📏69. Memories in London💊

22 3 0
                                    

69. Memories in London

"Kamu cari apa, Bita Sayang?" Arga memeluk pinggang Tsabita dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu cari apa, Bita Sayang?" Arga memeluk pinggang Tsabita dari belakang. Bibirnya tak tinggal diam untuk mencium pucuk kepala Tsabita.

"Kok, enggak ada sih, Kak? Padahal aku mau kasih tahu rahasia yang kedua," gerutu Tsabita. Masih mencari sesuatu di tumpukan baju Arga di dalam lemari.

"Apa sih, yang enggak ada?" kening  Arga berkerut.

"Sketsa gambar Ungu yang ada di lemarimu. Alasan aku enggak nyaman dan enggak suka tinggal di kamarmu itu ya, gara-gara itu. Cemburu, aku cemburu sama Ungu. Ungu aja digambar, kenapa aku enggak?" alasan Tsabita tak mau tinggal di kamar Arga saat Arga pergi ke Makassar adalah sketsa gambar Ungu. Hal seperti itu memang bisa membuat mood berantakan.

Arga terkekeh, "Padahal, udah aku buang sejak malam kita bertengkar itu."

Tsabita berbalik menatap Arga, "Serius?" ia mengamati ekspresi wajah Arga.

"Sangat serius. Buat apa nyimpen gambar mantan gebetan kalau ada bidadari surga di depanku saat ini?" Arga menarik pinggang Tsabita mendekat, "jadi, rahasia ketigamu apa?"

Tsabita menggeleng, "Enggak bisa aku tunjukin di sini. Soalnya bukan di sini."

"Di sini? Di rumah?"

Tsabita menggeleng, "Di London."

Arga mengangkat alisnya, "Jauh amat. Ya udah, besok kita ke London," putus Arga tiba-tiba.

Tsabita langsung menutup mulutnya, "Serius?"

"Banget. Sekalian buat bulan madu. Kemarin kan, seharian ada acara wisuda. Kemarin-kemarin lagi, proses penyembuhan lukamu. Gimana kalau kita ngerayain wisuda kamu di London?"

"Tapi, kamu boleh cuti kerja, Kak?"

"Itu urusan gampang. Abi juga enggak bakal nolak buat aku izin cuti."

"Kamu yakin kalau Abi enggak bakal nolak izin cutimu?"

Arga mengedipkan sebelah mata, "Mau buatin penerus keluarga kok, dilarang. Yang ada mereka malah kesenangan," goda Arga.

Tsabita menyedekapkan tangannya, "Oke, kalau kamu bisa dapat izin dari mereka," ia menyeringai lebar, "tapi kalau mereka enggak izinin. Jangan ngambek, ya?"

Arga tersenyum miring, "Siapa takut?"

Tsabita mengangguk, "Deal!" ia mengangsurkan tangannya pada Arga untuk dijabat.

"Deal!" Arga balas menjabat tangan Tsabita.

Mereka berdua segera keluar kamar untuk menemui Maira. Pertama, Arga mencari Uminya itu di dapur. Biasanya sih, jam segini Maira ada di dapur. Diikuti oleh Tsabita yang berjalan di belakangnya.

"Umi?" Arga memeluk Uminya dari belakang. Lalu, melepas pelukannya saat Maira membalik tubuhnya.

Alis Maira terangkat, "Ada apa?" tanya Maira dengan nada suara yang sedikit dingin. Ia masih kesal dan kecewa dengan perilaku anaknya itu. Meski telah mendengar penjelasan Arga.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang