Seokjin | Dia | Pt.2

455 92 2
                                    

Ost. The One - To Love You











"Aku sudah melupakanmu." Sela Yn sebelum Seokjin menanyakan hal sensitif kepadanya

Dirinya bohong, tak sepenuhnya Yn melupakan Seokjin. Dalam hati kecilnya, ia selalu bertanya tanya, apakah Seokjin masih mengingatnya?, dan apakah pria itu masih merasa bersalah padanya?.

Pertanyaan itu selalu muncul di benak Yn kala ia merasa kesepian. Terkadang, ia menyesali hari itu. Andai saja Seokjin tak mengungkapkan perasaannya kepadanya, hatinya mungkin tak akan selemah itu.

Yn kesal. Ia bahkan belum memulai semuanya tapi takdir membuatnya harus mundur lebih awal.

Kembali, Yn mengenang masa masa bimbingannya bersama Seokjin. Setelah hari pertama bimbingan, dengan semangat ia mengerjakan apa yang di suruhkan Seokjin kepadanya. Itu ia lakukan agar lebih cepat bertemu Seokjin untuk bimbingan selanjutnya.

Semuanya selesai dengan semalam. Dengan hati yang berdebar, Yn berdiri di depan pintu ruangan Seokjin. Sebelum masuk ke dalam, ia menghembuskan napasnya lalu kemudian mengetuk pintunya.

Saat Yn masuk ke ruangan Seokjin, seperti kemarin ia mendapati lelaki itu duduk di meja kerjanya sembari memandangi layar laptopnya.

"Ekhem, apa saya mengangguk pak Seokjin?." Ucap Yn sembari berdiri di depan meja Seokjin

Seokjin lantas mendongak ke arah Yn dan tersenyum simpul sembari menggeleng pelan. Melihat itu, Yn lalu duduk di depan mejanya dan mulai mengeluarkan draf proposalnya.

"Kau semangat sekali." Puji Seokjin saat memeriksa draf proposal Yn

Seokjin mengatakan itu karena baru kemarin Yn datang menghadap kepadanya namun keesokan harinya gadis itu datang lagi.

Mendengar pujian Seokjin, Yn tersenyum simpul sembari menahan perasaannya yang meluap seperti soda yang baru saja di tuang ke dalam gelas.

Saat Seokjin masih memeriksa drafnya, Yn sedikit melihat lihat ruangan Seokjin. Di ruangan itu, banyak foto foto Seokjin, bahkan fotonya saat di SMA juga ada. Melihat itu, Yn kembali kagum kepada dosennya itu.

"Dia tampan, bahkan saat masih muda. Berbeda denganku, saat aku masih SMA, gayaku sangat dekil hingga berfoto saja rasanya malu" Batin Yn memuji Seokjin

Diam diam, Seokjin tersenyum kecil saat melihat Yn yang tengah memandangi foto fotonya dalam diam.

"Itu aku saat masih duduk di bangku sma kelas 2." Ucap Seokjin hingga membuat Yn terkejut di tempatnya

Malu dan juga gugup. Yn hanya bisa menoleh ke arah Seokjin sembari tersenyum canggung.

"Di situ, pak Seokjin terlihat tampan." Pujinya terang terangan

Seokjin tersenyum lebar sembari membalik lembaran draf Yn. Jujur, ia tak menyangka bahwa Yn akan memujinya seperti itu dan mendengar pujian itu, hatinya serasa ingin terbang saja.

Yn juga ikut tersenyum saat melihat senyuman lebar Seokjin. Dalam hati ia bertanya tanya, apa ialah penyebab senyum itu?. Jika iya, rasanya menyenangkan menjadi orang yang bisa membuat orang lain tersenyum.

****

Yn keluar dari ruangan CEO dengan hati yang masih terasa sakit. Ia tak menyangka bahwa ia bertemu lagi dengan Seokjin setelah hari kemarin.

Yn duduk termenung di meja kerjanya. Memikirkan apa yang harus ia lakukan nanti. Apakah ia harus bersikap tak mengenal pria itu atau tidak?, tapi jika ia lakukan, semua sudah terjadi. Seokjin masih mengingatnya dan tak mudah baginya juga untuk berpura pura.

Di dalam ruangannya, Seokjin duduk diam sembari melihat keluar kaca ruangannya, bisa ia lihat Yn tengah duduk di meja kerjanya.

Ada rasa menyesal di hati Seokjin melihat wajah sedih gadis itu. Jika ia tahu bahwa Yn masih lemah terhadapnya, ia pasti tak memilih gadis itu untuk menjadi sekertaris sementaranya.

Seokjin pikir Yn baik baik saja. Ia pikir gadis itu sudah melupakannya setelah pertemuan mereka kemarin. Saat bertemu dengan Yn di mall, gadis itu tampak bahagia dan tersenyum kepadanya. Namun pada kenyataannya, gadis itu menyembunyikan rasa sakitnya dari dirinya.

Jika Seokjin bisa memutar waktu, ia ingin sekali kembali ke hari itu. Kembali ke hari dimana perasaannya tubuh pada Yn. Seokjin ingin menghentikan perasaannya sebelum perasaan itu berkembang menjadi cinta.

"Maaf." Ucap Yn kala itu saat tak sengaja menabrak Seokjin saat ia tengah jalan mundur dan mengobrol bersama teman temannya

Saat itu, Seokjin hanya diam, tak tahu harus berucap apa karena jantungnya berdebat debar saat melihat wajah lugu Yn di hadapannya.

"Aku juga masih mencintaimu Jung Yn, dan aku juga masih belum bisa melupakanmu." Batin Seokjin sembari masih memperhatikan Yn

Setelahnya, handphone Seokjin berbunyi dan menampilkan nama seseorang di layarnya. Kim Yoonie.

Sebelum Seokjin mengangkat panggilan telpon itu, ia menghela napas berat.

"Halo... Ada apa???."

"Kau tak lupakan untuk malam ini?."

"Hem, aku ingat. Tenang saja."

"Kenapa nada bicara mu seperti itu?, kau tak suka aku menelponmu?."

"Tidak, bukan be--."

"Aku hanya memintamu untuk menjadi suami yang baik saat pertemuan keluarga kita, jadi selebihnya kau tak usah bekerja terlalu keras."

"Hemmm..."

"Ya sudah kalau begitu, lanjutkan pekerjaanmu dengan baik ya, dah."

Setelah mematikan sambungan telponnya, Seokjin kembali memperhatikan Yn.

"Pernikahan ku tak sebahagian yang terlihat. Kami memang menikah tapi sampai saat ini, kami hidup seperti orang asing." Gumam Seokjin sedih

Selama setahun pernikahannya, Seokjin dan istrinya tak pernah sedikitpun saling menyentuh satu sama lain. Pernikahan mereka murni karena bisnis dan karena itu, sampai saat ini hatinya masih untuk Yn, bukan wanita yang berstatus sebagai istrinya.

****

Waktu yang di tunggu Yn akhirnya tiba juga. Saat jam telah menunjukkan pukul 5.20 sore, ia langsung bergegas dari duduknya untuk pulang ke rumah.

Saat Yn hendak memasuki lift, sebuah tangan menahannya dari belakang hingga membuatnya terdiam.

"Tunggu aku." Ucap Seokjin

Yn termenung saat Seokjin sudah masuk ke lift, sedangkan dirinya masih berdiri di depan lift yang terbuka dengan Seokjin yang tengah melihat ke arahnya.

"Kau tak masuk?"

Yn menghela napas, menggeleng dan tersenyum simpul pada Seokjin. "Bapak saja yang duluan."

Sudah Yn putuskan, ia akan melupakan pria itu mulai saat itu juga. Ia tak ingin terjerat lebih dalam lagi karena kejadian di masa lalu yang membuat hatinya sakit. Lebih baik sakit lebih awal, dari pada selamanya merasakan itu.

Setelahnya, pintu lift tertutup dan menyisakan Yn di sana.

Seokjin diam sembari mendongak, melihat angka lift yang semakin turun. Lift lalu terbuka dan Seokjin pun keluar dari sana.

Kembali ke Yn. Gadis itu baru masuk ke dalam lift setelah lift itu selesai membawa Seokjin turun. Sama seperti Seokjin, Yn juga mendongak dan melihat angka lift.

Setelahnya, pintu lift yang di isi Yn terbuka, menampilkan sosok Seokjin yang berdiri di depannya. Melihat itu, Yn di buat terkejut karena kehadirannya.

"Aku menunggumu." Ucap Seokjin hingga mampu membuat jantung Yn berdegup kencang

Yn diam dan tak tahu harus berbuat apa. Hatinya berbanding terbalik dengan niatnya tadi. Karena hatinya masih berdebar saat melihat Seokjin setelah ia memantapkan dirinya untuk melupakan pria itu.

"Aku menunggumu. Ayo kita pulang bersama." Ajak Seokjin pada Yn sembari menahan pintu lift yang hendak tertutup menggunakan kedua tangannya













Tbc

BTS With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang