Seorang anak laki-laki mengunjungi rumah sakit jiwa. Sesampainya di depan sebuah ruangan, dia berhenti. Dipandanginya pasien, seorang perempuan muda, yang masuk beberapa bulan yang lalu. Sang perempuan terus meracau tak jelas.
"Awalnya aku bersimpati kepada mereka, dan berharap bisa menjadi bagian dari mereka. Tapi ternyata, gara-gara mereka, kakak jadi seperti ini. Aku nggak bisa memaafkan mereka" gumam anak laki-laki itu
Tiba-tiba seseorang menepuk pundak anak laki-laki itu.
Si anak laki-laki menoleh. "Oh kamu. Ngapain kamu di sini?"
Seseorang itu, yang ternyata seorang anak perempuan, tersenyum tipis. Matanya melihat sekitar, dan ternyata aman, tidak ada 1 orang pun. "Kalau kamu mau balas dendam, ikuti rencanaku. Dan akan kuberitahu kau bagaimana cara agar rencana kita sukses"
"Bagaimana caranya?"
"Dua tujuan utama kita adalah Lee Eunsang dan Kim Minju. Oh, ada Lee Chaeryeong juga. Sebelum itu, kita harus menyingkirkan dua otak utama ICY One. Kalau kita bisa menyingkirkan mereka, rencana kita bisa berjalan lancar"
"Siapa?"
"Ketua dan wakil kesayangan kita"
**
Jungwon baru saja menyelesaikan wawancaranya dengan Jeongin. Dia melakukan wawancara bersama Wonyoung. Kebetulan Jungwon memang tinggal di rumah Jeongin, karena kedua orangtua Jungwon merantau ke luar negeri dan menitipkan Jungwon kepada keluarga Jeongin.
"Akhirnya selesai juga" seru Jungwon
Jeongin mengambil sebuah mini fan dan menyalakannya. "Sejauh ini aman?"
"Aman kok, Kak. Kan ketua sama wakilnya bisa diandalkan. Aku yakin banget nggak bakalan ada kasus lagi setelah ini. Kalaupun ada, pasti bisa diselesaikan dengan mudah. Aku beruntung banget bisa masuk ICY One era mereka. In Shin Eunsoo and Baek Jiheon, I trust!!!"
Jeongin terdiam beberapa saat. Lalu, "Jangan terlalu percaya diri begitu, Jungwon. Mereka hanya manusia biasa, bukan Tuhan"
"Tapi kan mereka punya kemampuan istimewa?"
"Punya kemampuan istimewa tidak menjamin tidak ada cela. Kamu tahu? Di era sebelumnya, waktu era Kak Yeji sama Kak Lia, mereka dua orang hebat. Tapi tetap saja, Kak Yeji bisa tuh diculik trus ditenggelamin di bak mandi toilet lama sekolah. Dan hampir aja nggak selamat andai Kak Baejin sama Daehwi nggak nemuin dia. Dan Kak Lia? Dia juga pernah dibuat sekarat dengan cara kedua bahunya ditusuk pisau. Bahkan jumlah korban yang meninggal juga banyak"
"Tapi setidaknya Kak Eunsoo sama Kak Jiheon nggak se-lemah Kak Minju sama Kak Chaeryeong" Jungwon masih ngotot dengan pendapatnya
Jeongin menghela nafas. Kedua matanya menerawang jauh. "Salah. Mereka berdua tetap punya kelemahan. Kamu tau? Jiheon pernah diculik beberapa hari. Eunsoo? Dia pernah disetrum sampai pingsan. Karena apa? Karena mereka lengah. Meskipun dibekali kemampuan istimewa, tapi kalau mereka lengah, mereka juga bisa dilumpuhkan. Kuingatkan ya, jangan terlalu percaya diri dan bergantung kepada mereka berdua. Seharusnya kalian semua saling membantu. Ya aku sih berharap nggak ada kasus lagi, tapi kalau sampai ada, kalian harus bekerja-sama agar masalah cepat selesai"
Jungwon terdiam, merenungi petuah dari saudara sepupunya itu. Wonyoung yang duduk di sebelahnya pun diam-diam setuju dengan ucapan Jeongin.
Jeongin kembali berkata, "Itu pun kalau kalian nggak punya musuh dalam selimut lagi"
**
Chaeryeong pergi ke minimarket dekat rumahnya. Chaeyeon belum pulang dari kuliahnya, kedua orangtua mereka juga belum pulang bekerja, jadi Chaeryeong harus menyiapkan makan malamnya sendirian.
"Halo, Kak Nakyung" sapa Chaeryeong kepada Nakyung, si pengelola minimarket
Nakyung tersenyum lebar melihat kedatangan Chaeryeong. "Eh, si Cece. Mau beli apa?"
"Mau beli bahan-bahan buat makan malam nih, Kak"
"Oh yaudah sana cari sendiri"
Chaeryeong lalu berkeliling mencari bahan-bahan yang akan digunakannya untuk membuat makan malam. Saat akan mengambil mie instan, ujung matanya menangkap ada seseorang yang sedang mengawasinya. Tapi ketika Chaeryeong menoleh, tidak ada siapapun di sana, selain Nakyung. Tidak mungkin kan Nakyung yang mengawasinya? Chaeryeong bukan pencuri, dan selalu membayar pas belanjaannya, bukan tukang ngutang seperti Chaeyeon yang selalu beralasan dompetnya ketinggalan.
Saat akan membayar belanjaannya, Chaeryeong memberanikan diri bertanya kepada Nakyung.
"Kak, selain aku, apa ada pengunjung minimarket yang lain?"
Nakyung mengangkat sebelah alisnya. "Kurasa nggak ada. Kenapa emangnya?"
"Ah, enggak. Aku cuma ngerasa kayak lagi diawasi. Bukan kakak kan?"
"??? Ngapain aku ngawasin kamu? Kayak kurang kerjaan aja"
"Ya siapa tau kan Kak Nakyung ngawasin, siapa tau aku nyuri"
"Nggak kok. Aku percaya sama kamu. Hmm kalau di minimarket sih emang nggak ada orang lain lagi. Tapi kalau di luar, mungkin aja ada. Tuh, lagi banyak orang kan? Tapi kalau benar, buat apa ngawasin kamu? Kamu bukan seorang kriminal kan?"
"Ih, bukan..."
"Nah itu... Udahlah, mungkin cuma perasaanmu aja"
"Ya semoga gitu deh"
Setelah membayar belanjaannya, Chaeryeong pun keluar dari minimarket. Benar, ada banyak orang di sana.
Chaeryeong menggenggam gelang pemberian Eunsoo yang melingkar manis di pergelangan tangan kanannya. Terasa sedikit panas.
"Ah, semoga benar cuma perasaanku aja" gumam Chaeryeong
#####
KAMU SEDANG MEMBACA
ICY One: New Case
FanfictionICY One mengira tidak akan ada lagi kasus setelah Lee Chaeyoung dkk tertangkap. Tapi ternyata mereka salah. SMA Asiansoul seolah tidak mengizinkan mereka beristirahat dengan tenang. Kasus baru terjadi, seiring datangnya para murid baru di tahun ajar...