4. A Hidden Statement
Langkah kaki Arga menggema di lorong gedung sayap kanan. Suasana terlihat sepi, tak ada mahasiswa maupun mahasiswi yang berkeliaran di depan kelas. Arga melirik jam tua klasik yang menempel pada dinding di sebelah kiri tangga menuju lantai dua, jarum jam pendek masih di angka tujuh.
Arga melanjutkan langkahnya menemui Profesor Darren di ruangannya. Setelah salat subuh tadi, ia langsung bersiap untuk pergi ke kampus.
Setelah melewati beberapa ruang kelas. Sampai lah Arga pada ruangan dengan pintu cokelat tua yang mengkilat, kenop pintunya dari gagang besi yang besar berwarna putih.
Tampaknya Profesor Darren belum sampai di kampus. Arga memutuskan untuk menunggu, duduk di kursi yang disediakan di depan ruangan Profesor Darren.
Membuka print out laporan akhir nya sembari mengecek kata per kata yang bisa jadi salah dalam penulisan.
"Oh Arga! Howdy?" Profesor Darren datang dari arah yang berlawanan saat Arga masuk. Membenarkan letak kacamatanya, Profesor Darren membuka kunci pintu ruangannya.
"Fine, Prof. Alhamdulillah. How about, Prof?" Arga berdiri, menjawab sapaan Profesor Darren.
"I'm okay. Ayo masuk!" Profesor Darren membuka pintu lebar-lebar. Arga segera masuk dalam ruangan.
"How's your progress? So far so good?" Profesor Darren meletakkan tas nya, duduk di kursi kebesarannya. Prof. Darren Bakheri. Ph.D. dengan bidang keilmuan desain arsitektur, arsitektur lansekap, dan perancangan tapak tertulis di papan nama berbahan akrilik berwarna putih. Arga mengamati gelar itu dengan saksama. Ingin sekali melanjutkan kuliah setelah program sarjana di sini, tetapi ada hal yang ingin ia lakukan terlebih dahulu.
"I made it last night, Prof. Saya kurang mengerti di bagian yang dimaksud pada pertanyaan ini, Prof," Arga menyodorkan print out hasil begadangnya tadi malam.
Profesor Darren membaca dengan saksama, sesekali mengernyitkan dahi lalu mengangguk, "You have on point. Your progress is well. Saya rasa tidak masalah dengan jawaban yang tertulis di sini. Cukup hati-hati dan teliti. Semua akan baik."
Arga tersenyum senang, "Thank you, Prof. Ini semua atas saran dan masukan, Profesor."
"No, no you have a good job. Well, let's me see," Profesor Darren melihat kalender di atas mejanya, "Jika tugas akhir semester ini selesai cepat dan semester depan, kau bisa cepat ambil ujian lisan, Arga. Dengan syarat kau telah menyelesaikan credits semester yang sudah di rancang awal semester."
"Alhamdulillah, thank you, Prof. Thank you so much," ucap Arga dengan nada gembira.
"Saya rasa kau, Cecilia, dan Mark sudah cukup bagus mengerjakan tugas akhir masing-masing. Tugas tentang proposal penelitian seperti ini, kau dapat meng-handle nya dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Духовные[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...