📏55. Enchanted to Meet You💊

16 5 2
                                    

55. Enchanted to Meet You

Tsabita mendengar suara mesin mobil yang diparkir di garasi rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tsabita mendengar suara mesin mobil yang diparkir di garasi rumahnya. Ia bangkit berdiri dan mencerna situasinya saat ini. Tentang siapa yang sedang memakai mobilnya itu. Ia mengenal betul bagaimana bunyi mobil kesayangannya itu. Lalu, ia melihat ke arah meja di mana seingatnya, ia meletakkan kunci mobil di sana. Ia tak menemukan kunci mobilnya itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara kunci yang diputar bersamaan dengan pintu yang terbuka.

Ia langsung saja berjalan menghampiri arah sumber suara.

"Hai, assalamualaikum," senyum Arga terulas di bibirnya. Membentuk cekungan bulan sabit yang selama ini Tsabita rindukan. Mata Arga menatap ke arah Tsabita dengan hangat. Melihatnya saja, Tsabita langsung terdiam di tempat.

"Waalaikumussalam, Kak," tak lama dari keterkejutannya, Tsabita langsung menghampiri dan menyalami tangan Arga. Ia berusaha mengambil alih dirinya dari keterkejutan akibat sosok yang dirindukannya muncul di hadapannya.

Arga membalasnya. Sebelum tangan Tsabita terlepas, cepat-cepat Arga mencium balik tangan Tsabita dengan lembut.

"Eh?" Tsabita lantas menarik cepat tangannya. Ia tertunduk malu. Serius, Tsabita tak bisa membohongi perasaannya saat ini. Ia sangat senang bertemu kembali dengan Arga.

"Kenapa?" tanya Arga dengan wajah jahilnya.

"Enggak biasanya," cicit Tsabita lirih.

"Kamu malu? Apa gimana sih, Ta? Salah tingkah, ya?" masih dengan wajah tengil, Arga menebak.

Sebenarnya tebakan Arga sangat tepat. Tanpa ditanya seperti itu pun Arga seharusnya bisa melihat tingkah yang diperlihatkan Tsabita.

Tsabita cepat menggeleng, "Enggak bukan begitu," elak Tsabita. Kata-kata yang akan diucapkan oleh Tsabita selanjutnya pun terjeda oleh suara tawa Arga.

"Oke. Oke kalau enggak. Terus, kamu apa kabar, Ta?" tanya Arga, tanpa menghiraukan lebih lanjut Tsabita yang sedang salah tingkah dibuatnya.

"Alhamdulillah, baik," jawab Tsabita. Ia berusaha menekan debaran di dadanya, "kamu sendiri gimana, Kak?"

"Tadi enggak baik. Sekarang udah baik kok," jawab Arga sekenanya.

"Memangnya kamu habis darimana? Kamu juga pakai mobilku, kan, barusan?" dahi Tsabita berkerut. Ia juga penasaran dari mana Arga tadi sampai meminjam mobil Tsabita.

"Dari rumah Al," jawab singkat Arga. Ia berjalan menuju sofa lantas duduk di sana.

Rumah Al? Pantas saja jawabannya seperti itu. Rasa-rasanya Tsabita langsung tersadar akan kenyataannya. Tsabita tersenyum sebagai reaksi alaminya.

"Oh iya, Kakak udah makan?" Tsabita mengalihkan pembicaraan. Percuma saja jika ia melanjutkan tanya yang ada dalam pikirannya. Daripada menyakiti hatinya, lebih baik membicarakan hal lainnya.

Dark Sky With(out) StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang