46

126 36 2
                                    

Chaeryeong mengintip dari depan kelas 11-A, tempat Eunsoo berada. Dia ingin menengok keadaan juniornya itu. Bersama Ryujin sih tadinya, tapi Ryujin pamit belok ke toilet.

Eunsoo yang menyadari keberadaan Chaeryeong pun langsung memanggil. "Kak Chaer?"

Chaeryeong sedikit terkejut. "Oh eh hai... Kamu baik-baik saja? Aku dengar kemarin kamu--"

Eunsoo tersenyum. "Aku baik-baik saja kok, Kak. Nggak usah khawatir"

Chaeryeong lalu berdiri di sebelah bangku Eunsoo. "Terus, gimana dong Mbak Ayu nya? Kamu tuntut nggak?"

"Nggak kok, Kak... Nggak ada bukti jelas kalo Mbak Ayu yang naruh racunnya"

"Hmm begitu... Semoga cepet ketemu ya pelakunya? Btw, Soo,,,"

Chaeryeong celingak-celinguk sebentar. Lalu, "Beberapa hari yang lalu, pas aku ke toko kelontong nya Nakyung, aku ngerasa kayak diliatin orang. Tapi waktu itu nggak ada orang lain di minimarket. Nakyung bilang, mungkin orang-orang yang di luar toko. Kira-kira siapa dan kenapa ya?"

Eunsoo tampak berpikir sebentar. "Hmm kalo siapanya, aku nggak tau ya Kak. Tapi kayaknya dia kenal Kakak deh. Dan kayaknya niatnya enggak baik. Kakak harus hati-hati"

"Gitu ya? Ya udah deh aku akan hati-hati. Gelang yang dari kamu masih aku pake kok"

"Bagus deh Kak. Ingat ya, hati-hati"

"Siap. Kamu juga ya?"

"Iya, Kak"

Chaeryeong lalu keluar dari kelas 11-A. Ryujin belum kembali dari toilet.

Melihat Chaeryeong kembali ke kelasnya, Dongpyo pun bangkit dari duduknya dan mengikuti Chaeryeong. Sedikit banyak Dongpyo mendengar percakapan antara Chaeryeong dan Eunsoo tadi.

"Mau ke mana?" tanya Eunsoo ketika Dongpyo melewati bangkunya

"Mau ke kantin bentar" jawab Dongpyo asal

Eunsoo menghela nafas. Dia tahu Dongpyo berbohong. Tapi sudahlah, Eunsoo tahu kali ini Dongpyo tidak lagi berbahaya.

Sementara itu Chaeryeong terus menyusuri koridor sekolah, bermaksud kembali ke kelasnya sendiri. Ketika melewati kelas 10-B, di depan kelas itu ada Haruto yang sedang menaiki tangga lipat, bermaksud mengambil bola yang tersangkut di pepohonan. Ketika Chaeryeong lewat, tiba-tiba Haruto kehilangan keseimbangan, dan tangga lipat itu oleng. Haruto sendiri bergelantungan di dahan pohon.

Chaeryeong yang melihat tangga itu oleng ke arahnya, refleks menundukkan kepalanya. Chaeryeong kira tangga itu akan menimpanya, tapi ternyata tidak. Ketika Chaeryeong membuka mata, ternyata ada Dongpyo yang menahan tangga itu agar tidak menimpa Chaeryeong.

"D-Dongpyo?"

Chaeryeong buru-buru bangkit. "Kamu nggak apa-apa, Pyo?"

Dongpyo menganggukkan kepalanya. "Aku baik-baik aja kok, Kak"

"Tapi kamu tadi kebentur kan? Beneran nggak apa-apa? Perlu dibawa ke UKS?"

"Iya, beneran kok Kak. Santuy"

Dongpyo lalu menoleh ke arah Haruto yang sekarang sudah turun dari pohon. "Hei Nak, lain kali hati-hati ya?"

Haruto menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf, Kak. Lain kali aku akan hati-hati"

Ryujin muncul setelah kembali dari toilet. "Chaeerrrrr maaf tadi perutku mules banget, eh ini kenapa?"

"Aku tadi hampir ketimpa tangga lipat, tapi untung Dongpyo nolongin aku"

Ryujin menepuk-nepuk pundak Dongpyo. "Makasih ya Pyo udah nolongin Chaer. Aku senang kamu udah jadi anak baik lagi"

Dongpyo tersenyum. "Bukan masalah besar, Kak. Anggap aja ini penebusan dosa di masa lalu"

**

"Urin seukeiteubodeu wiro
Machi chumeul chudeut bareul gulleo
Baram geu saireul garojilleo
Yeogijeogi meolli ajuaju meolli (jeo kkeutkkaji)

I'm so good with you
Ttarawa Catch up!
Du nuneul matchugo, gin meori nalligo
Ready, set, go! Feel it
Jayuroun gibunin geol"

Jihan dan Jaehee asyik menyenandungkan lagu dari Weeekly yang berjudul After School. Sepulang sekolah ini mereka berencana main, sekalian ada janji wawancara dengan Dongyun dan Yuna selaku ketua dan wakil ketua OSIS. Katanya Yuna akan datang ke rumah Dongyun nanti. Jihan sendiri menjemput Jaehee dengan motornya.

"Jae, kamu yang nyetirin motornya ya?" ucap Jihan

"Iya deh... Tapi nanti baliknya kamu ya?" balas Jaehee

"Iya beres. Yuk berangkaaaaaat"

Tidak butuh waktu terlalu lama bagi mereka untuk sampai di rumah Dongyun. Ketika memarkir motor, sekilas Jihan melihat sesosok makhluk tak kasat mata di bawah pohon mangga. Hanya beberapa detik, sebelum sosok itu menghilang. Ah, Jihan memilih mengabaikan saja. Toh dia sudah terbiasa melihat makhluk-makhluk seperti itu.

Dongyun menyambut mereka berdua dengan hangat. "Selamat datang di rumah keluarga Kim. Silakan masuk. Ada Yuna juga di dalam, kok"

Jihan dan Jaehee mengangguk, kemudian mereka mengikuti langkah Dongyun untuk masuk ke dalam rumah. Seperti kata Dongyun, di ruang tamu sudah ada Yuna. Tiga gadis itu lalu mengobrol sambil menunggu Dongyun bersiap.

Tengah asyik mengobrol, tanpa sengaja mata Jihan menangkap bingkai foto yang terpajang di atas rak kecil. Jihan seperti familiar dengan perempuan di foto itu, yang terlihat sedang memeluk Dongyun. Perlahan, Jihan mengambil bingkai foto itu. Kebetulan saat itu Dongyun sudah kembali dari kamar.

"Kak Dongyun,,,"

"Ya, Jihan? Ada apa?"

Jihan menunjuk foto perempuan itu. "Ini,,, siapa?"

"Oh, itu almarhumah kakakku. Namanya Kak Kim Jungeun"

"... Almarhumah? Jadi--"

"Iya, kakakku udah meninggal. Dia jadi salah 1 korban di kasus era Kak Yeji. Kenapa?"

"Ah, enggak. Aku cuma keinget aja tadi di depan rumah liat ada penampakan gitu. Jadi, itu kakaknya Kak Dongyun ya?"

"Ah, jadi kamu bisa liat gituan ya? Kakakku ada nyampein sesuatu nggak?"

"Enggak kok. Aku cuma liat sekilas aja, habis itu ngilang"

"Ah gitu... Kalo kamu ketemu arwah kakakku lagi, tolong bilang kalo aku baik-baik aja ya?"

"Iya siap Kak. Nah, sekarang lebih baik kita mulai saja wawancaranya"

"Ya, boleh. Silakan..."


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang