27

184 42 2
                                    

Eunsang mencabuti rumput lapas pada piket pagi dengan hati riang. Sesekali dia bersenandung ria. Dia tak mengeluh dengan aktivitas di lapas, sambil terus berdo'a agar dia bisa segera dibebaskan.

"Eunsang..."

Eunsang menoleh. "Kak Chaeyoung?"

Eunsang lalu bangkit dan berdiri berhadapan dengan kakak perempuannya itu.

"Kita baru bisa ketemu ya sejak kamu masuk ke lapas ini? Kakak nyuruh kamu jadi anak yang baik dengan tidak membuat masalah kan? Kenapa kamu bisa dipenjara? Kamu bikin masalah apa?", ucap Lee Chaeyoung dengan nada sedikit tinggi.

Eunsang tergagap, bingung mau menjelaskan. "A-aku,,,"

"Kakak nggak ingat nyuruh kamu jadi seorang kriminal, Sang. Kakak mau kamu tumbuh jadi anak yang baik, rajin, dan tidak merepotkan keluarga angkatmu. Kamu mengecewakan Kakak, Eunsang"

Ucapan Chaeyoung membuat darah Eunsang sedikit mendidih. Ditatapnya dalam-dalam sepasang mata milik sang Kakak.

"Kak, setelah hampir semua orang nggak percaya padaku, Kakakku sendiri juga nggak mau percaya? Kak Chae nyadar nggak sih, aku bisa ada di sini tuh gara-gara siapa? Gara-gara Kak Chae tau nggak!!!"

Chaeyoung terkesiap. "Apa maksudmu?"

Eunsang tertawa sinis. "Aku tuh nggak salah, Kak. Aku tuh dijebak. Dan Kakak tau? Orang-orang menuduhku sebagai pelakunya gara-gara aku adalah adikmu!!! Adik seorang pembunuh!!! Hampir semua orang percaya kalau aku pelakunya gara-gara aku adalah adik pembunuh!!!"

"Sang-"

"Aku tuh nggak melakukan kesalahan apa-apa, Kak. Penyakit kleptomania ku udah sembuh. Aku beneran nggak salah. Satu-satunya kesalahanku adalah menjadi adikmu!!!"

Plak.

"Lee Eunsang, beraninya kamu--"

Eunsang memegangi pipinya yang sedikit memerah bekas tamparan Chaeyoung. "Kenapa? Apa Kakak malu? Harusnya aku yang malu, Kak. Harusnya aku yang kecewa sama Kakak. Aku juga sayang sama Kak Byounggon, tapi aku nggak pernah setuju Kakak balas dendam dengan cara seperti itu. Dan sekarang, aku yang menanggung akibatnya. Aku dijebak dan hampir semua orang percaya kalau aku memang bersalah"

Kedua mata Chaeyoung memanas. Dulu dia memang tidak berpikir panjang ketika berniat balas dendam atas kematian Kakaknya. Chaeyoung tidak berpikir kalau itu akan berdampak juga pada Eunsang.

Chaeyoung merentangkan kedua tangannya, lalu memeluk tubuh Eunsang erat.

"Maafin Kakak, Sang... Maafin Kakak..."

Kedua kakak-beradik itu lalu bertangisan, melampiaskan segala emosi jiwa. Mereka terus bertangisan sampai seorang petugas lapas menegur mereka dan mengingatkan kalau mereka harus menyelesaikan piket pagi dan kembali ke sel masing-masing.

**

Yuna duduk terdiam terpaku di tempat duduknya. Jiheon muncul dari kantin, membawa siomay kesukaan Yuna.

"Woi, bengong mulu. Ada apa?", tegur Jiheon

Yuna tersadar. "Oh, Jiheon. Nggak, nggak ada apa-apa"

"Bohong"

"Ish, ketahuan ya? Yaudah aku ngomong deh"

Yuna celingak-celinguk, takut ada yang mendengar. "Gini, aku tuh jadi keinget sama maling yang masuk ke rumah aku dulu"

"Yang kamu lukai tangannya?"

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang