dibawa ke rumah sakit, sementara 2 orang petugas kepolisian segera mengeluarkan borgol dan menangkap Eunsang.

Eunsang meronta-ronta. "Pak, tolong lepaskan saya. Saya nggak salah"

Salah 1 petugas dengan nametag Do Kyungsoo, berkata, "Kamu bisa jelaskan nanti di kantor polisi. Sekarang, tolong ikut kami untuk kami mintai keterangan"

Eunsang menoleh ke arah Eunsoo. "Soo, kamu bisa liat aku nggak salah kan? Tolongin aku, Soo..."

Eunsoo terdiam. Dia menoleh ke arah Jiheon yang berjarak beberapa langkah di belakangnya. Mereka sama-sama masih terlalu terkejut, dan belum bisa berpikir jernih. Saat ini mereka hanya bisa menatap kepergian Eunsang yang digelandang polisi. Tapi mereka sama-sama percaya Eunsang tidak bersalah. Nanti, ketika pikiran sudah jernih, mereka akan mencoba membantu Eunsang.

**

"Chaey, Chaey, sabar, Chaey..."

Lia mencoba menghentikan Chaeyeon yang terlihat emosi. Lia bisa merasakan hawa sekitarnya menjadi panas, seolah-olah ada api yang keluar dari tubuh Chaeyeon.

Chaeyeon menggeram marah. "Lepasin, Li!!! Aku mau hajar orang yang nyakitin adikku!!!"

"Emang kamu tau siapa yang nyakitin Chaeryeong?", tanya Soobin yang baru kembali dari ruang guru

Chaeyeon terdiam. Dia lalu menggelengkan kepalanya lemah.

Soobin melipat kedua tangannya di depan dada. "Berdasarkan kesaksian, memang Eunsang yang berada di tempat kejadian. Dia juga tertangkap basah memegang barang bukti berupa tongkat pemukul. Tapi, entah kenapa aku ragu..."

Chaeyeon mengacak-acak rambutnya. "Aku juga. Tapi kalau bukan dia, lalu siapa?"

Lia menepuk pundak Chaeyeon pelan. "Nanti kita cari bersama-sama. Aku juga ragu kalau Eunsang pelakunya. Sebaiknya sekarang kita berdo'a untuk keselamatan Chaeryeong"

"Kamu benar, Li. Kalau gitu aku mau pamit ke Pak Jinyoung, mau izin ke rumah sakit"

"Biar kutemani"

**

Jiheon datang ke lapas setelah pulang sekolah bersama Eunsoo. Mereka berniat melihat keadaan Eunsang. Tadi Eunsang langsung ditahan karena bukti-bukti memberatkannya. Dia juga tertuduh terlibat dalam kecelakaan yang melibatkan Nako dan Jerome. Dia ditempatkan di penjara anak karena masih di bawah umur.

"Saudara Lee Eunsang, ada kunjungan untuk Anda", ucap sipir penjara

Eunsang langsung bangkit. "Dari siapa Pak?"

"Dari teman-temanmu. Baek Jiheon dan Shin Eunsoo"

Muka Eunsang langsung berubah cerah. Segera setelah sipir membukakan pintu sel, Eunsang berlari menemui Jiheon dan Eunsoo.

"Sang...", panggil Jiheon

Senyum Eunsang merekah. "Akhirnya kalian datang. Kalian akan membebaskanku kan?"

Jiheon dan Eunsoo saling pandang.

"Kami tidak punya kuasa sebesar itu buat langsung bebasin kamu, Sang", ucap Jiheon lirih

Senyum Eunsang memudar. "Tapi kalian bisa tau kan kalo aku nggak salah?"

"Kami tau... Kami tau kamu di sini sebagai korban juga. Tapi kami butuh bukti yang bisa bantu kamu bebas"

"Tapi kalian kan bisa pake kemampuan kalian itu?"

Jiheon tertawa kecil. "Sang, emang polisi bakal langsung percaya? Tunggulah, kami akan cari bukti buat bebasin kamu"

"Jadi, aku akan tinggal di penjara dulu?"

"Iya, mau tak mau begitu. Bersabarlah. Setelah bukti terkumpul, kamu bisa bebas. Jangan khawatir. Kak Lia juga akan bantu"

Senyum Eunsang yang tadinya memudar, sekarang kembali merekah. "Terima kasih. Semoga cepat bisa mendapatkan buktinya"

"Akan kami usahakan. Bersabarlah"

**

Minju menatap langit-langit kamarnya. Tangannya meraba kakinya yang terluka. Dari kejadian tadi siang, yang dia ingat hanyalah dia pergi mencuci muka, lalu seseorang membekap mulutnya. Dia tidak bisa melihat siapa yang melakukannya, karena kedua matanya langsung ditutup dengan dasi. Ketika dikabari kalau Chaeryeong ikut diserang, Minju cukup syok.

Ketika Minju meraba saku celananya untuk mengambil hp, gelang pemberian Jiheon ikut terambil dan terjatuh. Minju memungutnya, dan menyadari kalau gelang itu sudah utuh lagi. Minju lalu teringat kalau tadi Jiheon sendiri yang memberikan gelang itu padanya sambil berpesan agar gelang itu dipakai lagi.

Minju tersenyum tipis, lalu kembali memakai gelang itu.

"Aku nggak tau fungsi gelang ini apa, tapi karena ini pemberian Jiheon, aku akan pakai", gumam Minju

Minju lalu kembali merebahkan dirinya.

"Chaeryeong, Nako, Jerome, semoga semuanya kembali membaik ya?"


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang