32

176 42 3
                                    

Still waiting?




Lia sedang duduk termenung sendirian di dalam perpustakaan. Tiba-tiba bahunya ditepuk dari belakang.

Lia menoleh malas. "Oh, Yeji?"

Yeji duduk di sebelah Lia. "Ke perpus nggak ajak-ajak. Padahal aku juga ada yang mau dibahas sama kamu"

"Hm? Soal apa?"

"Soal Eunsang. Kita kan udah tau kalo dia tuh enggak salah. Terus gimana? Kita bebasin atau gimana?"

"Oh ya jelas dong bakalan kita bebasin. Kemarin aku udah minta Om ku buat bantuin ngebebasin Eunsang. Papaku juga udah aku kasih tau sih kalo Eunsang nggak salah. Udah diproses katanya, dan mungkin Eunsang bisa secepatnya dibebaskan. Oh ya, aku udah minta Om ku itu buat bantu ngebersihin nama Eunsang juga karena dia emang nggak salah"

Yeji mengangguk-anggukkan kepalanya. "Syukurlah kalo gitu. Oh ya, kamu masih belum dapat petunjuk soal pelaku sebenarnya?"

Lia menggelengkan kepalanya lemah. "Nggak, belum. Cuma tau kalo pelakunya anak laki-laki, dan tinggi. Selain itu clueless"

Yeji melipat kedua tangannya di depan dada. "Susah ya?"

"Kayaknya. Eh tapi tunggu dulu. Semalam aku kayak punya feeling kalo pelaku sebenarnya tuh ada hubungan keluarga dengan korban dari kasus sebelumnya. Kan kamu tau kalo--"

Lia celingak-celinguk, takut ada yang mendengarkan.

"Santuy, nggak ada yang bisa denger obrolan kita selain kita bertiga", ucap Yeji

"Bertiga?", ulang Lia

"Iya, bertiga. Aku, kamu, dan Yiren"

Lia langsung menoleh. Dan dilihatnya Yiren sedang nyengir sambil duduk-duduk santai di atas rak buku. Yiren lalu melayang mendekat.

"Hai. Maaf baru bisa muncul lagi. Ada masalah yang agak gede", ucap Yiren

"Masalah apa itu?", tanya Yeji

"Masalah sama pelindung salah 1 anak itu. Habis berantem. Tapi untung aku bisa kabur"

"Bisa gitu ya berantem?"

"Ya bisa..."

"Eh tunggu", sela Lia. "Kamu bilang, pelindung salah 1 anak itu? Maksudnya?"

"Wah, nyadar juga ya? Ya, jadi emang salah 1 anak itu punya pelindung. Makanya aku nggak bisa leluasa berkeliaran di sekitar kalian dan seenaknya kasih petunjuk. Lagipula, nggak seru kalo aku langsung kasih tau. Nanti book ini cepat tamat"

"Iya juga ya..."

"Nah, lanjutin gih yang mau kamu omongin sama Yeji tadi"

"Yang tadi? Oh soal kecurigaan ya? Oke, jadi aku kan punya kecurigaan kalo pelakunya ada hubungan sama korban kasus sebelumnya. Dimulai dari Eunsang difitnah, sampai Minju yang terus-terusan diganggu. Kan mereka berdua ada hubungan keluarga sama para pelaku kasusnya. Anak-anak ICY One yang diganggu juga mungkin karena ICY One lah yang terlibat dengan pengusutan kasus itu. Walau kita berhasil menangkap pelakuny, tapi kita gagal menyelamatkan para korban kan? Hanya beberapa orang yang berhasil selamat pas kasus kebakaran"

Yeji mengangguk-anggukkan kepalanya setuju. "Analisis yang bagus, Tuan Putri. Aku juga sempat mikir kayak gitu, tapi enggak sampai ke anak-anak ICY One yang ikut diganggu. Hebat kamu bisa analisis sampai ke situ"

"Ah, ini cuma analisis asal-asalan, sih. Belum tentu bener juga kan?"

Lia lalu menoleh ke arah Yiren. "Gimana, Ren? Apa analisisku bener?"

Pelan tapi pasti, Yiren mengangguk.

"Tapi siapa? Yang kutau ada Kim Dongyun yang adiknya Kak Jungeun, terus Kang Minhee adiknya Kak Hyewon. Eh sama itu tuh, Dongpyo adiknya Eric. Siapa ya?"

"Seungmin sama Soobin juga adik dari korban sih, Li"

"Yaiya sih Ji, tapi kan kita tau kalo mereka gak punya dendam apapun. Malah mereka sering bantu Minju juga"

Tiba-tiba, terdengar alunan lagu dari ruang radio sekolah.

"Umi makhil geot gatdeon eojewa
nun tteul himjocha eopsdeon oneuri

tto banbokdoel geosman gata
ulgo sipeun ne mam ara
nado ttokgateungeol

Woo woo woo woo woo
jamsi swieogado dwae
Woo woo woo woo woo
cheoncheonhi georeodo dwae
neol ttaraoneun geurimjamajeo himgyeoul ttaen

gwaenchanhayo gwaenchanhayo
yeogi naega isseunikkayo
gwaenchanhayo gwaenchanhayo
ijji mayo naega issdan geol"

"Really nice song", ucap Yiren lirih

**

Han Jisung melemparkan tasnya sembarangan ke sofa dan menghempaskan tubuhnya kasar.

"Kenapa?", tanya Mark, kakak Jisung yang sedang asyik bermain game di ponselnya.

"Lagi ngusut kasus lagi, Kak", jawab Jisung

"Lagi? Sekolahmu kayaknya sering banget ada kasus ya? Yang bunuh diri lah, pembunuhan lah, pencurian lah"

"Ya gitu deh Kak. Eh Kakak bisa bantuin aku nggak?"

"Apaan?"

"Bantu aku cari pelakunya. Sebenarnya sih ada yang udah ditangkap, tapi dia udah terbukti enggak salah. Dia tuh difitnah. Nah, anak-anak lagi nyari pelaku sebenarnya"

"Terus? Ada petunjuk?"

"Kalo dari rekaman CCTV sih, anaknya lumayan tinggi. Terus kalo berdasarkan petunjuk yang dikasih Yiren, pelakunya anak laki-laki, dan dia terus nyebut-nyebut soal lagu"

"Yiren? Yang hantu itu?"

"Iya yang itu"

Pandangan Mark beralih dari layar ponselnya. "Hmm... Kalo petunjuknya cuma itu, susah lho...  Tapi coba nanti Kakak ramal-ramal deh..."

"Mohon bantuannya ya, Kak? Meresahkan soalnya"

"Insya Allah... Udah kamu makan dulu sana. Tadi si Brian udah masak kesukaan kamu"

"Siap, Bos!!!"


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang