Minju melangkah santai menuju ruangan ICY One sambil menyenandungkan lagu Fiesta yang dipopulerkan oleh grup IZ*One. Dia harus mengambil kameranya yang dia titipkan di ruangan itu. Dia mendapat tugas dari Pak Jinyoung untuk memotret taman baru sekolah, sebagai bahan penerbitan majalah sekolah.
Ketika pintu ruangan terbuka, Minju langsung menuju loker tempat dia meletakkan kamera. Tapi ketika dia mengubek-ubek loker, kamera itu tidak ada di tempatnya semula.
"Loh? Kok nggak ada? Perasaan aku taruh di sini?", gumam Minju
Minju lalu berjalan berkeliling ruangan, meneliti setiap sudut. Tapi dia tetap tidak menemukan kameranya.
"Kiw, Neng Cantik. Cari apa?", teriak Chaeryeong dari luar ruangan ICY One.
Minju menoleh. "Oh, Chaer. Aku nyari kameraku, nih. Duh kok nggak ada ya?"
Chaeryeong mengangkat kamera di tangan kirinya. "Lah gimana sih Ju? Kan kameramu ada di laci mejamu. Somi tadi yang ngasih. Nih aku juga bawa punyaku"
Minju bengong. Pikirnya, sejak kapan dia meletakkan kamera di laci?
"Lama-lama kamu kayak Jerome deh. Lupa naruh barang"
"Tapi Chaer-"
"Udah, ayo cepet kita ke taman sekolah. Ditungguin Pak Jinyoung"
"O-oke"
Meski masih diliputi rasa heran, Minju tetap mengikuti langkah Chaeryeong menuju taman sekolah.
**
"Hello everybody...", seru Ryujin di hadapan para anggota OSIS
"Hai Kak Ryu...", balas para anggota OSIS
Ryujin berdehem. "Sebenarnya nggak ada hal yang penting banget sih aku nyuruh kalian ke sini. Cuma mau bilang, ada aturan tak tertulis anggota OSIS. Yaitu DILARANG KERAS terlibat masalah, apalagi yang meresahkan murid-murid SMA ini. Jangan sampai masuk BK pokoknya"
Nako menjawil lengan Ryujin pelan. "Tapi Ryu, kamu pernah dipanggil Pak Jiyong ke BK gara-gara kamu lupa pakai dasi"
"Sssttt jangan disebut dong. Malu tau"
"Iya deh iya maaf"
Ryujin kembali berdehem. "Jangan ditiru ya adik-adik. Intinya kalian nggak boleh terlibat masalah gitu lah. Kalau masalahnya kecil, masih bisa ditolerir sedikit. Tapi kalau masalahnya besar, wah siap-siap aku eksekusi. Kalian mengerti?"
"Mengerti Kak", jawab para anggota OSIS serempak
Eunsoo mengangkat tangannya. "Kak, mau tanya. Kan Kak Ryu juga anggota ICY One, nih. Apa aturan ini juga berlaku di sana?"
"Oh, iya. Karena aku best friend-an sama Minju, aturannya juga sama. Eh enggak ding. Aturan ini juga udah dari periode sebelum-sebelumnya"
Eunsoo mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Ada yang mau ditanyakan lagi?"
"Tidak ada, Kak"
"Oke kalau begitu. Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya"
**
Lia sedang antre di kantin tempat Mbak Sana jualan bakso. Tiba-tiba pundaknya ditepuk orang dari belakang.
"Hai Sayangku..."
Lia langsung menoleh. "Hyunjin?"
Hyunjin senyam-senyum. "Mau beli apa?"
"Mau beli bakso. Kamu mau beli juga?"
"Iya. Oh ya, hari ini aku traktir ya?"
"Tumben banget?"
"Aku lagi seneng. Hehe"
"Oh ya boleh deh. Btw, jangan nepuk pundakku kayak tadi lagi ya?"
"O-oh maaf... Masih sakit ya gara-gara ditusuk Chaeyoung Lee dulu?"
"Iya"
"Asiyap Sayangku"
Kedua anak itu lalu mengambil bakso pesanan mereka, kemudian duduk di bangku kantin yang kosong.
Setelah menghabiskan makanan, Hyunjin lalu meraba saku celananya. Dan dia menyadari kalau--
"Dompetku nggak ada?"
Lia mengangkat sebelah alisnya. "Nggak ada? Kok bisa?"
Hyunjin terus meraba saku celananya. Tapi ternyata hanya ada bon belanja dari Indoapril.
"Nggak ada, Li... Aku yakin banget tadi aku bawa dompet kok pas ke kantin"
"Coba inget-inget lagi coba. Kamu mungkin nabrak orang trus jatuh pas jalan ke kantin tadi?"
Hyunjin lalu mengingat-ingat kembali perjalanannya ke kantin. Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya dia ingat juga.
"Oh, tadi aku sempat tabrakan sama anak-anak baru deh. Itu 2 anak yang anggota baru ICY One juga. Hmm siapa ya namanya tadi? Oh, Kang Minhee sama Lee Eunsang!!!"
"Oh kalo Minhee aku tau. Itu kan adiknya Kak Hyewon. Nanti kita cari di tempat kamu tabrakan tadi ya?"
"Tapi baksonya--"
"Aku yang bayarin. Kapan-kapan aja kamu traktir aku nya"
"Hmm oke deh"
Setelah menbayar bakso, Lia dan Hyunjin lalu menyusuri koridor sekolah, mencari dompet Hyunjin. Tapi sampai kembali ke kelas, dompet tidak ditemukan.
Hyunjin hampir menangis, sebelum Han Jisung berteriak memanggilnya.
"Woi, Hwang Hyunjin. Dompetmu ketinggalan di atas meja nih!!!"
Kedua alis Hyunjin bertaut. "Ketinggalan?"
"Hooh. Nih dompetmu"
Hyunjin menerima kembali dompetnya dengan heran. "Kok bisa ketinggalan? Aku yakin banget tadi aku bawa dompet pas ke kantin"
Jisung mengangkat kedua bahunya. "Ya mana saya tau, saya kan Han Jisung"
Hyunjin memeriksa dompetnya.
Seolah mengerti, Jisung berkata, "Aman kok, Bro. Han Jisung nggak suka nyolong. Han Jisung udah cukup kaya, walau belum cukup buat nikahin Neng Chaeryeong"
Hyunjin mencibir. "Lulus sekolah dulu, woi. Baru mikirin nikah!!!"
"Hehehe... Eh tapi serius, kalo sama Han Jisung, insya Allah aman. Kecuali kalo sama Renjun, gatau deh"
"WOI JANGAN SOLIMI!!!", teriak Renjun dari bangku belakang
Jisung terkekeh. "Canda kok Bro"
"Belakangan ini pada laporan barang ilang trus balik ya? Kemarin Jerome cerita kalo albumnya sama sepatu Ryujin sempat ilang, trus balik lagi. Tadi Minju juga lapor kalo kameranya pindah dari tempatnya nyimpen di ruang ICY One. Ternyata tau-tau ada di laci mejanya. Trus sekarang kamu", ucap Seungmin yang baru saja menyelesaikan permainan di hp nya.
Jisung menyandarkan punggungnya di tembok kelas. "To be honest ya Guys, aku tuh sebenarnya agak kurang suka sama anak-anak baru itu. Nggak semua sih, beberapa aja"
"Aku paling nggak suka sama yang namanya Lee Eunsang. Gatau aja, perasaanku nggak enak sama dia", celetuk Felix tiba-tiba
Lia mengangkat kedua tangannya. "Udah, udah. Jangan su'udzon sama orang, apalagi anak baru. Kita hati-hati aja ke depannya ya? Lapor ke ICY One aja kalau ada hal yang aneh"
"Siap, Bu Bos!!!"
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY One: New Case
FanfictionICY One mengira tidak akan ada lagi kasus setelah Lee Chaeyoung dkk tertangkap. Tapi ternyata mereka salah. SMA Asiansoul seolah tidak mengizinkan mereka beristirahat dengan tenang. Kasus baru terjadi, seiring datangnya para murid baru di tahun ajar...