58. Don't Sick, Shine!
Firda terlihat resah menunggu Tsabita yang sedang diperiksa oleh dokter jaga di IGD, sedangkan Maira mencoba menenangkan Firda.
"Bita akan baik-baik saja. Aku duga Bita sedang isi? Dia seperti mengalami morning sickness," tebak Maira. Sebagai dokter, ia punya intuisi yang didukung oleh pengalamannya. Mungkin saja ia bisa salah duga sebelum pemeriksaan lebih lanjut. Tetapi, pada umumnya, gejala yang dialami oleh Tsabita itu menunjuk tanda-tanda Tsabita sedang diserang morning sickness.
"Menurutku enggak. Kayaknya ada yang salah sama pencernaan Bita," elak Firda. Ia tahu persis, Tsabita bukan hamil.
Maira mengangguk, membenarkan, "Bisa jadi juga sih, masalah lambung mungkin?"
Maira melihat Arga yang masuk ke dalam, menuju ruang tunggu di depan IGD, setelah memakirkan mobilnya.
"Udah dipanggil ke dalam, kan, Mi?" tanya Arga.
"Udah. Udah diperiksa juga. IGD-nya penuh, kita di suruh nunggu di sini," jawab Maira.
Arga mengangguk sebagai respons. Sebelum ia duduk, ia melihat kedatangan Ungu yang diantar oleh Albiruni. Ia menghela napas, ia juga yang berinisiatif membawa Tsabita ke rumah sakit tempat Tsabita koas ini. Mau tak mau, pastilah akan bertemu dengan dia.
Albiruni hanya menurunkan Ungu saja, lalu mobilnya pergi menjauh dari depan pintu masuk rumah sakit yang terhubung dengan lobi juga dengan IGD.
"Nak Ungu?!" Maira yang juga melihat Ungu masuk ke dalam saat dirinya sedang duduk di ruang tunggu depan IGD pun menyapa Ungu.
"Bu Dokter-- eh Umi?" Ungu segera menghampiri Maira setelah menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.
"Gimana kabarnya, Mi?" lanjut Ungu menanyakan kabar Maira.
"Alhamdulillah, baik. Eh, gimana kabar Nak Ungu? Apa dedek bayinya juga baik-baik saja?" Maira refleks mengelus perut sedikit buncitnya Ungu.
"Alhamdulillah, baik Umi. Dedek bayinya juga baik," Ungu tertawa pelan dan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Maira tadi. Mengelus perutnya sebentar.
"Umi?" lirih Arga. Ia tak menyangka kalau Ungu bisa memanggil Uminya juga dengan sebutan Umi. Maksudnya, sejak kapan? Apa memang dirinya saja yang tak pernah acuh?
"Apa Kak?" jawab Maira, ia mengira jika Arga memanggilnya. Namun nyatanya, Arga hanya menggumam sendiri.
Ungu berdehem, "Ga," sapa Ungu canggung. Bagaimanapun juga, pernyataan Tsabita itu membuat dirinya tak begitu nyaman saat bertemu dengan Arga. Kemarin saja, ia berpura-pura biasa saja. Sekarang ia juga harus memainkan peran itu lagi.
Mendengar sapaan Ungu, Arga segera menoleh ke arah Uminya, "Umi, Arga masuk aja ke ruang IGD," putus Arga. Sekali lagi, ia bersikap tak acuh dan mencoba untuk tak membalas sapaan Ungu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Espiritual[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...