36. Love is the Moment
Arga dan Ungu bagaikan matahari dan bulan yang mustahil bertemu pada satu masa di langit yang sama. Surat Yasin ayat 40 pun menjadi jawaban dari Arga bahwa Ungu-nya adalah perempuan yang tak bisa ia miliki. Bagaimana pun ia mengejarnya, ia hanya akan memeluk kehampaan. Perempuan yang takdirnya bukan untuknya. Cintanya terlanjur menjauh. Jauh dan pergi. Arga hanya bisa memandangnya dari kejauhan, lalu, membiarkannya pergi.
Jika cinta semenyakitkan ini, lebih baik Arga tidak mengambil risiko untuk mencintai perempuan itu. Namun, ia sendiri tidak pernah belajar mencintainya. Hanya saja, cinta muncul dengan tiba-tiba dan Arga membuka diri untuk menerimanya. Selanjutnya, mengambil konsekuensinya.
Dan sekarang...
Melepaskan, merelakan, mengikhlaskan. Tindakan itu, bukan berarti Arga pasrah, berserah diri, putus asa seakan tidak dapat berjuang. Namun, perjuangan itu harus berganti haluan. Menjadi sebuah tujuan baru. Tidak akan terlambat untuk balik di titik awal, merencanakan perjalanan menuju akhir.
Tidak sebelum nafas terakhir berhembus. Sampai momen itu tiba, berarti Allah menghendaki bahwa perjuangan telah selasai.
Kapal yang dinahkodai Arga memang terhalang karang, meski geladak bawah kapalnya rusak akibat hantaman karang, tidak menyurutkan semangatnya untuk berjuang mengambil sisi lain perjalanan di samudera yang begitu luas, menuju dermaga yang selalu menunggu kedatangannya.
Ia hanya ingin nengubah cinta menjadi sebuah perpisahan. Namun, apa daya? Ia membutuhkan seseorang yang mendukungnya untuk melakukan hal yang benar kali ini.
Dibalik kerumunan orang yang berlalu lalang hadir dalam resepsi yang diselenggarakan kedua pengantin yang sedang berbahagia itu, netra Arga mencari keberadaan Tsabita. Di tengah-tengah para teman yang sedang berbicara dengan perempuan itu. Arga tahu, Tsabita saat ini tampak bersinar di matanya. Ia hanya fokus pada sosok Tsabita, sahabat kecilnya, yang selalu ada di tempatnya. Yang selalu tahu posisinya. Yang selalu tahu batasannya.
Pandangan Arga beralih pada pengantin perempuan yang saat ini, tak dapat dipungkiri oleh hatinya bahwa perempuan itu, memesona dengan aura yang memancar. Arga segera menunduk, membisikkan dalam hatinya tentang rasa yang masih tertinggal.
"Aku memandangmu, tetapi kamu tidak pernah sekadar melirik ke arahku. Aku memanggilmu, tetapi kamu tak pernah mendengar. Aku mencarimu, tetapi kamu selalu tidak pernah berada di tempat. Aku ingin memilikimu, walaupun aku tahu aku tak bisa."
"Maaf, itu keserakahanku, walaupun aku tahu cinta itu tak mudah untuk menghilang."
"Kuharap rasa yang datang bersama angin dapat memberi tahu hatimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Spirituale[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...