Yoongi | Goodbye | Pt.3

502 115 36
                                    

"Apa ayahmu baik-baik saja?." Tanya Yoongi saat ia tak sengaja bertemu dengan Yn di lorong rumah sakit

Yn mengangguk sembari tersenyum tipis pada suaminya. "Em, ayahku baik-baik saja sekarang, jadi kau tak perlu nengkha-"

"Biaya rumah sakit ayahmu sudah ku bayar semua." Sela Yoongi

Yn lantas menunduk diam, sakit hati ketika Yoongi menyela ucapannya. Saat ia mendongak, lelaki itu sudah menghilang dari hadapannya dan saat ia mencari keberadaannya, ia melihat Yoongi tengah tersenyum lebar pada seorang perawat cantik yang tengah berdiri disampingnya.

Yn menghela napas, iri dan juga sedih melihat sang suami tengah tersenyum dan bersikap manis pada gadis lain. Dalam hati ia bertanya-tanya, kapan lelaki itu bisa tersenyum dan bersikap manis juga kepadanya?, apakah ia bisa mendapatkan kasih sayang lelaki itu?, seperti tidak. Pikirnya.

Yn lantas berbalik dan pergi berlawanan arah dari Yoongi yang tengah bersama Lini. Tak lama kemudian, ia berhenti di depan pintu kamar rawat ayahnya. Dari balik kaca, ia melihat sang ayah yang tengah bercengkrama bersama sang ibu.

Yn tak dapat membendung air matanya. Rasa bersalahnya kian memuncak saat ia sadar bahwa orang tuanya sudah rentan dan ia juga tak bisa selalu bersama mereka, karena dirinya harus berada di sisi Yoongi walau lelaki itu tak menganggapnya ada.

"Ibu... Ayah... Maaf, karena sampai sekarang aku selalu mengecewakan kalian."

Yn menutup mulutnya dengan kedua tangannya, menahan isak tangisnya agar tak keluar dan membuat orang tuanya khawatir. Tak sanggup menahan perasaan bersalah itu, ia lantas berlari pergi dari sana.

.

Kini Yn tengah menangis dengan terisak-isak di kursi taman belakang rumah sakit. Ia duduk seorang diri di sana, mengabaikan pandangan orang-orang yang tengah melihat kearahnya dengan kebingungan.

Yn menunduk sembari menangis dengan terisak. Ia lantas memukul dadanya karena rasa sesak yang ia rasakan di sana.

"Bibi, apa bibi sakit?." Tanya seorang gadis kecil pada Yn

Yn mengangkat wajahnya dan terdiam saat melihat seorang gadis kecil dengan kursi roda tengah memandang iba kepadanya.

"Apa bibi terlalu sakit sampai menangis seperti itu?. Aku juga seperti itu. Setiap kali aku mendapatkan perawatan, tubuhku rasanya sakit sekali hingga bergerak saja sulit. Kadang kala aku ingin menangis juga, tapi ketika melihat ibu ku menangis di samping ranjangku membuatku enggan. Jika aku menangis, ibu pasti akan bertambah sedih. Aku mengatakan ini bukan ingin di kasihani juga oleh bibi, aku hanya ingin mengatakan kepada bibi untuk tetap kuat." Jelas gadis kecil itu hingga membuat Yn terdiam

Yn menyesal sudah bersikap lemah seperti sekarang. Kata-kata anak kecil itu memang benar, jika ia menangis seperti itu dan orang tuanya tahu, mereka pasti akan ikut bersedih dan merasa bersalah kepadanya.

Yn lantas tersenyum dan mengangguk pelan. "Berapa usiamu?, kau pintar sekali membuat bibi ini sadar." Tanyanya sembari mengusap pelan kepala gadis kecil itu

.

Yn kembali dari taman. Sekarang ia tengah berjalan seorang diri di lorong rumah sakit dengan menunduk lemah.

"Awwww." Erangnya saat ia terjatuh karena tak sengaja menabrak seorang perawatan yang tengah membawa nampan berisi air dan obat-obatan

Bukan cuma Yn, perawat yang di tabraknya pun ikut terjatuh dengan nampan, gelas dan obat-obatan yang berceceran di sekitarnya.

"Maaf. Apa kau tak apa apa?." Tanya perawat itu yang ternyata adalah Lini

Yn terdiam saat melihat gadis perawat dihadapannya. "Bukankah dia yang bersama Yoongi tadi." Batinnya

Lini menatap Yn dengan bingung saat melihatnya yang tak bergeming sedikitpun. "Kau tak apa-apa?."

Yn tersadar dan menggeleng dengan cepat. Setelahnya ia membantu Lini untuk memungut barang bawaannya yang ikut terjatuh tadi.

"Maaf karena aku sudah menabrakmu. Aku tadi tengah buru-buru, jadi sekali lagi maafkan aku." Ucap Lini setelah ia dan Yn berdiri

Yn mengangguk kecil sembari menatap Lini, dalam. Dalam hati ia penasaran, apa hebatnya perawat dihadapannya itu hingga suaminya tak bisa melihatnya dan hanya melihat perawat itu.

"Ada apa?. Apa ada sesuatu diwajahku?." Tanya Lini sembari tangan kananya meraba wajahnya dan tangan kirinya membawa nampan berisi gelas dan obat-obatan tadi

Yn menggeleng dan tersenyum tipis. "Tak ada... Kalau begitu aku pergi dulu." Sahutnya dan berlalu dari hadapan Lini.

.

Diruangannya, Yoongi tengah duduk di meja kerjanya sembari membaca data pasien. Tak lama kemudian, pintu ruangannya terbuka, menampakkan Lini yang memasuki ruangannya dan kemudian berjalan kearahnya.

Yoongi yang menyadari kehadiran Lini lantas menyimpan catatan pasiennya dan mendongak untuk melihat gadisnya itu.

"Apa kau sudah membawa obat untuk pasien di kam-"

Ucapan Yoongi terhenti saat ia melihat lutut Lini yang sedikit lecet saat gadis itu duduk di sofa.

"Ada apa?." Tanya Lini saat menyadari Yoongi tengah memperhatikannya

Yoongi berdiri dan menghampiri Lini lalu berdiri dihadapan gadis itu. "Ada apa dengan lututmu?"

"Oh ini. Ini hanya luka kecil saat aku terjadi di lorong tadi." Sahutnya, tersenyum kecil

Yoongi menghela napas dan berlalu dari hadapan Lini, setelahnya ia kembali dengan membawa kotak p3k lalu berjongkok gadis itu.

"Tak usah, aku bisa sendiri." Tahan Lini saat Yoongi hendak mengobati lukanya

Yoongi mendongak, menatap tajam ke arah Lini dan setelahnya mulai mengobati gadis itu setelah tak mendapatkan penolakan lagi.

"Kenapa kau bisa jatuh?." Tanya Yoongi setelah selesai mengobati sang gadis

Lini tersenyum simpul lalu menjawab. "Aku tak sengaja menambrak seseorang di lorong tadi. Sepertinya dia juga terluka."

.

"Kau dari mana saja?" Tanya sang ibu saat Yn berjalan ke arahnya dan suaminya

Yn tersenyum simpul dan duduk di kursi yang berada di samping ranjang rawat sang ayah. "Aku dari taman. Apa ayah juga ingin ke taman?, taman rumah sakit ini sangat cantik."

Sang ayah menggeleng sedangkan ibunya menghela napas berat. "Kau sudah makan siang?."

Yn mendongak untuk menatap sang ibu lalu menggeleng. "Tidak."

"Keluarlah dan ajak suamimu makan siang bersama." Suruh sang ibu hingga membuat Yn terdiam sedih

Yn lantas menggeleng sembari tersenyum lebar. "Aku tak lapar bu. Lagi pula aku baru saja datang dan duduk di sini, aku masih ingin melihat ayahku yang tampan ini." Sahutnya lalu tertawa kecil bersama sang ayah

"Pergilah sebelum ibu usir. Setidaknya kau harus menemani suamimu makan siang ketika berada di sini."

Yn menunduk dan menghela napas berat. Setelah ia berdiri dan mengangguk kecil. "Yasudah bu, aku pergi dulu."

.

Yn menghela napas berat saat ia sudah berdiri didepan pintu ruang kerja Yoongi.

Tok Tok Tok... Yn mengetuk pintu ruangan Yoongi dan karena tak ada sahutan dari dalam, ia membuka pintu itu. Ia lantas  tertegun saat melihat Yoongi tengah di suapi makanan oleh Lini yang duduk di sampingnya.














Tbc


Sakit hati lagi kalian 💔😭

Maafin author gais udah buat kalian ngenes di cerita ini 😔 bukan maksud author buat kalian jadi sad girl. Author hanya ingin menyalurkan ide yang sad ini ke kalian. 😐

Gimana nih kalian?. Masih betah berumah tangga sama Yoongi?. Jawab ya gais, karena jawaban kalian akan berdampak dengan ending cerita ini 😌

Dan seperti biasa nih, like dan komennya gais setelah baca cerita ini. Budayakan jangan jadi pembaca gelap 🌚 OK 👌

BTS With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang