69

128 29 4
                                    

Eunsoo merasa dirinya berada di sebuah tanah lapang. Terlihat rerumputan hijau terhampar di tanah lapang itu.

Tiba-tiba seorang gadis datang menyambut Eunsoo. Pakaiannya serba putih, sama seperti yang dipakai Eunsoo sekarang. Senyumnya terlihat cerah.

"Welcome to the club, bestie..." ucap gadis asing itu.

Eunsoo mengangkat sebelah alisnya heran. "Ini di mana? Dan kamu siapa?"

"Namaku Choi Arin. Selamat datang di perkumpulan korban dari kasus pembunuhan di SMA Asiansoul. Yang di sana ada Yeonjun, Yoojung, Sohye, Hyewon, Hitomi, Asahi, Kak Umji, Kim Jungeun, Kim Jiwoo. Jiwoo kamu tau lah ya dia kakaknya Hyeongjun. Terus yang di audut sana, mereka meninggal juga tapi mereka adalah pelakunya. Lihat, ada Tzuyu, Hyunjun, Hyeongjun, Jung Dahyun, dan oh rupanya ada Kak Chaeyeon Jung juga di sana. Kamu juga korban kan? Yuk, ikut aku."

Eunsoo tertegun. Jadi, aku beneran meninggal nih?

Tangan Eunsoo terulur hendak menyambut uluran tangan Arin, tapi seseorang menepuk bahunya.

Eunsoo menoleh terkejut. "Yujin? Kamu ngapain di sini? Dan yang di sebelahmu, siapa?"

Yujin, yang juga berpakaian serba putih, tersenyum tipis. "Harusnya aku yang tanya, kamu ngapain di sini? Di sini bukan tempatmu. Dan ini, Kak Yeri. Dia kakaknya Kak Seungmin. Dia korban juga, pembunuhnya adalah Kak Tzuyu."

"Tapi bagaimana bisa kamu ada di sini, Jin? Kamu ngapain? Harusnya kamu nggak di sini juga kan?"

Yujin kembali tersenyum. "Tempatku memang udah seharusnya di sini, Soo. Kamu yang nggak boleh di sini. Kamu harus kembali. Kamu masih punya kesempatan buat hidup lagi. Sedangkan aku udah nggak ada. Lagipula, masih banyak yang bakal butuh kamu."

"Tapi bagaimana bisa?"

"Waktu itu aku dicekik oleh Hyeongjun. Sebenarnya aku masih hidup waktu itu, tapi ketika aku tiba di rumah sakit, aku kehabisan nafasku. Dokter nggak bisa menyelamatkanku."

"Tapi aku kan--"

"Kamu beruntung ada Jiheon, Dongpyo sama Kak Eric. Mereka donorin darah buat kamu. Kalau enggak ada mereka, mungkin kamu bakalan beneran gabung sama kelompok ini."

"Jadi--"

"Ya... Kamu balik gih ke dunia. Kamu masih dibutuhin sama mereka."

"Tapi--"

"Kamu balik aja, Soo. Jiheon bisa apa tanpa kamu? Kalau kamu balik ke dunia, tolong jagain Minhee ya? Bilang, kalo mau cari pengganti, cari aja anak SMA Kubus. Aku punya temen di sana."

Yeri menepuk bahu Eunsoo pelan. "Ayo balik, Nak. Kamu masih harus kasih jawaban ke anak laki-laki yang confess ke kamu kan?"

Pada saat itu muncullah Dongpyo. Di belakangnya ada Jiheon. Mereka seolah mengajak Eunsoo untuk kembali.

"Ayo sana. Udah ada yang jemput balik tuh. Kakak titip salam buat Seungmin ya?"

Dengan ragu-ragu, Eunsoo menyambut uluran tangan Dongpyo. Sebenarnya dia berat meninggalkan Yujin, tapi dia juga tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya yang belum terselesaikan di dunia.

Terdapat kilatan cahaya. Dan Eunsoo membuka kedua matanya. Kali ini yang ada di hadapannya adalah ruangan serba putih dan bau obat khas rumah sakit.

Tirai tersibak, dan muncullah Yuna yang membawa 1 kaleng kopi susu. Yuna langsung terlonjak kaget melihat Eunsoo sudah bangun.

"Eh ciwi cantik udah bangun. Aku panggilin dokter ya?" seru Yuna.

Eunsoo buru-buru menahan Yuna ketika gadis itu hendak pergi. "Tunggu!"

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang