📏8. Love isn't Fear💊

63 11 1
                                    

8. Love isn't Fear

Tsabita menolehkan kepala ke kiri mengucap salam, mengakhiri salat Asar nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tsabita menolehkan kepala ke kiri mengucap salam, mengakhiri salat Asar nya. Lalu, ia berzikir, menyebut asma Allah dilanjutkan dengan berdoa.

"Ya Allah, Ya ghafur. Ampunilah dosa, kesalahan, kekhilafan hamba Mu. Ampunilah dosa, kesalahan dan kekhilafan kedua orang tua hamba, sayangilah mereka seperti mereka menyayangi hamba sejak kecil. Berilah ampunan juga kepada Umi dan Abi serta Arga, sayangilah mereka seperti mereka menyayangi hamba," lirih doa Tsabita dengan segenap pinta agar melangitkan harap. Tsabita berdoa lama, meminta kesembuhan Arga, meminta dikuatkan, meminta disabarkan, meminta dilapangkan hati, meminta kebaikan di dunia maupun di akhirat. Ia berdoa tidak hanya untuk dirinya tetapi untuk orang-orang yang ia sayangi.

Setelah selesai berdoa, ia melipat mukena dan memasukkannya di tas. Tsabita keluar dari ruang kecil yang tadi dipakai Maira dan Manaf salat Asar.

"Dari Abu Ad-Darda dia berkata: Rasulullah bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, "Dan bagimu juga kebaikan yang sama." (HR. Muslim). Aku dengar doa mu sangat tulus. Semoga Allah ijabahkan semua pinta yang kamu langitkan," seseorang yang bersender di dinding, menoleh ke arah Tsabita yang sedang menutup mulutnya, terkejut.

"Al?" ucap Tsabita.

"Assalamualaikum. Apa kabar, Tsabita?" Albiruni menangkup tangannya sebentar di depan dada.

"Waalaikumussalam. Kabar baik, alhamdulillah," Tsabita juga menangkupkan tangan di dada, "Ya Allah nggak nyangka bisa ketemu di sini. Wah, Pak Al calon dokter," Tsabita terkekeh.

Albiruni tersenyum, "Kamu juga."

"Alhamdulillah. Oh iya, ngomong-ngomong, sebelum kecelakaan, Arga sempat kirim pesan isinya kamu lagi ada di sini. Kalau boleh tahu, dalam rangka apa kamu ke sini?" tanya Tsabita.

"Iya, malah malam kemarin aku tinggal di flat nya Arga juga," jawab Albiruni.

Tsabita membulatkan matanya, "Hah? Terus kenapa Arga bisa kecelakaan? Apa Arga ninggalin kamu sendirian di flat?"

Albiruni mengangguk, "Dia pergi keluar. Aku nggak tahu kalau dia kecelakaan, kalau temannya Om Manaf nggak menelepon flat nya Arga," tangan Albiruni bersedekap, "hm, besok aku pulang ke Indo. Urusanku juga sudah selesai."

"Urusan apa kamu di sini?" tanya Tsabita.

"Seminar Internasional diikutsertakan sama dosbim," jawab Albiruni.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang