63. Secret Prayers
Hal lain yang membuat Tsabita kecewa pada suaminya adalah, saat dirinya yang tak diberitahu oleh suaminya tentang perjanjian antara Arga dengan Manaf dan ia tahu semua itu dari Manaf.
"Abi, coba jelaskan pada Bita! Sekali lagi, Bita enggak ngerti," setelah Tsabita pulang bersama Shima menggunakan taksi online, Tsabita bergegas menuju ke rumah Abi dan Uminya untuk memastikan keberadaan Arga. Shima? Shima diantar oleh supir taksi online menuju rumah sakit kembali untuk mengambil mobilnya.
Manaf menghela napasnya. Merasa bersalah juga pada putrinya itu, "Maaf atas kelakuan Arga, Bita. Tapi, kamu harus mengerti jika itu yang jadi keinginannya."
"Kenapa bisa? Kenapa Kak Arga enggak kasih tahu Bita dulu? Diskusi dulu gitu biar Bita enggak mikir yang macem-macem. Jujur aja Abi, Bita pikir, Kak Arga menghindar dari Bita. Dia benci, enggak mau dekat-dekat Bita. Tapi, kalau dia benci Bita, kenapa dia menikahi Bita? Kalau dia enggak suka sama Bita, kenapa harus ada ucapan untuk memperistri Bita?" mata Tsabita berkaca-kaca, bahkan bola matanya bergetar mengekspresikan perasaan kalut dan bingungnya.
"Abi udah jelasin garis besarnya, Bita. Untuk alasan pastinya, cuma Arga yang tahu. Yang penting, Bita enggak usah berpikir macam-macam. InsyaAllah, kalau udah waktunya selesai, Arga akan pulang. Yang perlu kamu tahu, Arga menitipkan kamu sama Umi, perempuan-perempuan yang dia sayangi untuk Abi jaga," Manaf berusaha menenangkan Tsabita dengan kata-katanya.
Tsabita menunduk. Ia tak mau terima dengan ucapan Manaf. Ia tak butuh itu. Yang ia mau dan butuhkan adalah penjelasan dari Arga.
"Bita, kamu fokus ke koas kamu, lalu jadi dokter magang. Fokus sama kehidupanmu dulu. Untuk nafkah, insyaAllah Arga pasti akan kirim setiap bulan. Saran dari Abi, kalian berdua belajar dulu. Belajar tentang kehidupan dan rumah tangga. Abi tahu, kalian masih muda dan punya banyak ego dalam diri kalian yang susah untuk dikalahkan. Kalian masing-masing punya idealisme sendiri. Maksud Abi, pernikahan ini enggak salah, hanya saja, kita bisa memilih mengambil jeda dan mengatur ulang agar bisa menjadi lebih baik. InsyaAllah, semuanya bakal menjadi baik-baik saja."
Tsabita mengangguk, "Iya Abi," mengiyakan apa yang dikatakan oleh Manaf. Ia menghela napasnya, "kalau begitu, Bita pulang dulu," Tsabita tak punya energi untuk mendebat Manaf. Yang ia tahu, perkataan Manaf ada benarnya juga. Namun, pada perspektif lain, Tsabita merasa ada yang kurang pas.
"Kenapa? Kamu enggak nyaman di sini? Di sini juga rumah kamu," sebelum Tsabita beranjak pergi, Manaf menanyakan kenapa Tsabita akhir-akhir ini sering menginap di rumahnya sendiri.
Tsabita menggeleng, "Bukan enggak nyaman. Tapi, Mama masih di rumah. Besok, besok Bita akan tinggal di sini menemani Umi," Tsabita beralasan. Ia tak mungkin mengatakan alasan sebenarnya. Ia hanya ingin menjaga hati Abinya itu. Bahwasanya, ia memang tak begitu nyaman tinggal di kamar Arga. Kamar yang masih menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan perempuan yang Arga cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Sky With(out) Stars
Spiritual[17+] - C O M P L E T E Tsabita Ruby Hasyim, perempuan penyuka warna merah, memiliki kedua orang tua yang selalu mencampuri dan mengatur jalan hidup kepadanya seperti apa yang mereka inginkan. Membuat gadis berkacamata itu, bersikap apatis terhadap...