28. Take Your Time
Arga memang lemah. Sebegitu kuatnya ia berusaha tegar, nyatanya ia begitu rapuh. Kata Manaf, laki-laki harus siap segala konsekuensi tanpa perlu memikirkan sebuah rasa. Namun, baik laki-laki maupun perempuan ketika hatinya sedang patah, pasti tidak akan baik-baik saja. Pasti merasa terpuruk. Pasti merasa frustasi.
Arga malu dengan Tsabita. Nyatanya, dibalik sosoknya yang selalu melindungi Tsabita, dirinya pun harus tumbang dikarena virus merah jambu yang menyerang sekaligus pupus. Ibarat sang mawar, Arga menikmati harum yang terhidu dari kelopak dan mahkota sang bunga sekaligus tertusuk oleh duri tajamnya. Indahnya semu, namun sakitnya nyata.
Arga terlalu ragu untuk melihat Tsabita. Tsabita dengan kekhawatirannya, membuat harga dirinya terluka. Bisakah Tsabita tidak memandangnya seperti itu?
Arga juga menyadari, seberapa kuat cinta ia pegang erat, sebegitu mudahnya Allah dapat melepaskannya. Perihal jodoh, dirinya dan Ungu tidak dalam garis takdir yang sama. Ia masih ingin mengelak, tetapi ia harus dipatahkan pada keadaan kini. Perihal hati, hanya Allah, Sang Penggenggam Hati Manusia. Ia ingin memprotes, kenapa bukan dirinya yang dipilih? Namun, apa daya? Kuasa Allah yang telah ditetapkan.
Dan sekarang, Arga bisa apa?
Perjalanan pulang menuju flat-nya yang ada di Kota Oxford, membuat tubuh Arga harus berguncang beberapa kali saat mobil yang ia kendarai melewati jalan desa yang berbatu. Jalan alternatif yang Arga lalui agar mobil Hasan yang tadi sempat mengejarnya tak bisa menemukan keberadaannya.
Mobil sedan hitam ini, ia sewa dari tempat penyewaan milik Mommy dari Mark, teman sekaligus tetangga flat-nya. Bersyukurlah ia bisa kabur dari rumah sakit di saat semua orang sedang lengah dalam pengawasan terhadap dirinya. Termasuk Tsabita, yang ia yakini akan mencemaskan dirinya.
Satu pop up yang muncul pada layar kunci smartphone-nya menarik perhatian Arga. Dengan perlahan, ia memberhentikan laju mobilnya. Lalu, membaca pesan tersebut. Panggilan dan pesan dari Abinya yang beruntun memenuhi notifikasi itu, bahkan ia abaikan. Netranya fokus pada pesan yang sedang ia baca dengan saksama itu.
Take your time!
Seberapa kuat kamu genggam cinta itu, tak lebih sulit dari seberapa lama waktu yang diperlukan untuk melupakan cinta itu. Lepaskan dan ikhlaskan. Arga, aku harap lukamu cepat mengering. So, take your time. See on your graduation day!
p.s. Aku akan meminta Allah menjagamu. Sebaik-baik penjaga hanyalah Allah ta'ala. Aku harap kamu nggak minum obat tidur lagi. Aku serahkan semua pada Allah, Sang Penggenggam Hati Manusia.
p.s.s. Sebaiknya kamu jawab telepon Abi. Abi khawatir dan gelisah, jangan buat beliau seperti itu! Umi pun sama.
Aneh. Pesan singkat dari Tsabita membuatnya berpikir bahwa ia merasa tidak sepenuhnya mengenal Tsabita. Hari ini atau kemarin, ia tak tahu tepatnya kapan, ada jarak tak kasat mata yang jauh antara dirinya dan Tsabita. Semakin jauh akibat pertengkaran yang telah lalu atau semakin jauh akibat waktu yang bergulir di antara mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Spiritual[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...