59

123 24 19
                                    

"Berasa deja vu ya, Ji? Kamu dulu juga digituin." ucap Lia

Yeji mengangguk. "Tapi syukurlah kami sama-sama bisa diselamatkan. Ngomong-ngomong, keinget juga dulu aku ditolongin Bae Jinyoung pake nafas buatan juga. Sekarang Shin Eunsoo ditolongin Dongpyo begitu juga."

"Hahaha... Inget banget dulu Seungmin cemburu."

"Yang sekarang bedanya Eunsoo nggak ada pacar, ya?"

"Hooh..."

Tak terasa Yeji dan Lia sudah tiba di depan pintu ruangan tempat Eunsoo dirawat.

"Eh, ada orang tuh, Ji. Kita masuk aja atau tunggu dulu?"

Yeji mengintip melalui kaca jendela. Terlihat ada Jiheon di dalam ruangan, tampak sedang membicarakan hal serius dengan Eunsoo.

"Kita balik lagi nanti, Li. Kayaknya mereka mau ngomong serius. Kita susulin aja Hyunjin sama Seungmin di kantin. Enggak buru-buru banget kan?"

"Iya sih... Yaudah entaran aja deh. Aku juga udah laper."

Akhirnya kedua gadis itu pun pergi menuju kantin rumah sakit, menyusul Hyunjin dan Seungmin.

Sementara itu, Jiheon dan Eunsoo--

"Kamu cuma kutinggal sehari, ini udah kena celaka. Gimana kalo berhari-hari?"

Eunsoo meringis. "Kamu udah pernah ninggalin aku berhari-hari, ingat? Waktu kamu diculik? Dan aku kena setrum, dirawat juga di rumah sakit."

Jiheon menepuk jidatnya pelan. "Kayaknya emang aku nggak boleh ninggalin kamu ya? Kamu celaka mulu kalo jauh dari aku."

"Kamu juga nggak boleh jauh dariku, ingat itu.  Kamu diculik kan gara-gara kita kepisah juga."

"Hmm iya ya? Ya kalo bukan karena aku diutus sama pihak sekolah buat ikutan kompetisi juga aku nggak pergi tadi."

"Nggak apa-apa. Kamu menang kan? Selamat ya?"

"Iya, makasih. Oh ya, tadi gimana rasanya diceburin ke bak air?"

"Rasanya kayak mau meninggoy, beneran. Aku pikir ini gara-gara aku tadi pagi mandinya cuma mandi bebek. Jadi aku 'dimandiin' deh di sekolah."

Jiheon memukul pelan kepala Eunsoo. "Yeu, lagi sakit masih sempat-sempatnya bercanda."

"Ya biar gak tegang-tegang amat kayak kolor baru Eunsang."

"Hahaha sial... Modelan begini kok Junho sama Dongpyo bisa rebutan sih?"

Eunsoo mengangkat sebelah alisnya. "Pardon?"

"Oh, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, kayaknya ada yang mau bertamu, tuh."

Eunsoo menoleh ke arah pintu. Tampak Dongpyo mengintip malu-malu.

Jiheon bangkit dari duduknya. "Oke deh, aku pergi dulu. Kamu ngobrol berdua sama dewa penyelamatmu, ya?"

Kemudian Jiheon pergi dari ruangan. Gadis itu sempat menepuk-nepuk pundak Dongpyo sebelum benar-benar pergi.

Dongpyo duduk di kursi yang ditinggalkan Jiheon tadi. Agak gugup dia berhadapan dengan Eunsoo.

"Hai, Soo. Udah mendingan?"

"Aku masih ngerasa sedikit pusing sih, mungkin gara-gara tadi kepalaku sempat kebentur. Sama kayaknya aku mulai flu. Kan kerendem air tadi."

"O-oh... Semoga lekas pulih seperti sedia kala, ya?"

"Iya, aamiin... Makasih ya Pyo udah nyelametin aku tadi."

"Bukan masalah besar, kok. Aku tadi kalo nggak dikasih tau sama kakak hantu China itu mungkin nggak bakal tau juga. Oh ya, ini--"

Dongpyo mengulurkan gelang milik Eunsoo yang putus. "Nih. Aku nemuin di depan toilet tadi."

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang