Jimin | (Boy) Friend

1.9K 217 7
                                    

Aku menghela napas dalam dalam setelah itu menghembuskannya perlahan. Aku terdiam sesaat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, saat taehyung mengutarakan ucapannya yang terdengar merasa bersalah padaku dan rasa syukurnya karena aku kini sudah memiliki kekasih tapi nyatanya, yang ku katakan tadi hanyalah sebuah kebohongan.

"Ku bilang juga apa, mending pacaran denganku dari pada tetap menjadi orang bodoh karena menyukai seorang seperti kim taehyung" Ucap jimin sambil berdiri di hadapanku

Aku yang tengah duduk di salah satu kursi kayu usang yang terdapat di rooftop sekolah hanya menggeleng pelan saat mendengar ucapan jimin yang menyakiti hatiku secara tidak langsung. Memangnya aku tahu bahwa aku akan berakhir menyedihkan seperti ini? Jika aku tahu lebih awal, aku juga pasti akan berhenti walau kemungkinannya hanyalah 50%.

"Jadi apa sekarang kita sudah resmi berpacaran?" Tanya jimin

Aku lalu mendongakkan wajahku untuk menatap jimin yang kini tengah menaik turunkan alisnya berniat menggoda. Aku mendengus pelan setelah itu menendang tulang kering jimin hingga ia mengadu kesakitan.

"Yak... Aish... Sakit bodoh. Kenapa kau menendang ku? Dasar menyebalkan" Ucap jimin kesal sambil menunduk dan mengusap tulang keringnya yang habis ku tendang

"Itu karena kau menyebalkan. Kau tidak lihat aku sedang bersedih dan kau malah mengucapkan hal konyol seperti itu. Huh, benar benar tak bisa ku percaya" Ucapku setelah itu mendengus kesal sambil memicingkan mataku menatap tajam pada jimun

Jimin lalu mencebikkan bibirnya kesal setelah itu beralih duduk disampingku. Aku terdiam saat jimin menatapku dengan raut wajahnya yang serius dan setelah itu ia menghela napas lalu memalingkan wajahnya dariku. Aku yang melihatnya hanya diam sambil memperhatikan jimin yang terlihat gusar.

"Ada apa?" Tanyaku yang mulai penasaran akan jimin

Jimin lalu menoleh ke arahku dengan tatapan kesalnya setelah itu ia mengacak rambutnya kesal lalu kembali menghela napas.

"Apa selama ini kau pura pura bodoh? Apa selama ini kau selalu menganggapku bercanda? Jika kau tidak tahu, akan aku beritahu jadi dengarkan aku baik baik karena aku tak akan mengulangi ucapanku. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu dan aku serius menyukaimu" Ucap jimin sambil menatap dalam mataku

Aku yang mendengar ucapan jimin barusan hanya mampu mengedipkan mataku tak percaya. Setelahnya aku menunduk untuk mencerna ucapan jimin sekali lagi, mungkin saja aku salah dengar atau aku sedang berhalusinasi.

"Dasar tidak peka" Gerutu jimin setelah itu berdiri dari duduknya

"Pikirkan lagi baik baik ucapanku yang tadi lalu setelah itu kau harus membalasku" Ucap jimin

Aku lalu mendongakkan wajahku untuk menatap jimin dan setelahnya jimin berlalu dari hadapanku. Aku hanya diam sambil melihat kepergian jimin dan setelah itu hanya ada aku seorang diri di rooftop dengan semilir angin yang menerbangkan rambutku.






Skip>>>>






Aku berjalan gontai menuju kelasku setelah cukup lama menenangkan diri di rooftop. Sesaat aku terdiam setelah memasuki kelas dan mendapati jimin sudah duduk di bangkunya, tepatnya di samping bangku ku. Aku lalu duduk dibangku ku dan sesekali melirik jimin yang sibuk menulis di bukunya.

"Pak namjoon belom datang?" Tanyaku pada jimin

"Tidak. Hari ini ia berhalangan datang jadi hanya memberikan tugas kelompok untuk teman sebangku" Jawab jimin tanpa menoleh sedikitpun kepadaku

Setelah mendapatkan jawaban dari jimin, aku hanya diam sambil memperhatikan jimin yang terlihat sangat serius dan entah kenapa aku malah larut dalam memperhatikan jimin. Tanpa ku rasa senyumanku terukir di wajahku saat melihat jimin mendengus kesal dan masih asik dengan kegiatannya.

Jimin benar benar terlihat lucu dan menggemaskan, apalagi bibirnya yang berisi dengan kedua pipi seperti bakpau yang empuk dan jangan lupakan mata tanpa kelopaknya yang terlihat teduh. Berlama lama melihat jimin secara dekat seperti ini membuatku lupa akan sekelilingku karena terlalu larut memperhatikannya.

"Ayo berpacaran" Ucapku tanpa sadar walau dengan volume suara yang tak terlalu besar

Sontak jimin menoleh kepadaku dengan mata yang membulat akibat terkejut. Sama halnya dengan jimin, aku juga terkejut dengan apa yang baru saja ku ucapkan. Aku lalu menutup mulutku dengan kedua tanganku sambil balas menatap jimin yang masih terlihat kaget.






Skip>>>>






Sekarang keadaanku dan jimin sangatlah canggung. Setelah ucapan ku dikelas tadi yang spontan, aku maupun jimin tak mengucapkan sepatah katapun tentang hal itu. Yang kami obrolkanpun hanya seputar tugas kelompok untuk mengalihkan kecanggungan akibat ulahku dan di sinilah kami sekarang, berduaan di dalam perpustakaan yang sepi untuk mengerjakan tugas dari pak namjoon.

"Aduh,,, kenapa tugasnya susah sekali sih. Pak namjoon kalau kasih tugas gak mikir mikir apa. Otak cuma segini dikasih tugasnya yang susah" Ucap gw kesal sambil mencoba memecahkan soal matematika dari pak namjoon

Jimin yang duduk disampingku hanya diam tanpa membalas ucapan kekesalan ku. Aku yang merasa diabaikan oleh jimin lalu menoleh dan mendapati jimin tengah memperhatikan ku. Seketika itupun aku merasa gugup dan juga canggung kala mataku bertatapan langsung dengan mata milik jimin.

"Kenapa?" Tanyaku dengan perasaan gugup

Jantungku bahkan berdetak sangat cepat disaat jimin mulai memajukan wajahnya kearahku dan tanpa aku sadari aku malah memejamkan mataku karena sempat berpikir bahwa jimin akan menciumku. Namun cukup lama aku menunggu tapi tak terjadi apapun hingga aku memberanikan membuka mataku dan masih mendapati jimin tengah menatapku sambil tersenyum.

"Apa kau pikir aku akan menciummu?" Tanya jimin setelah itu tersenyum miring kepadaku

Aku hanya mampu mendengus kesal lalu memalingkan wajahku dari jimin. Aku terlalu malu untuk menatap jimin saat ini.

"Kau mau jadi pacarku?" Tanya jimin hingga aku langsung menoleh ke arahnya

"Kenapa?" Tanyaku yang terdengar seperti orang bodoh

"Karena aku menyukaimu. Aku hanya akan menciummu setelah kau jadi pacarku. Jadi mau tidak, kau jadi pacarku?" Ucap jimin dan aku langsung mengangguk

Jimin terkekeh geli setelah itu sambil menutup mulutnya. Setelahnya jimin menatapku dengan raut wajah menggodanya.

"Segitu inginnya kau mendapat ciuman dariku hingga langsung menerimaku" Ucap jimin sembari menggodaku

Aku lalu mendengus kesal lalu menonjok perut jimin yang kurasa memiliki otot perut yang biasa disebut abs.

"Kau mau lu ya? Tak usah malu, kau kan biasanya malu maluin" Ucap jimin setelah itu tertawa karena berhasil mengejekku

Aku yang mulai kesal karena tingkah jimin lalu berdiri dari duduk ku berniat meninggalkannya tapi sebelum aku beranjak dari tempatku sekarang, jimin lalu menarik tanganku hingga membuatku kembali duduk disampingnya. Jimin lalu menatapku intens hingga detik berikutnya, ia lalu menarik tengkuk ku dan menciumku amat dalam. Aku lalu menutup mataku saat mulai terbuai akan ciuman jimin yang memabukkan hingga suara pintu yang terbuka mengagetkan kami.

Aku dan jimin lalu menghentikan kegiatan kami setelah itu menoleh untuk melihat siapa yang baru saja memasuki perpustakaan dan betapa terkejutnya aku saat mendapati taehyung tengah berdiri mematung di depan sana.

Astaga. Ini benar benar memalukan. Seseorang yang pernah ku sukai mendapatiku berciuman di perpus...

























FIN

BTS With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang