66. Always Been You
Dokter Sahal mengecek tanda vital Tsabita. Denyut nadi, laju pernapasan, dan lainnya.
"Segera ambilkan ambubag!" serunya.
Dokter Sahal memasang ambubag dan memerintahkan perawat untuk menyiapkan ambulans menuju rumah sakit terdekat.
Setelah persiapan selesai, pertolongan pertama sudah diberikan, Tsabita dimasukkan ke dalam ambulans.
"Tenangkan dirimu!" ucap Dokter Sahal pada Arga yang tampak panik, "saya harus menyelamatkan korban kebakaran yang lain," lanjut Dokter Sahal, ia menepuk pundak Arga pelan.
"Terima kasih, Dok!" balas Arga lirih.
Dokter Sahal tersenyum tipis, tak sengaja melihat punggung tangan Arga yang terluka, "Kamu juga harus diobati setelah sampai di rumah sakit. Take care!"
Arga melihat luka bakar di tangannya. Ia rasa itu tak terlalu perih dan sakit, lebih perih dan sakit melihat keadaan Tsabita sekarang. Arga hanya mengangguk sebagai respons dan masuk ke dalam ambulans untuk menemani sang istri.
Sesampainya di rumah sakit, Arga menemani Tsabita yang dimasukkan ke dalam ruangan IGD. Ia dengan sigap membantu para perawat menggendong Tsabita menuju bed.
"Pasien kebakaran dengan tingkat saturasi rendah, Dok," petugas medis yang membantu membawa Tsabita dari tempat kejadian menuju rumah sakit menjelaskan pada dokter jaga.
"Baik, tolong yang tidak berkepentingan menunggu di luar," Arga menghela napas ketika dokter jaga tersebut berucap tegas. Ia harus rela meninggalkan Tsabita untuk ditangani oleh para medis.
"Saya bersihkan luka Anda, Mas!" ia dihampiri oleh perawat yang menatap ke arah luka bakar di punggung tangannya itu.
Arga mengangguk dan dibawa ke salah satu bed untuk dibersihkan luka bakarnya. Sekalian dibalut dengan perban.
Seolah waktu berjalan dengan lambat, Arga masih setia mendampingi istrinya yang telah diberikan penanganan oleh tim medis. Ia menantikan kelopak mata Tsabita untuk terbuka.
"Bagaimana keadaan putriku?" Firda yang pertama kali datang menemui Tsabita di ruang rawat inap. Setelah diberi penanganan di IGD, Arga mendaftarkan kamar inap untuk Tsabita juga mengabarkan musibah kebakaran itu pada keluarga mereka.
Firda mencelos melihat Tsabita yang terbaring tak sadarkan diri di atas bed. Ia terburu-buru mengambil penerbangan pada waktu paling dekat agar bisa melihat kondisi Tsabita terkini. Ia langsung menuju ke rumah sakit, meninggalkan sang suami yang masih menunggu barang bawaan termasuk koper mereka di bandara.
Tangis Firda berderai, lalu menatap Arga dengan nyalang, "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu enggak bisa jaga putriku dengan baik? Kenapa bisa putriku seperti ini?" Firda memukul pundak Arga berkali-kali, "kalau kamu enggak bisa menjaganya, kembalikan padaku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Spiritual[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...