Seokjin | Epiphany

1.8K 226 8
                                    

Ost. Jin (BTS) - Epiphany






Aku terlalu mencintaimu sampai aku lupa bahwa yang harusnya aku cintai terlebih dulu adalah diriku sendiri~






>>>>






"Oppa, apa kau sudah makan? Kalau belum aku bawakan ini untukmu" Ucapku pada seorang namja yang tengah duduk di bangkunya

Namanya Kim Seokjin, namja tampan yang sukses membuatku lupa akan duniaku sendiri.

Seokjin oppa hanya mengangguk setelah itu menerima kotak bekal berwarna pink pemberianmu.

"Terima kasih tapi bisakah kau keluar dari kelasku? Aku sedang belajar untuk ulangan sebentar dan aku tidak di ganggu" Ucap seokjin

Entah kenapa ada perasaan sedih yang menempa perasaanku namun bodohnya aku hanya mengangguk sambil tersenyum seolah olah aku baik baik saja.

Aku lalu berbalik dan berjalan meninggalkan seokjin oppa yang tengah melanjutkan bacaannya. Sebelum aku keluar dari kelasnya, aku menoleh untuk melihat apakah ia sudah menyentuh bekal pemberianku atau tidak tapi nyatanya ia mengabaikan bekal pemberianku dan sibuk dengan belajarnya.






>>>>






"Oppa, ini untukmu" Ucapku sambil menyodorkan sebotol air mineral pada seokjin

Seokjin oppa hanya tersenyum tipis setelah itu mengambil air minum pemberianku.

Sejam yang lalu aku memang sengaja menunggu seokjin oppa yang tengah bermain basket di lapangan sekolah bersama teman temannya, padahal saat ini sudah amat sore tapi aku malah menunggunya dan menahan rasa lapar dan juga lelahku.

Namun lagi lagi ia mengecewakannya, setelahnya ia malah melemparkan air minum itu kearah salah satu temannya.

"Kenapa?" Tanyaku bingung

"Temanku lebih membutuhkan dari pada aku, lagi pula aku tak haus kok" Jawabnya lalu tersenyum tipis padaku






>>>>






"Pacarmu tidak menjengukmu?" Tanya temanku, jisoo

Aku yang kini tengah berbaring diatas kasur ku dengan kain kompresan di keningku hanya menggeleng pelan.

Lagi lagi dia kembali mengecewakanku. Semalam aku menelponnya untuk memberi kabar bahwa aku tengah sakit dan dia berjanji akan menjenguk ku keesokan harinya tapi sejam yang lalu ia membatalkan janjinya karena salah satu temannya mengajaknya untuk ke game center.

"Sampai kapan kau akan seperti ini?" Tanya seulgi sambil duduk di kasur ku

Aku menghela napas pelan lalu memejamkan mataku, rasanya mataku terasa perih hingga aku ingin menangis saat ini juga. Aku lalu memandang kedua temanku yang tengah menatap iba kearahku.

"Aku baik baik saja" Ucapku lalu tersenyum

Bohong. Lagi lagi aku berbohong. Ini bukan pertama kalinya mereka mengatakan sampai kapan aku akan bertahan. Mereka selalu bertanya seperti itu padaku disaat seokjin mengecewakanku tapi tentu saja aku selalu menjawab bahwa aku baik baik saja. Aku terlalu mencintai seokjin hingga aku buta akan pengabaiannya padaku.

"Kau bodoh dan juga buta" Ucap jisoo dan aku hanya tersenyum tipis

Yang dikatakannya memang benar. Aku bodoh dan juga buta.






>>>>






Hari ini aku menginjakkan kakiku di sekolah walau aku merasa bahwa hari ini aku masih merasa sakit. Aku tersenyum lebar saat melihat seokjin oppa yang baru saja keluar dari kelasnya namun senyumku langsung luntur saat itu juga saat aku melihat solbin, teman sekelas seokjin oppa yang berlari kearahnya dan memeluk lengan seokjin oppa.

Aku yang tadi berniat untuk menghampiri seokjin oppa lalu berbalik dan berlari meninggalkan koridor kelas seokjin oppa.

Lagi, lagi dan lagi dia menghancurkan hatiku.

Aku menaiki satu persatu anak tangga hingga aku kini telah sampai di atas atap sekolah yang sangat sepi.

Aku menghela napas sambil menjatuhkan diriku. Aku mengabaikan rasa sakit di lututku yang kini mulai berdarah saat lututku bergesekan dengan atap sekolah yang kasar.

"Kau bodoh ya" Ucap seseorang

Aku lalu mendongakkan wajahku dan mendapati seseorang berwajah dingin tengah berdiri dihadapanku hingga matahari yang tadinya menyilaukan ku kini tertutupi olehnya.

"Suga oppa" Ucapku pelan

Ya, dia suga oppa... Teman sekelas seokjin oppa.

"Ada yang ingin aku katakan padamu. Aku mengatakan ini bukan untuk menyuruhmu putus tapi aku mengatakan ini agar kau membuka lebar lebar matamu itu. Kau harusnya lebih mencintai dirimu sendiri ketimbang mencintai orang lain karena dirimu jauh lebih berharga" Ucapnya

Aku hanya menunduk sambil mencerna ucapan suga oppa hingga kulihat ia berjalan meninggalkanku di sini.







>>>>







Aku ternyata memang bodoh ya. Buktinya sekarang aku tengah tersenyum disamping seokjin oppa saat ia mengatakan bahwa ia merindukanku. Padahal kemarin jelas jelas aku melihatnya tengah tertawa bersama solbin.

"Oppa" Panggil ku hingga seokjin oppa menoleh kepadaku

"Hmmm. Ada apa?" Tanya seokjin padaku

"Apa oppa benar benar mencintaiku?" Tanyaku tepat menatap matanya

Seokjin oppa lalu diam tanpa mengatakan apapun. Aku dapat melihat dari sorot matanya bahwa ia sama sekali tak mencintaiku, disini hanya aku yang memiliki perasaan itu tidak dengan seokjin oppa.

"Aku mencintai oppa. Sangat mencintai oppa hingga rasanya aku tak ingin kehilangan oppa" Ucapku lalu memeluk seokjin oppa

Dia tak membalas pelukanku.

"Oppa, jika aku pergi apa oppa akan merasa kehilanganku?" Tanyaku masih sambil memeluknya

Seokjin oppa tetap saja diam dan lagi lagi aku kecewa untuk kesekian kalinya.






>>>>






Sambil ditemani oleh gelapnya malam, aku terduduk diatas kasur ku sambil bersandar di dinding. Aku menghembuskan napasku kasar sambil melirik ke arah bingkai foto yang menunjukkan fotoku bersama seokjin oppa.

Aku sangat mencintai seokjin oppa hingga aku tak bisa kehilangannya. Aku takut jika ia pergi, aku akan sendirian walau nyatanya saat ini aku merasa kesepian. Aku mencintainya hingga aku lupa akan perasaanku sendiri.

Aku lalu bangun dari kasur ku setelah itu mengeluarkan selembar kertas berwarna pink dari dalam tas ku dan mulai menulis beberapa rentetan kata.















Untuk seokjin oppa





Oppa, tahukah oppa bahwa saat pertama aku melihat oppa didepan gerbang sekolah, aku saat itu jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelahnya aku meminta ibuku untuk memindahkan ku kesekolah yang sama dengan oppa dan apa oppa tahu ibu mengatai ku gila saat itu hingga aku sendiri nekat mengurus kepindahan ku secara diam diam.

Oppa, aku sangat mencintai oppa hingga aku rasa aku tak ingin kehilangan oppa. Aku sangat mencintai oppa hingga sebanyak apapun oppa mengecewakanku dan mengabaikanku aku tetap mencintai oppa. Saat itu aku sangat senang saat oppa mengajakku pacaran, aku bahkan tak bisa tidur setelahnya. Bahkan setiap malam setelah aku mendengar suara oppa melalui sambungan telpon, aku juga tak bisa terlelap tidur karena jika aku tidak aku takut tak bisa melihat oppa.

Tapi kali ini aku sadar, oppa sepertinya tak mencintaiku. Oppa hanya diam saat aku bertanya apa oppa mencintaiku?. Sepertinya aku terlalu berharap terlalu besar pada oppa. Maka dari itu aku pergi.




Dari aku yang sangat mencintaimu






Setelahnya aku mulai memejamkan mataku untuk selama lamanya.
























FIN

BTS With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang