"Jawab aku, Watanabe!!!"
Haruto tersentak begitu Nako menyebut nama depannya. Ketahuan sudah kedoknya. Tapi sekali lagi, Haruto tidak bisa berbuat apa-apa kepada Nako.
Nako semakin mendekat. "Aku bener-bener nggak nyangka ya, To? Jadi memang benar kamu ikut terlibat waktu Jaehee jatuh? Kamu mau membalaskan dendam Hitomi? Setelah ini, siapa lagi yang mau kamu celakakan? Siap-"
Brukkk.
Belum sampai Nako menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba gadis itu pingsan. Ternyata ada sosok lain yang baru saja datang, menyerang Nako dengan stun gun.
Haruto terkejut. "K-kau?"
Anak laki-laki yang baru datang itu mengeluarkan smirk nya. "Jangan khawatir. Dia cuma akan pingsan saja. Dia nggak akan mati. Aku tau kamu juga sayang sama dia, makanya kamu sengaja membuat dia sadar duluan pada kasus tenda yang terbakar itu kan?"
Haruto menundukkan kepalanya.
"Tak perlu khawatirin dia. Aku nggak akan menyakitinya, selama dia tutup mulut soal statusmu. Tapi kalau kakak mungil ini berbuat macam-macam, aku nggak janjiin keselamatannya lagi."
**
Jeongin mencari Nako di kelasnya, tapi gadis itu tidak ada. Tadi Jeongin sudah mencari ke kantin, tapi ternyata tidak ada juga. Jeongin jadi gelisah, soalnya dia mendapatkan firasat buruk tentang pacarnya itu.
"Biasanya dia suka cari angin ke rooftop, sih. Ayo, biar kubantu cari," ucap Jerome
Akhirnya dua anak muda itu mencari Nako di rooftop. Dan benar saja, gadis bertubuh mungil itu ada di sana. Nako masih pingsan gara-gara serangan stun gun tadi.
"Nako!!!" teriak Jeongin. Jeongin dan Jerome langsung berlari menghampiri Nako.
Jerome memeriksa denyut nadi Nako.
"Masih hidup. Dia cuma pingsan biasa. Mungkin darah rendahnya kumat kali ya? Ayo kita bawa ke UKS. Biar aku aja yang gendong dia. Aku tau tanganmu terkilir kemarin."
**
Jiheon berniat pergi ke kantin, mumpung bel masuk belum berbunyi. Dia pergi bersama Yuna. Di jalan, mereka berpapasan dengan Minju dan Ryujin.
"Hai Jiheon dan Yuna. Kalian mau ke mana?" tanya Minju
"Kami mau ke kantin, Kak." jawab Jiheon
"Oh, kebetulan. Kami juga mau ke san- eh tunggu. Jidat kamu merah. Kenapa?"
Jiheon refleks meraba jidatnya yang lupa dia tutupi poni. "Ah, ini. Kejedot loker tadi, Kak."
Yuna diam-diam menghela nafas. Dia tahu bekas luka itu tiba-tiba muncul. Seingat Yuna, Jiheon memang selalu seperti itu ketika Minju dicelakai. Ya, Jiheon lah yang menerima 'luka' itu.
"Wah, hati-hati. Kamu harus tetap sehat supaya bisa mimpin klub dengan baik. Yaudah, yuk kita ke kantin."
Baru saja mereka akan melangkah, mereka dikejutkan dengan suara nyaring Jerome.
"Permisi... Tolong minggir semua..."
Keempat gadis itu menoleh. Dan mereka kembali terkejut ketika melihat Jerome muncul sambil membopong tubuh mungil Nako, disusul Jeongin di belakangnya.
"Nako kenapa?" tanya Minju ketika Jeongin melewatinya.
Jeongin mengngkat kedua bahunya. "Aku nggak tau. Tadi aku nemuin dia pingsan di rooftop. Kayaknya darah rendahnya kumat, tapi gatau deh pastinya."
Minju, Ryujin dan Jiheon kompak menoleh ke arah Yuna.
"Yuna, ini catatan titipan kami sekalian uangnya. Tolong beliin ya? Trus nanti antar ke UKS" ucap Ryujin sambil cengar-cengir
Yuna hanya bisa pasrah.
**
Nako membuka kedua matanya perlahan. Dipijitnya sebentar bagian belakang lehernya.
"Nako, kamu udah sadar?" seru Jeongin
Nako mencoba untuk duduk, dibantu Jeongin.
"Aku khawatir banget pas kamu pingsan. Kupikir kamu kenapa-kenapa"
"Aku nggak apa-apa, kok. Kayaknya darah rendahku kumat"
Nako sengaja berbohong. Dia tak mau Jeongin tahu kejadian sebenarnya.
"Kamu sih main ke rooftop sendirian. Harusnya ngajak temen. Aku kek, atau Jerome. Pokoknya jangan sendirian. Apalagi situasinya kayak gini. Wonyoung aja hilang dan belum ditemuin, terus Jaehee dicelakain"
"Iya maaf... Lain kali aku akan hati-hati"
"Tapi bener cuma darah rendah?"
"Iya, bener kok. Kamu nggak usah khawatir"
"Syukurlah. Ya udah, kamu istirahat lagi gih. Beneran ya, kamu nggak boleh sendirian lagi?"
"Iya..."
Di balik tirai, Jiheon mendengarkan semua obrolan itu sambil bersandar di dinding.
"Dia bohong..." desis Jiheon. "Kak Nako, apa yang kau sembunyikan dari kami?"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY One: New Case
FanfictionICY One mengira tidak akan ada lagi kasus setelah Lee Chaeyoung dkk tertangkap. Tapi ternyata mereka salah. SMA Asiansoul seolah tidak mengizinkan mereka beristirahat dengan tenang. Kasus baru terjadi, seiring datangnya para murid baru di tahun ajar...