42

160 38 2
                                    

Seorang murid perempuan berambut panjang yang dikuncir dua melewati lorong dari kelasnya menuju kantin. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada dua anak manusia yang sedang asyik menjepret taman belakang sekolah untuk keperluan penerbitan majalah sekolah edisi terbaru. Sesekali murid yang laki-laki iseng menjepret si teman yang merupakan murid perempuan.

"Loh? Kak Eunsang dan Kak Jiheon?"

Seringai tipis tersungging di bibir mirid perempuan yang tadi.

"Bagus banget. Dua sasaran ada di depan mata"

Sementara itu, dua anak manusia yang ternyata Jiheon dan Eunsang, terus asyik melakukan pemotretan. Eunsang juga memotret Jiheon dengan gaya yang estetik, alasannya sih nanti juga mau dimasukkan ke majalah. Alasan Eunsang aja padahal...

"Ji,,,"

Jiheon menoleh. "Ya?"

"Makasih ya kamu percaya sama aku, kasih kesempatan kedua buat aku, dan bantu aku buat bangkit lagi dari masa lalu yang kelam"

Jiheon tersenyum tipis. "Bukan masalah besar kok, Sang. Kamu berhak mendapatkan itu, karena kamu emang nggak salah"

"Ji, sebenarnya aku ada sesuatu lagi yang mau aku sampein ke kamu"

"Apa itu?"

"A-aku,,, sebenarnya aku suk--"

Belum sempat Eunsang menyelesaikan kalimatnya, ujung mata Jiheon menangkap ada botol kaca yang mengarah ke mereka berdua.

"Sang, awas!!!"

Jiheon mendorong tubuh Eunsang hingga mereka berdua terjatuh. Botol tadi melayang entah ke mana.

Eunsang kaget karena kejadian barusan terjadi secara tiba-tiba.

"Aku kaget, Ji..."

"Ya aku juga, Sang..."

"A-anu, bisa tolong kamu minggir? Kamu nubruk aku"

Jiheon tersadar kalau posisinya sekarang berada di atas tubuh Eunsang yang sekarang jadi rebahan di atas rerumputan.

"Oh, maaf..."

Jiheon langsung berdiri. Dia juga membantu Eunsang berdiri.

"Kamu nggak bisa deteksi orang yang ada di sekitar sini, Ji? Kudengar kamu punya keahlian itu"

Jiheon membersihkan tana yang menempel di roknya. "Enggak... Aku juga heran, biasanya kan aku tau kalo ada bahaya gitu. Kali ini hampir aja aku telat. Aku juga nggak tau siapa yang ada di sekitar sini karena aku cuma bisa mendengar suara. Eh sebenarnya bisa dikit, tapi kalo anaknya lagi,,, eum,,, datang bulan, aku nggak bisa"

"Jadi mungkin anaknya lagi dstang bulan?"

"Mungkin... Ah sudahlah lupakan. Tadi kamu mau ngomong apa?"

Eunsang celingak-celinguk sebentar, takut ada yang mendengar. "Sebenarnya Ji, aku suka sama kamu. Aku nggak tau tapi, aku selalu merasa nyaman tiap berada di dekat kamu. Aku juga selalu merasa mendapat energi positif tiap bersamamu"

Jiheon tersenyum tipis. "Aku juga suka kamu kok, Sang. I don't know why, I just know that I really love you, so much"

Senyum Eunsang terkembang lebar. "So?"

"Ya kalau kamu mau, kita bisa pacaran? Eh tapi aku kasian juga sama Eunsoo, dia jomblo sendirian nanti. Yang cewek nggak peka, yang cowok lelet"

"Eh? Sama siapa emang?"

"Junho. Nggak tau?"

"Tau sih, dikit. Ah yaudahlah itu biar jadi urusan mereka. Kita urusin urusan kita aja. Jadi, kita pacaran nih?"

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang