BTS With Me

Seokjin | At Gwanghwamun

Ini adalah cerita... Pertama kalinya aku bertemu dengannya dan juga untuk yang terakhir kalinya.

Jika mengingat moment itu kembali, aku bahagia sempat bertemu dengannya walau hanya sekali.

Namanya Kim Seokjin, lelaki tampan yang sebentar lagi akan berusia 30 tahun jika hal buruk itu tak terjadi kepadanya.

Demi menyelamatkanku, dia merelakan dirinya sendiri...

Dan cerita ini di mulai pada hari itu...

****

"Kau serius akan pulang ke kampung halaman nenekmu?" Tanya Jungkook, sahabatku

Aku mengangguk sembari menyeruput minuman dinginku yang ku pesan tadi.

Sekarang, aku dan Jungkook memang sedang berada di cafe, duduk berdua sembari mengobrol ringan.

"Ingin ku temani?"

"Tidak perlu kook, aku bisa sendiri lagi pula kau kan sibuk. Jika kau ingin, belikan saja aku tiket kereta"

"Dasar, kau ini"

Jungkook mencibirku setelah aku mengatakan omong kosong di depannya.

"Sepertinya aku harus pulang lebih awal. Kalau begitu aku pergi dulu ya" Ucapku lalu berdiri dari dudukku

Jungkook mengangguk sembari tersenyum tipis dan setelah itu, aku pergi dari hadapannya.

Tak butuh lama buatku untuk sampai di rumah kostku.

Ya, sekarang aku memang tengah mengekost. Hal itu ku lakukan karena kampusku sangat jauh dari rumahku yang terbilang jauh di dalam pelosok desa.

"Sekarang, aku bawa apa ya"

Aku berdiri di depan lemari bajuku yang terbuka lebar.

"Baiklah, kemas saja apa yang bisa di kemas, lagi pula aku hanya seminggu di sana"

Ku buka koperku sebelumnya aku ambil dari bawa ranjang, memasukkan pakaian santai dan beberapa dalaman di dalamnya. Setelah itu, ku tutup rapat dan ku letakkan koperku di belakang pintu kamar.

.

Hari yang tunggu akhirnya datang juga. Sekarang, aku telah berada di statiun kereta api, berdiri sembari tangan kananku menegang tiket kereta dan tangan kiriku memegang pegangan koper.

Beberapa menit kemudian, kereta yang akan ku naiki telah berhenti di depanku.

Setelah pintu kereta terbuka, ku tarik koperku untuk masuk ke sana namun orang orang yang hendak naik bersamaku malah saling mendorong satu sama lain hingga membuatku hampir terjatuh ke depan.

"Aaa-"

Aku hampir berterik saat tubuhku oleng ke depan namun sebelum hal buruk terjadi padaku, sebuah tangan menarikku dari belakang dengan cara memeluk perutku hingga membuatku mendapatkan keseimbangan kembali.

"Lain kali hati hati, biarkan orang orang itu masuk lebih dulu. Kau juga tak akan di tinggalkan oleh keretanya" Ucapnya lalu mendahuluiku masuk ke dalam kereta

Dia tampan, hingga membuatku terdiam cukup lama karena terbuai oleh sikap gentle nya tadi.

"Aku suka dia" Gumamku, tersenyum simpul

Setelah keadaan aman, aku pun menarik koperku dan masuk ke dalam kereta.

Sepertinya keberuntungan menutupi kesialanku. Ternyata aku duduk di samping lelaki yang menyelamatkanku tadi.

"Kenapa diam saja?. Kau tak duduk?" Tanyanya saat aku hanya berdiri di sampingnya

"Eoh?"

Aku tersadar setelah mendapat teguran berupa pertanyaan darinya. Dengan cepat, aku pun duduk di sampingnya, canggung.