70

116 27 0
                                    

"Jadi, waktu itu aku ditemukan sama nenek-nenek. Nenek itu bilang, aku pingsan selama beberapa hari. Aku juga sempat nggak bisa bangun dari tempat tidur. Untung nenek itu baik banget. Beliau merawat aku sampai aku pulih. Beliau juga yang menyarankan supaya aku 'menghilang' aja dulu sambil memantau Haruto, Dahyun, Jeongwoo sama Kak Hyeongjun. Aku minta maaf udah bikin kalian khawatir," tutur Wonyoung di hadapan Kyungho, Jungwon, Jihan dan Niki.

Jihan menepuk-nepuk pundak Wonyoung hangat. "Aku udah duga kamu pasti akan kembali ke kita, cuma masalah waktu aja. Dan aku seneng kita bisa berkumpul lagi sekarang. Aku kangen banget sama kamu, Won."

"Aku juga kangen sama kalian semua, terutama Kak Kyungho dan,,, uhuk,,, Jungwon..."

Muka Jungwon sedikit memerah mendengar penuturan kekasihnya itu. "I miss you so bad, My Love..."

"Kasian Jungwon. Mukanya jadi ternoda sekarang," goda Kyungho.

Jungwon meringis. Akibat luka tempo hari, bagian wajahnya memang terdapat perban yang menutup luka akibat perbuatan Hyeongjun.

"Tetep ganteng kok," bela Wonyoung.

"Cieee Wony belain ayank beb nya..." goda Jihan.

"Hahaha... Apa sih Jihan..."

Ponsel Jihan bergetar, tanda ada pesan masuk. Kening Jihan sedikit berkerut, tapi kemudian normal kembali.

"Aku pergi dulu, ya? Sepupuku ada di rumah sakit ini, katanya dia lagi kantin. Dia minta disusul," ucap Jihan setelah selesai membalas pesan.

"Oh, iya silakan, Ji. Makasih udah jengukin Kak Kyung lagi. Salam buat sepupunya!"

Jihan bersiap pergi, tapi ditahan oleh Niki.

"Aku temenin. Aku takut kalau kamu sendirian," ucap Niki.

Jihan awalnya heran, tapi diiyakannya juga permintaan Niki. Sebenarnya Jihan juga takut sendirian. Takut kalau ada orang-orang sejenis Hyeongjun tiba-tiba muncul.

Wonyoung menatap kepergian Jihan dan Niki dengan senyum terkembang di bibir.

"Ayank Jung, kamu ngerasa gak sih, Niki sama Jihan tuh deketan terus?"

Jungwon mengangguk setuju. "Iya. Di sekolah juga kayak gitu sih. Niki yang dingin, suka ngintilin Jihan ke manapun dia pergi. Kayak bodyguard. Makanya cowok-cowok nggak ada yang berani deketin Jihan. Pawangnya galak soalnya."

"Udah pacaran belum sih?"

"Belum. Tapi bisa aja Niki cepetan nembak, biar Jihan makin aman sama dia."

**

Minhee melangkah gontai menuju kantin rumah sakit. Dia masih larut dalam kesedihan setelah ditinggal Yujin pergi untuk selama-lamanya. Tangannya terkepal, sedikit kesal setelah dia mendapat kabar kalau Eunsoo sudah sadarkan diri.

"Harusnya gadis itu juga mati!" gumam Minhee.

Karena asyik melamun, Minhee tak sengaja menabrak seorang gadis yang memakai jaket OSIS khas SMA Kubus. Minuman gadis itu jadi tumpah semuanya ke lantai.

"Oh, maaf. Akan segera kuganti," ucap Minhee.

Gadis di hadapannya mendongak. "Oh? Kamu kan cowok yang waktu itu hampir nabrak aku juga waktu di,,, eum,,, ruangan Daisy?"

Ah, Minhee teringat kalau dia pernah bertemu dengan gadis itu sebelumnya.

"Ah, iya benar. Kamu ke sini lagi? Mau jenguk siapa?"

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang