11. It's not Him
"Why should you be here, Ga?" Mark memandang Arga dengan pandangan kecewa.
"To finish this," jawab Arga santai sembari menatap segelas cocktail yang masih utuh di depannya.
"But why? Bukankah dalam agamamu minuman ini tidak diperbolehkan?" Mark menggeser minuman yang ada di depan Arga ke dekat dirinya.
"That's none of your business," sentak Arga, melihat minuman di hadapannya sudah bergeser.
"So what? I don't care about that," tegas Mark, menatang Arga.
"Please, go! Aku tidak membutuhkanmu. Kau akan menjadi penganggu di sini," ucap Arga terbawa emosi.
Mark menyugar rambutnya, "C'mon Bro! Bukan begini caranya," Mark masih berusaha bersikap tenang.
"Please go! And let me try for that," lirih Arga, memohon pada Mark. Arga terlihat sangat putus asa. Mark yang melihat Arga seperti itu, hanya bisa mengetatkan rahangnya. Bertanya dalam hati, kenapa temannya bisa seperti ini.
"Try it! I don't care with you now. Try it!" perintah Mark, menggeser gelas itu ke depan Arga, seperti semula. Muak, Mark memalingkan wajahnya dari Arga.
Arga mengambil gelas berisi cocktail itu dengan gemetar, Mark hanya melihatnya saja, "Try!" ucapnya mempersilakan.
Arga memijat pelipisnya, bersiap meminum minuman haram itu. Saat gelas menyentuh bibir Arga, tangan Arga bergetar hebat, Arga melepaskan gelas yang berada di genggamannya dan gelas pun pecah berserakan di lantai.
Mark menoleh, tertawa, "Why? Kau tidak penasaran dengan rasanya? Apa kau malu dengan Tuhanmu karena melanggar perintah-Nya?" Mark berkata sinis.
"Shut up, Mark! Rasanya kepalaku mau pecah. Aku hanya ingin menyembuhkan sakit kepalaku dan melupakan sejenak semua masalah hidupku," ucap Arga, sembari memijat pelipisnya.
"Hey, are you okay, Ga? Kau tidak percaya dengan Tuhanmu? Apa kau melupakan-Nya? Kau selalu bicara bahwa Tuhanmu pasti mendengar doa-doa hamba-Nya. And now, you. Are you okay?" Mark tak habis pikir dengan kelakuan Arga setelah keluar dari rumah sakit, "oh wait! Apa kepala kau terbentur saat kecelakaan kemarin dan kau jadi melupakan hal penting dalam hidupmu?"
"Stop it, Mark! Setidaknya kalau kau tak mau pergi dari sini, kau hanya cukup diam saja," bentak Arga.
Mark tersenyum tipis, "Sorry, it bothers you. But, it's like i don't know you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Spirituale[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...