📏6. The Incident💊

56 11 2
                                    

6. The Incident

Barangkali memang benar kata orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barangkali memang benar kata orang. Jika cinta begitu dalam, seseorang tak lagi berpikir panjang lagi untuk sesuatu yang akan dilakukannya. Namun, Albiruni kira bukan salah cinta. Jangan salahkan cinta. Bukan salah cinta yang agung, jikalau seseorang itu melakukan tindakan bodoh. Hanya saja hati seseorang itu, yang sudah tertutupi kabut tebal bernama ego. Akalnya tidak digunakan, perasaannya melambung tinggi. Akal dan perasaan tidak lagi saling berkolaborasi.

Cinta itu agung dan suci, tak perlu standart dari masing-masing orang untuk pembuktian cinta. Cinta yang murni hanya ada ketika komitmen sudah terpenuhi. Pernikahan lah komitmen paling luar biasa menakjubkan. Albiruni pikir seperti itu lah definisi cinta, anugerah besar yang Allah ﷻ turunkan pada setiap hamba-Nya.

Pernikahan!

Ketika seorang laki-laki menjabat tangan seorang wali dari perempuan yang ingin dinikahinya. Sebuah perjanjian agung yang tertulis di Alquran sebagai mitsaqan ghaliza. Pernikahan bukan hanya sekadar pembuktian cinta, tetapi juga ibadah paling lama.

Albiruni termenung, mengernyitkan dahi. Arga begitu santai dan tidak berpikir banyak, "Kamu berubah Ga!"

Albiruni masih tak habis pikir dengan perubahan Arga yang sekarang.

"Perubahan itu pasti. Bulan malam hari ini, tak akan sama dengan bulan kemarin malam. Sinarnya, bentuknya. Semuanya berubah, semua orang berubah. Kenapa kamu terlalu berlebihan?" Arga duduk di tepi ranjang miliknya, menaikkan salah satu kakinya.

"Ini nggak masuk akal, Ga. Kamu tahu sendiri bagaimana islam mengajarkan untuk mengolah rasa, memikirkan tindakan selanjutnya, agar tak terjerumus dosa. Memang benar cinta itu fitrah, tapi kita harus mengontrol rasa itu lewat tindakan selanjutnya. Bukan seperti ini, Ga," Albiruni berkata dengan nada datar.

"Manusia tempat salah dan dosa. Allah Maha Pengampun. Lantas apa lagi?" Arga menatap nanar Albiruni.

"Memang Allah Maha Pengampun, tapi itu bukan menjadi pembenaran melakukan kesalahan yang kamu sendiri tahu hukumnya bagaimana. Jangan memanfaatkan asma Allah untuk melakukan kemaksiatan," Albiruni menghela napasnya, "apa kamu merasa aman atas amal yang kamu perbuat? Oke, katakan salatmu rajin, puasamu tidak diragukan lagi, lantas itu bisa jadi penambal kesalahan yang sengaja kamu lakukan? Jangan merasa aman atas amal yang kamu kira bakal diterima Allah ﷻ. Kita nggak akan pernah tahu, amal mana yang Allah ﷻ terima atau tidak. Allah ﷻ rida kepada kita atau tidak. Kita nggak tahu."

Arga mendengus, "Begitu dosanya apa, kalau aku hanya menyimpan fotonya. Aku tak berbuat zina dengan memandanganya secara langsung maupun menyentuh tangannya. Kenapa kamu berlebihan sekali, Al?"

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang