14

210 54 11
                                    

"Jadi, kemarin itu Soobin kecelakaan habis nganter Ryujin pulang. Motornya nabrak pohon. Untung dia jatuhnya di rumput-rumput yang empuk gitu. Kakinya keseleo, jadi hari ini dia nggak ke sekolah", tutur Lia di hadapan Hyunjin, Yeji, Chaeyeon, Felix dan Jisung di kantin sekolah.

"Nanti kita jenguk dia yok", seru Jisung bersemangat

Felix menyeruput es tehnya. "Ikut. Nanti aku sama Chaewon ya ke sananya"

Felix lalu bangkut dan meraba saku celananya. Da dia baru sadar kalau dompetnya tidak ada di saku celananya.

Felix nyengir, lalu berbisik kepada Jisung, "Bro, tolong bayarin dulu ya? Dompetku gaada"

Jisung mendecih. "Iya iya"

Selesai makan, Felix langsung kabur dari kantin dan menuju kelas 10-B.

"Lee Eunsang!!!", teriak Felix begitu tiba di depan kelas 10-B.

Eunsang yang sedang mengobrol bersama Dongyun, terkejut.

"Iya, saya?"

Felix langsung berjalan menuju bangku Eunsang, lalu menarik kerah seragam Eunsang.

"Kembalikan dompetku, Eunsang!!!"

Eunsang melongo. "Dompet apa?"

"Dompetku. Dompet dengan motif tentara yang aku kasih stiker ayam di sana!!!"

Eunsang ingin terbahak. Motif tentara tapi pakai stiker ayam?

Bukan hanya Eunsang, semua yang mendengarnya juga tertawa. Yuna malah sudah bengek duluan sambil memukul-mukul meja.

Felix mendengus kesal. "Jangan tertawa!!!"

Setelah tawa mereda, kecuali Yuna yang masih bengek, Felix kembali fokus kepada Eunsang.

"Kembalikan dompetku, Eunsang!!!"

"Kak, aku nggak ngambil dompet Kakak. Sumpah"

"Alah... Kamu jangan--"

Tiba-tiba Chaewon muncul di depan kelas 10-B.

"Lee Felix!!!", seru Chaewon

Felix menoleh. "Eh, bidadari cantik. Ada apa?"

Chaewon lalu mengacungkan sebuah dompet bermotif tentara dengan stiker ayam yang tertempel di sana.

"Nih, dompetmu. Tadi pagi kan kamu titipin ke aku. Lupa ya?"

Felix bengong. Kemudian dia teringat kalau tadi pagi sebelum berangkat ke sekolah memang dia menitipkan dompetnya kepada Chaewon.

"Lepasin Eunsang. Lalu minta maf karena udah nuduh dia!", perintah Chaewon

"Hah?"

"Minta maaf atau aku aduin Papa?"

"Huh iya deh"

Felix lalu melepaskan cengkeramannya. "Maaf"

Eunsang tersenyum tipis. "Iya tidak apa-apa. Lain kali lebih teliti ya Kak"

Felix mendecih, kemudian dengan muka merah karena malu, Felix pergi dari kelas itu, masih diiringi suara tawa Yuna.

**

"Kak Soobin... Aku datang...", seru Ryujin heboh. Sepulang sekolah tadi dia minta tolong Mashiho untuk mengantarnya ke rumah Soobin. Kebetulan rumah mereka searah. Ryujin tidak bareng anak-anak kelas 3 yang lebih dahulu datang, karena dia ada kelas tambahan.

Soobin yang dari kemarin mukanya sepet, berubah jadi cerah begitu melihat sosok Ryujin.

"Ehh Sayangku datang. Duduklah", ucap Soobin

Ryujin lalu duduk di tepi ranjang Soobin. Tenang, pintu kamar Soobin terbuka lebar.

"Aku dengar kemarin Kakak kecelakaan? Maaf aku baru tau tadi dari Kak Chaeyeon"

Soobin mengangguk. "Aku nggak luka parah sih untungnya. Cuma keseleo dan lecet dikit. Tapi udah sembuh kok pas liat wajah kamu"

Muka Ryujin memerah. "Apa sih Kak Soobin... Oh ya, gimana ceritanya tuh kok bisa kecelakaan? Kakak belum terbiasa sama motor?"

"Enggak... Aku udah beberapa kali kok naik motor peninggalan almarhum Kak Yeonjun itu. Cuma mungkin karena lebih terbiasa diantar naik mobil sam Pak Seokjin"

"Udah diservis belum?"

"Tadi Pak Seokjin yang bawa ke bengkel. Udah dibenerin sih. Katanya--"

"Apa?"

"Katanya ada bagian yang rusak. Dan itu seperti sengaja dirusak orang"

"Hah? Dirusak?"

"Iya. Katanya sih begitu. Motor itu disimpan di tempat yang nggak mungkin bisa dilewatin sama tikus atau sejenisnya. Dan dari keadaannya sih emang lebih ke dirusak orang"

"Tapi siapa?"

"Nah, itu yang aku nggak tau. Kayaknya ngerusaknya pas kemarin aku parkir di depan rumah kamu deh. Aku kan sempat lengah tuh. Oh iya aku baru ingat. Kemarin pas aku jatuh, aku sempat liat ada sosok yang ngintip dari balik pohon. Kayaknya dia deh yang ngerusak"

"Kakak liat mukanya nggak?"

"Enggak... Mukanya ketutup helm fullface. Tapi dari seragamnya, kayaknya anak dari sekolah kita"

"Kalau ciri-ciri, ingat?"

"Enggak terlalu ingat. Tapi mungkin nanti kalau ketemu, bisa sedikit ingat. Cuma ingat kalo dia tinggi aja sih"

"Hmm tinggi, ya? Para anak baru tinggi-tinggi tuh kecuali Dongpyo. Eh tapi jangan su'udzon dulu deh. Takutnya ntar fitnah trus malu gara-gara salah tuduh, kayak Kak Felix tadi"

"Felix kenapa?"

"Tadi dia nuduh Eunsang ngambil dompetnya. Udah segala ngelabrak ke kelas Eunsang. Taunya dompetnya dititipin ke Kak Chaewon"

"Hah sumpah? Gila, aku kalo jadi dia pasti malu tuh. Pantesan tadi mukanya agak kusut"

"Kak Felix malu banget sumpah. Mana diketawain anak-anak sekelas"

"Hahaha... Nah, makanya aku nggak mau nuduh dulu. Takutnya ntar jadi fitnah"

"Nah, betul. Oh ya Kak, aku pulang dulu ya? Kakak selamat istirahat"

"Oh, iya. Kamu mau naik apa?"

"Ojek online aja"

"Oh oke hati-hati. Makasih udah jenguk aku"

"Siap..."


#####

ICY One: New CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang