Jaehee sadarkan diri dua hari kemudian. Kepalanya yang terkena benturan harus diperban dan memakan beberapa jahitan. Tulang lehernya patah, jadi harus memakai penyangga leher. Begitu juga dengan kakinya yang mengalami sedikit retakan. Jaehee juga masih belum bisa berbicara dengan lancar dan bergerak bebas.
Siang hari ini, sepulang sekolah, Eunsang datang menjenguk Jaehee, bersama Jiheon, Eunsoo, Jihan, dan beberapa teman Jaehee. Hanya Eunsang, Jiheon dan Eunsoo yang dibolehkan masuk ke ruangan tempat Jaehee dirawat. Sisanya menunggu di luar ruangan.
Jaehee memang belum bisa berbicara lancar, tapi dari ekspresinya, ketiga anak itu tahu Jaehee sudah sedikit lebih baik.
Tapi ekspresi Jaehee berubah ketika matanya tertuju ke jendela ruangan. Di sana terlihat beberapa siswa yang kebetulan berpostur cukup tinggi, sedang mengintip ke dalam ruangan. Wajah Jaehee terlihat ketakutan. Jaehee ingin berbicara, tapi tidak bisa.
Jiheon dan Eunsoo yang peka pun menyadari hal itu. Eunsoo lalu keluar dan meminta para rombongan penjenguk untuk pergi, menyisakan Jihan saja yang diajak masuk oleh Eunsoo.
Jiheon berdehem. "Jaehee, tadi kamu terlihat ketakutan waktu liat luar ruangan. Aku sejak awal curiga kalau kecelakaanmu bukanlah human error. Jadi, apakah ada di antara mereka yang mencelakakanmu?"
Pelan, Jaehee mencoba menganggukkan kepalanya.
Jiheon dan Eunsoo saling pandang. Pandangan Eunsoo lalu beralih kepada Jihan.
"Jihan, siapa aja tadi para cowok yang ngintip ke ruangan ini?"
Jihan mencoba mengingat-ingat. "Hmm seingatku sih yang bisa ngintip ke ruangan ini ada Kak Jerome, Kak Minhee, Kak Dongyun, Haruto, Niki, Junghwan sama Dohyon."
Eunsoo melipat kedua tangannya di depan dada. "Mereka semua terlihat innocent. Sebenarnya Minhee ada catatan jelek, tapi kurasa bukan dia. Nggak mungkin juga Dongyun. Ugh, susah juga..."
Bibir Jaehee sedikit bergerak, menyebut sebuah nama. Tapi sayangnya suaranya tidak bisa keluar, dan tidak ada yang memperhatikannya.
**
Di kamarnya, Nako menatap sebuah foto kecil yang tadi ditemukannya di rooftop sekolah. Di foto itu, terlihat ada Nako, kemudian seorang gadis kecil sebaya Nako, serta seorang anak laki-laki yang lebih muda. Nako sangat familiar dengan foto itu. Nako sangat tahu, karena foto itu diambil menggunakan kamera digital milik orangtua Nako, sekitar 10 tahun lalu.
"Nggak mungkin... Nggak mungkin dia..." desis Nako
Nako mengacak-acak rambutnya frustasi. Dia ingin sekali memberitahu ICY One tentang foto itu, tapi Nako juga ragu. Bisa saja foto itu kebetulan terjatuh di sana, bukan pada saat Jaehee kecelakaan.
Nako ingin mengumpulkan bukti terlebih dahulu. Nako tidak mau nantinya dianggap melakukan pencemaran nama baik, andai tuduhannya tidak terbukti benar. Apalagi orang yang dituduhnya adalah orang yang pernah berharga di masa kecilnya.
Sebuah telepon dari Jeongin membuat Nako sedikit tenang. Sebuah senyuman terukir di bibir gadis bertubuh mungil itu.
"Halo, Jeongin sayang..."
**
Rapat kembali diadakan di rumah Lia. Kali ini pesertanya adalah Lia, Yeji, Hyunjin, Seungmin, plus Soobin.
"Belum habis masalah satu, muncul masalah lainnya," ucap Lia mengawali rapat
"Tapi kata petugas keamanan sekolah itu, murni human error," balas Soobin
Lia menggelengkan kepalanya. "Tadi aku dapat pesan dari Eunsoo. Katanya si Jaehee udah siuman. Trus Jaehee tiba-tiba kayak orang ketakutan gitu. Pas ditanya, katanya Jaehee liat ada orang yang dorong dia waktu di rooftop."
"Bukanya Jaehee nggak bisa ngomong ya? Aku dengar sih gitu dari Ryujin."
"Iya. Lukanya cukup parah. Ya untungnya dia masih hidup. Penjagaan untuk Jaehee sangat ketat, karena dikhawatirkan akan ada yang mencelakainya lagi."
Seungmin mengangkat sebelah tangannya, menginterupsi. "Maaf aku bertanya, tapi kenapa kita harus ikutan nyelidikin kasusnya? Kita kan udah nggak sekolah di situ lagi?"
Yeji mengetuk-ngetuk meja dengan jari-jarinya. "Karena aku dan Lia merasa, kasus ini masih ada hubungannya dengan kasus peninggalan kita."
"Tapi apa? Bukannya masalah dengan semua keluarga dari para korban udah selesai? Dongpyo akhirnya ngaku salah, apalagi setelah Eric akhirnya kembali. Minhee juga udah selesai kan urusan dengan kita? Hyeongjun juga,,, eum,,, meninggal. Keluarganya juga nggak nuntut kita. Jadi, masalah apa lagi?"
Yeji menghela nafas. "Sebenarnya, tadi aku habis ada kunjungan ke rumah sakit jiwa. Kalian tau aku ketemu siapa di sana?"
"Siapa?"
"Kak Rose."
"Kak Rose? Yang dulu pernah terlibat kasus itu? Ngapain dia di sana? Dia kan anak kedokteran? Apa dia memeriksa kondisi kesehatan para pasien di sana?"
Yeji menggelengkan kepalanya pelan. "Bukan memeriksa. Tapi Kak Rose jadi pasien di sana. Ya, kalian nggak salah dengar. Kak Rose menjadi pasien dengan gangguan jiwa."
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY One: New Case
FanfictionICY One mengira tidak akan ada lagi kasus setelah Lee Chaeyoung dkk tertangkap. Tapi ternyata mereka salah. SMA Asiansoul seolah tidak mengizinkan mereka beristirahat dengan tenang. Kasus baru terjadi, seiring datangnya para murid baru di tahun ajar...