26

181 45 1
                                    

"Sudah kubilang, pasti Eunsang pelakunya ~", seru Felix dengan intonasi yang menjengkelkan.

Yeji menghela nafas. "Felix, tolong diam dulu"

Felix tertawa sinis. "Dari dulu aku udah bilang, adiknya krininal pastilah kriminal juga. Eh kalian tetep percaya dia nggak salah. Sekarang kalian masih mau tetap percaya sama dia, setelah apa yang sudah terjadi?"

"Aku masih percaya dia nggak salah", ucap Chaeyeon

Lagi, Felix tertawa sinis. "Terus aja belain adik kriminal itu"

Chaeyeon menggebrak meja, membuat semuanya terlonjak kaget. Felix juga sampai hampir pipis di celana.

"Berhenti menuduh Eunsang, Lee Felix!!!", teriak Chaeyeon

Felix stuck di tempatnya berdiri. Terus terang dia takut dengan kemarahan Chaeyeon.

Telunjuk Chaeyeon menunjuk-nunjuk tepat di depan muka Felix. "Jangan hanya karena Chaeyoung adalah seorang pembunuh, lalu kamu menyamakan Eunsang dengannya. See, Minju juga adik dari komplotan Chaeyoung, tapi dia nggak seperti mereka. Pemikiranmu harus diubah, Lix!!!"

Felix gemetar ketakutan. "O-oke..."

"Aku akan buktikan, Lee Eunsang nggak bersalah, sekaligus mencari tau siapa pelaku penyerang Chaeryeong yang sebenarnya"

**

Yuna dan Dongpyo membawa peralatan olahraga ke gudang. Ya, kelas mereka baru saja selesai jam pelajaran olahraga.

Ketika masuk ke dalam gudang, tiba-tiba pintu gudang tertutup karena angin. Dan pintu gudang itu akan terkunci otomatis kalau ditutup.

Yuna panik. Dia menggedor-gedor pintu.

"Tolong!!! Siapa saja, tolong!!! Kami terkunci di dalam!!!"

Tapi tak ada sahutan.

"Percuma, Yun. Gudang ini kan agak jauh dari ruangan lain. Anak-anak juga jarang ada yang lewat gudang ini kan?", ucap Dongpyo

Yuna terlihat kecewa. "Terus ini gimana dong, Pyo? Kita kekunci di sini. Sebentar lagi kan kelasnya Pak Taecyeon"

Dongpyo mengedarkan pandangannya. Kemudian ujung matanya menangkap ada sebuah obeng yang tergeletak di lantai gudang. Segera Dongpyo mengambilnya.

"Mau apa kamu dengan obeng itu, Pyo?", tanya Yuna heran

"Ssst, kamu diam aja"

Dongpyo lalu mengarahkan obeng itu ke lubang pintu.

"Eum, Yun... Bisa tolong putar obeng ini? Maaf, tanganku belum bisa buat kegiatan yang pake banyak tenaga"

Meski heran, Yuna menurut saja. "Diputar aja?"

"Iya, diputar. Yang agak kenceng kalo bisa"

"Oke"

Yuna lalu memutar obeng itu. Dan klik. Pintu terbuka.

"Wah, bisa nih, Pyo. Kamu kok tau sih trik ginian?"

"Oh, kebetulan Kakakku dulu cukup ahli beginian. Udah yuk, kita balik ke kelas, keburu Pak Taecyeon datang"

"Yuk. Eh nanti pas istirahat, ada rapat ICY One loh. Ingat kan?"

"Iya ingat kok"

**

Ryujin memimpin rapat ICY One kali ini bersama Jeongin. Minju masih belum masuk sekolah, sementara Chaeryeong juga masih belum sadarkan diri dan masih dirawat di rumah sakit.

Setelah semua anggota berkumpul, Ryujin berdehem. "Seperti yang kalian semu ketahui, ketua dan wakil ketua ICY One secara resmi adalah Minju dan Chaeryeong. Tapi karena mereka berdua sedang kena musibah, jadi untuk sementara waktu posisi akan diambil alih olehku dan Jeongin. Sebenarnya nggak bisa, soalnya kami udah jadi ketua dan wakil ketua OSIS. Tapi ya apa boleh buat, nggak ada lagi anggota kelas 2 yang tersisa selain kami"

Semua menyimak dengan seksama.

"Sehubungan dengan musibah yang menimpa beberapa murid di sekolah ini, aku mau menegaskan supaya kalian berhati-hati ya?"

Dongyun mengangkat tangannya. "Maaf Kak, mau tanya. Bukannya Eunsang sudah ditahan polisi ya?"

Ryujin tersenyum tipis. "Memang. Tapi entah kenapa aku nggak yakin kalo dia salah. Kalo pun dia salah, emang kalian tau kalo misalkan dia punya temen lain yang bantu dia gitu? Terlepas Eunsang salah atau enggak, aku yakin masih ada pelaku yang tersisa di sekolah ini"

"Kenapa Kakak begitu yakin?"

"Pengalaman kasus sebelumnya"

**

Chaeyeon duduk terpaku di depan ruangan tempat Chaeryeong dirawat. Sepulang sekolah tadi, dia pulang dulu ke rumah untuk berganti pakaian, lalu langsung ke rumah sakit. Dan Chaeryeong belum menunjukkan tanda-tanda kalau dia akan siuman.

Tuk.

Chaeyeon menoleh. "Oh, Hanjis..."

Jisung nyengir, lalu menyerahkan 1 cup kopi kepada Chaeyeon. "Diminum, gih. Biar bisa melek. Kalo laper, bilang aja, habis ini aku ke kantin lagi"

"Aku nggak lap-"

Kruyuuuuk...

Chaeyeon nyengir. "Laper..."

Jisung terkekeh. "Yaudah, mau apaan?"

"Ayam geprek Mas Jae deh, Jis. Dibungkus yak?"

"Itu doang?"

"Iya"

"Yaudah aku ke kantin dulu. Tahan dulu lapernya"

"Iya iya"

Sepeninggal Jisung, Chaeyeon menghela nafas panjang. Dia belum mendapatkan petunjuk tentang siapa pelaku yang sebenarnya. Ya, dia masih percaya kalau Eunsang tidak bersalah.

Dan entah kenapa, Chaeyeon yakin kalau Chaeryeong sebenarnya sudah tahu. Chaeyeon menyakini kalau penyerangan terhadap adiknya itu ada hubungannya dengan pelaku kasus yang terjadi di sekolah.

Chaeyeon menyeruput kopinya pelan. "Chaer, ayo cepat bangun..."


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang