43

156 38 0
                                    

Siang ini, Jihan menjemput Jiheon untuk melakukan wawancara ke rumah Chaeryeong. Rumah mereka berdua ada di kompleks perumahan yang sama, berbeda blok saja.

Jihan sangat antusias pergi ke rumah Chaeryeong. Maklum, Jihan kan sepupu Jisung, yang notabene pacar Chaeryeong.

"Semua perlengkapan udah siap, Han?" tanya Jiheon

Jihan mengangguk mantap. "Udah, Kak"

"Yo wis kita berangkat sekarang"

Tidak butuh waktu lama bagi Duo Ji untuk sampai di rumah Chaeryeong. Selain lokasi yang tidak terlalu jauh, jalanan juga tidak terlalu ramai.

Chaeryeong menyambut mereka dengan ramah. Tapi sepertinya gadis itu hampir lupa dengan janji wawancara, dan Chaeryeong pas banget hanya dasteran santai saja dan no make up.

"Nggak apa-apa nih aku cuma dasteran dan nggak pake make up?" tanya Chaeryeong

"Nggak apa-apa kok, Kak. Kan cuma wawancara, enggak ada sesi foto, beda sama waktu ke Kak Jeongin" jawab Jiheon

"Beneran nggak difoto kan? Kalo difoto, aku ganti baju nih"

"Enggak... Beneran nggak ada foto. Kalo Kak Chaer mau ada foto tapi males ganti baju, nanti aku pake foto Kak Chaer yang lama aja"

"Oh ya udah deh"

Akhirnya mereka memulai sesi wawancara. Jiheon yang mewawancarai Chaeryeong, sementara Jihan menyimak dan mencatat hal-hal penting. Tapi ya namanya Jihan anaknya suka iseng, dia menyempatkan memotret Chaeryeong yang dasteran plus no make up. Buat apa? Buat dikirim ke Han Jisung, lah.

Tidak sampai setengah jam wawancara itu berlangsung. Tepat dengan selesainya wawancara, Chaeyeon pulang dari kuliah.

"Eh, ada Jiheon sama Jihan. Wawancarain Cece ya?" tanya Chaeyeon

"Iya nih Kak. Lusa giliran Kak Minju yang diwawancarai, bagiannya Eunsoo sama Yujin. Ini udah selesai sih" jawab Jiheon

Chaeyeon ber-oh ria. Dia sudah berjalan beberapa langkah, tapi kemudian kembali berbalik.

"Oh ya Jiheon, dapat salam dari Lia"

"Salam balik, Kak"

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam, serta dua tamu yang tidak tahu malu menghabiskan jajanan yang disediakan Chaeryeong, Duo Ji pun berpamitan pulang.

"Sampai jumpa lagi besok di sekolah, Kak" ucap Jiheon

Chaeryeong mengangkat kedua jempolnya. "Hati-hati di jalan ya?"

Jihan berbisik kepada Chaeryeong, "Tadi aku sempat motoin Kak Chaer, trus aku kirim ke Kak Hanjis"

Chaeryeong mendelik. Jihan terkikik. Tapi tawa Jihan terhenti karena mendapati ban motor PCX nya dalam keadaan bocor.

"Kualat kamu" ucap Chaeryeong

"Kok bisa bocor, Han?" tanya Jiheon

Jihan menggigit bibirnya. "Kayaknya ada yang iseng. Ini, ada bekas paku"

Chaeyeon keluar dari kamar karena mendengar suara ribut-ribut.

"Ada apa?"

"Kak Chaey tadi liat ada orang yang mondar-mandir di sekitar sini nggak pas masuk?" tanya Chaeryeong

Chaeyeon menggelengkan kepalanya. "Enggak. Pas masuk tadi aku liat ban motor Jihan masih belum bocor. Jadi kurasa orangnya beraksi pas aku udah masuk ke dalam rumah"

Jihan menghela nafas kecewa. "Yah, terpaksa deh ditambalin"

Chaeyeon yang merasa kasihan pun memberi saran. "Itu di blok sebelah ada tukang tambal ban. Deket rumahnya Eunsang tuh"

Muka Jiheon langsung memerah mendengar nama Eunsang disebut. Chaeryeong jadi tak tahan meledeknya.

Chaeryeong mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya. "Ini, aku kasih uang buat nambalin ban"

Jihan buru-buru menolak. "Eh nggak usah Kak. Aku masih punya uang kok"

"Udah, ambil aja. Bannya kan bocor gara-gara kalian main ke sini. Ayo ambil, mumpung aku berbaik hati"

Akhirnya Jihan pun menerimanya. Alhamdulillah duitnya jadi dipake lunasin album Weeekly.

"Hati-hati di jalan ya?"

"Ayay kapten!!!"

**

Lia baru saja pulang kuliah. Dia kuliah di kampus yang sama dengan Chaeyeon, hanya berbeda jurusan saja. Chaeyeon di ekonomi, Lia di hukum, sama seperti Chaewon.

Saat menghempaskan tubuhnya di kasur, ujung mata Lia menangkap piala dan piagam lomba menyanyi, beberapa hari setelah tragedi di gedung lama DSP Corp. Di lomba itu Lia mendapat juara 2. Seharusnya bisa juara 1, tapi Lia tidak bisa mengeluarkan kemampuan maksimalnya gara-gara tragedi itu. Juara 1 akhirnya diambil Nancy dari SMA sebelah.

Lia tersenyum tipis. Dia ingat, dulu dia menangis setelah pengumuman pemenang. Dia sedih karena gagal mendapatkan juara 1. Sempat down beberapa hari, sebelum akhirnya diajak Hyunjin dan Soobin ke kedai es krim dan ditraktir es krim kesukaan Lia. Mood Lia membaik setelah sang Papa ikut membelikannya album terbaru ITZY, dan diajak jalan-jalan berkeliling kota. Ah, Lia sungguh beruntung dikelilingi orang-orang yang sayang padanya dan sangat mendukungnya.

Sedang asyik bernostalgia, tiba-tiba Lia merasakan angin berhembus pelan memasuki kamarnya. Lia hafal dengan hembusan angin ini. Karena biasanya kalau ada angin ini, maka makhluk cantik dan menyebalkan itu akan muncul.

"Wang Yiren?"

Hembusan angin berhenti. Sosok makhluk cantik tapi sayangnya tak kasat mata itu pun muncul. Wang Yiren kembali muncul di hadapan Lia.

Lia langsung merasakan hawa tak menyenangkan begitu Yiren muncul. Karena kalau arwah Yiren masih berkeliaran di sekitarnya, pasti ada masalah yang sedang terjadi.

"Kamu muncul lagi, Ren. Apa ada masalah?"

Yiren menghela nafas panjang. "Ya, ada. Sekolah itu sepertinya belum mengizinkan klub itu untuk melakukan tugas sewajarnya klub majalah sekolah saja"

Lia tercekat. "Jadi, ada masalah apa?"

"Aku masih belum tau badai apa yang akan terjadi di sekolah itu. Tapi aku punya firasat, ini bisa jadi lebih buruk dari era sebelumnya"


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang